KABARIKA.ID, JAKARTA — Pakar infeksi dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr Erni Juwita Nelwan menjelaskan pada dasarnya memang ada yang disebut primary HIV symptom berkaitan langsung dengan infeksi tersebut.
Gejala primer HIV yang dimaksud umumnya benjolan yang berada pada area leher, dan kadang disertai demam. Namun gejala primer tersebut hanya bersifat sesaat.
Menurut dr Ernita pada kebanyakan kasus keberadaan gejala tersebut tidak disadari. Kalaupun terasa, sulit sekali dibedakan dengan keluhan lain karena dinilai tidak spesifik.
“HIV sendiri infeksinya tidak memberikan gejala khusus,” tegasnya.
Pada umumnya gejala yang muncul lebih banyak dikaitkan dengan infeksi penyerta (koinfeksi). dr Ernita juga menjelaskan pada infeksi HIV lebih rentan terinfeksi apabila daya tahan tubuh seseorang melemah.
Ia juga mengungkapkan TBC (tuberklosis) juga merupakan koinfeksi yang sering ditemukan pada pasien yang terinfeksi.
Menurut dr Erni, beberapa gejala seperti infeksi kulit serta keputihan yang berulang bisa menjadi penyakit yang mengindikasikan adanya infeksi HIV meski gejalanya tidak terkait langsung dengan HIV.
“Virusnya (HIV) nggak ada gejala yang khusus. Tapi dia bisa menyebabkan orang sakit akibat infeksi lain, dan ini yang biasanya bikin dia datang ke dokter,” jelas dr Erni.
Ketua Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) kota Bandung Sis Silvia mengatakan agar tidak parno dalam hal seperti ini, baginya mengenali faktor resiko terjangkit infeksi HIV jauh lebih penting.
“Yang harus ditekankan adalah, apakah teman-teman pernah melakukan perilaku berisiko? Ketika kita tidak pernah melakukan perilaku berisiko, tidak perlu takut,” terangnya.
Demikian juga bila ternyata punya risiko, maka disarankan agar segera melakukan tes HIV. Kalaupun ternyata positif, dapat segera ditangani agar kondisinya tidak memburuk dan menular ke orang lain.