Site icon KABARIKA

Hati-hati! Jangan Salah Olah Santan, Bisa Ancam Kesehatan

SANTAN adalah bahan andalan yang digunakan untuk memasak, dari makanan ringan hingga makanan berat. Santan akan membuat gurih masakan.

Pada makanan berat, santan biasa digunakan pada opor, kari, dan soto, dan merupakan bahan wajib pada resep makanan tersebut. Sedangkan pada makanan ringan, santan biasa digunakan pada cookies, kue, dan pudding.

Selain menambah rasa gurih dan nendang, santan juga bisa memberikan tekstur pada masakan.

Namun perlu diketahui, dalam memasak santan ini ternyata tak boleh dilakukan secara sembarangan karena bisa berbahaya bagi kesehatan tubuh.

Nah, berikut beberapa cara mengolah santan agar sehat bagi tubuh.

Dimasak lebih dari 3 menit

Santan memiliki beberapa kandungan, diantaranya terdapat asam lemak dan trigliserda yang mudah dibakar oleh tubuh.

Selain itu santan juga mengandung lemak baik yang berfungsi melindungi organ tubuh dari kerusakan dan membangun sel dan memproduksi hormon, sehingga tubuh bisa berfungsi dengan baik.

Namun, apabila cara memasaknya salah, maka akan bisa membuat lemak baik menjadi lemak jenuh.

Ahli Gizi RS Indriati Solo Baru, Rista Yulianti Mataputun, S.Gz, mengatakan “santannya bisa dimasukkan terakhir dan jangan terlalu lama dipanaskan. Misal, seperti masak sayur lodeh, jadi yang terakhir dimasukkan adalah santannya.”

Hal ini karena lemak jenis jenuh ini dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL), yang dapat menyebabkan risiko penyakit penyumbatan pembuluh darah dan penyakit berbahaya lainnya. Selain itu, memasak santan kurang dari 3 menit dapat meminimalkan perubahan lemak sehat menjadi kolesterol jahat.

Tidak dipanaskan berkali-kali

Beberapa orang bisanya memanaskan santan agar bisa digunakan kembali, padahal santan yang sudah dipanaskan lebih dari satu kali dapat menyebabkan lemak baik menjadi lemak jahat yang dapat meningkatkan risiko kolestrol dalam tubuh.

Tidak hanya itu, Santan yang dipanaskan terus menerus akan berubah menjadi lapisan minyak dalam tubuh, menjadikan lemak tubuh tidak terkendali.

Tidak mencampur dengan makanan tinggi kolesterol

Makanan khas Indonesia seperti soto, opor, dan gulai, sering kali menjadi hidangan favorit masyarakat. Banyak orang mengatakan bahwa makanan tersebut mengandung tinggi kolesterol dan disarankan untuk tidak sering makan makanan bersantan.

Padahal sebenarnya kandungan tinggi kolesterol pada hidangan tersebut terjadi karena pengolahan bersama bahan makanan lain yang tinggi kolesterol.

Selain itu, makanan bersantan juga dapat menyebabkan kenaikan berat badan apabila dikonsumsi bersamaan dengan nasi berjumlah banyak.

Bukan hanya dapat menaikkan berat badan, hal tersebut juga menyebabkan peningkatan gula darah seseorang. Hal itu dilkarenakan nasi mengandung karbohidrat dan gula.

Agar gizi yang didapat seimbang, sebaiknya tambahkan sayur-sayuran seperti kol, nangka muda atau kacang panjang ke dalam masakan. Selain menyehatkan, sayuran juga bisa menetralisir lemak di dalam masakan.

Exit mobile version