KABARIKA.ID, MAKASSAR – Melalui pernyataan tertulis, para pemimpin G7 atau Group of Seven (tujuh negara dengan kekuatan besar di dunia) mengatakan mereka akan melemahkan Rusia dari teknologi, perlengkapan industri dan jasa dari G7 yang mendukung mesin perang negara itu.
Tindakan ini berarti membatasi ekspor barang-barang yang penting bagi Rusia di medan perang, dalam penyerbuannya ke Ukraina.
Serangkaian sanksi juga akan dikenakan kepada kelompok-kelompok yang dituduh memindahkan material ke garis depan perang untuk Moskow.
Sebelumnya, dalam rangkaian acara KTT G7 yang tahun ini dilaksanakan di Hiroshima, di Jepang, G7 menyepakati akan menjatuhkan lebih banyak sanksi kepada Moskow dan memperbaharui komitmen mereka untuk menyediakan dukungan finansial, kemanusiaan, militer, dan diplomasi untuk Ukraina.
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan kepada wartawan di Hiroshima, dirinya akan memulai penjatuhan sanksi baru kepada Rusia, dan berharap negara-negara lain akan mengikuti.
Impor berlian dari Rusia ke Inggris adalah salah satu hal yang akan segera dilarang oleh pemerintah Inggris.
Ekspor berlian Rusia secara global senilai 4 miliar Dolar AS atau sekitar Rp 59,7 triliun pada 2021.
Inggris juga akan melarang pembelian tembaga, aluminium, dan nikel yang berasal dari Rusia, dengan undang-undang baru yang akan disahkan tahun ini.
“Kami percaya dengan demokrasi, kemerdekaan, peraturan hukum dan adalah hal yang benar untuk membela hal-hal tersebut,” kata Sunak.
PM Inggris itu yakin kalau negara-negara sahabat Inggris akan mengikuti langkah yang akan diambil oleh pemerintahannya.
“Saya berharap dan yakin bahwa negara-negara partner Inggris akan mengikuti langkah kami, seperti yang sudah mereka lakukan selama ini. Ini akan membuat sanksi-sanksi yang ada lebih efektif, memastikan Rusia membayar aktivitas ilegalnya,” tegas Sunak.
Sejak serangan Rusia ke Ukraina, Inggris telah menargetkan lebih dari 1.500 individu dan perusahaan, juga telah membekukan aset senilai lebih dari £18 miliar (Rp 333 triliun) dengan sanksi.
Tahun lalu, Inggris, AS, Kanada, dan Jepang juga melarang impor emas Rusia dalam upayanya untuk menghambat kemampuan negara tersebut untuk membiayai perang di Ukraina.
Amerika Serikat dan Uni Eropa juga telah mengumumkan sanksi mereka untuk Rusia. Tahun lalu, Presiden AS Joe Biden menerangkan rencana untuk melarang pembelian berlian, hasil laut, dan vodka dari Rusia.
Presiden Dewan Eropa, Charles Michel, mengatakan Uni Eropa juga ingin melarang perdagangan berlian Rusia untuk semakin mengisolasi Moskow.
Isi Pernyataan G7
Pernyataan resmi yang dirilis oleh negara-negara G7 juga menyebutkan tuntutan mereka agar Rusia dengan segera, sepenuhnya, dan tanpa syarat menarik pasukan dan peralatan militernya dari wilayah Ukraina yang diakui secara internasional.
Pernyataan itu menambahkan bahwa perdamaian yang adil tidak dapat diwujudkan tanpa penarikan pasukan dan peralatan militer Rusia secara lengkap dan tanpa syarat dan ini harus selalu dimasukkan dalam seruan perdamaian.
Para pemimpin itu juga menegaskan dukungan G7 untuk Ukraina tidak akan goyah dan negara-negara G7 berdiri bersama melawan agresi Rusia yang ilegal, tidak dapat dibenarkan, dan tidak beralasan terhadap Ukraina.
Zelensky ke Arab, Rusia Mendekat ke China
Sebelumnya, Sekretaris Nasional Dewan Keamanan dan Pertahanan Ukraina, Oleksiy Danilov mengatakan Presiden Volodymyr Zelensky akan menghadiri pertemuan G7 di Jepang.
“Kehadiran presiden kami secara langsung sangat penting untuk menekankan keinginan kami,” kata Danilov.
Zelensky diberitakan akan menghadiri pertemuan Liga Arab di Arab Saudi sebelum menuju Jepang dengan pesawat dari pemerintah Prancis.
Media India juga memberitakan Perdana Menteri India Narendra Modi, akan bertemu dengan Zelensky di Hiroshima, sementara media Jepang mengabarkan Zelensky akan tiba di negaranya pada Sabtu malam.
Namun belakangan, pernyataan resmi dari Danilov mengatakan Zelensky akan bergabung dengan KTT G7 secara daring.
Sementara itu, saat negara-negara G7 sepakat dengan tambahan sanksi, sejumlah pejabat Rusia diberitakan sedang bersiap untuk bertemu dengan sekutu mereka.
Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin dijadwalkan untuk berkunjung ke China pada 23-24 Mei, di saat bersamaan Wakil Perdana Menteri Belanda Wopke Hoekstra juga berada di China pekan depan. (BBC/rs)