KABARIKA.ID, MAKASSAR – Ada dua peristiwa sejarah yang terjadi pada 24 Mei, yang penting untuk dikenang dan dipahami makna di baliknya. Yang pertama tentang Hari Skizofrenia Sedunia, yang merupakan momentum untuk membangkitkan kesadaran tentang penyakit skizofrenia. Pemahaman yang baik tentang penyakit ini dapat mencegah timbulnya stigma terhadap penderita skizofrenia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hari bersejarah yang kedua adalah Hari Perempuan Internasional untuk Perdamaian dan Perlucutan Senjata. Peringatan ini merupakan sebuah keberhasilan dari para perempuan feminis yang mengajukan tuntutan guna melucuti cadangan nuklir dan kekuatan militer di seluruh dunia.

24 Mei 1809 – Hari Skizofrenia Sedunia

Setiap tanggal 24 Mei diperingati sebagai Hari Skizofrenia Sedunia. Peringatan ini bertujuan untuk memberi pengakuan dan menumbuhkan pemahaman kepada orang-orang yang hidup dengan kondisi tersebut.

National Schizophrenia Foundation mendeklarasikan tanggal 24 Mei sebagai Hari Skizofrenia Sedunia untuk menghormati Dr. Philippe Pinel, dari Prancis, seorang tokoh penting dalam upaya awal untuk memberikan perawatan dan pengobatan yang manusiawi bagi orang dengan gangguan jiwa.

Psikiater Swiss Eugen Bleuler adalah orang pertama kali menggunakan istilah skizofrenia pada 1911 untuk menekankan kebingungan mental dan keadaan terfragmentasi yang dialami banyak orang.

Ilustrasi penanganan pasien skizofrenia. (Foto: alodokter)

Penyakit ini mulai dicatat sejak abad ke-17, namun baru terdaftar serta diakui pada abad ke-19 saat psikiater Eugen Bleuler menciptakan nama skizofrenia.

Melansir situs nsfoundation.org, skizofrenia merupakan gangguan mental yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, dan bertindak. Gangguan ini ditandai dengan perubahan perilaku, pola pikir, dan emosi. Skizofrenia adalah gangguan mental kompleks yang mempengaruhi sekitar 1 persen populasi di seluruh dunia.

Menurut WHO Skizofrenia mempengaruhi sekitar 24 juta orang atau 1 dari 300 orang (0,32%) di seluruh dunia. Angka ini adalah 1 dari 222 orang (0,45%) di antara orang dewasa. Masa remaja akhir dan usia dua puluhan, cenderung terjadi lebih awal pada pria daripada pada wanita.

Skizofrenia sering dikaitkan dengan tekanan dan gangguan yang signifikan dalam bidang pribadi, keluarga, sosial, pendidikan, pekerjaan, dan bidang penting lainnya dalam kehidupan.

Orang dengan skizofrenia sering mengalami halusinasi, delusi, dan pemikiran yang tidak teratur. Halusinasi adalah persepsi yang salah tentang peristiwa atau orang, sedangkan delusi adalah keyakinan yang salah yang dipegang oleh orang tersebut meskipun ada bukti yang bertentangan dan pemikiran yang tidak teratur melibatkan kesulitan dalam mengorganisir pikiran dan mengekspresikannya.

Meskipun sikap terhadap penyakit mental telah berubah dalam beberapa tahun terakhir, dengan semakin banyak orang yang terbuka tentang perjuangan mereka dengan gangguan seperti depresi atau kecemasan, masih banyak kebingungan dan kurangnya edukasi mengenai skizofrenia.

Penanganan skizofrenia ini baru mulai mengikuti prosedur medis yang manusiawi pada sekitar tahun 1980, ketika pengobatan antipsikotik yang sesuai diperkenalkan dan telah ada revolusi dalam perawatan psikiatri secara umum.

Tema peringatan Hari Skizofrenia Sedunia tahun 2023 adalah Celebrating the Power of Community Kindness atau “Merayakan Kekuatan Kebaikan Komunitas”. (rus)

24 Mei 1980 – Hari Perempuan Internasional untuk Perdamaian dan Perlucutan Senjata

Pada tahun 1980 kelompok feminis pro-pasifis dari seluruh Eropa setuju untuk menyuarakan tuntutan guna melucuti cadangan nuklir dan kekuatan militer di seluruh dunia.

Pada 1985 jumlah hulu ledak nuklir aktif secara global mencapai 62.000. Saat itulah Hari Perempuan Internasional untuk Perdamaian dan Perlucutan Senjata ditetapkan pada 24 Mei.

Pada 24 Mei 1980 suara kelompok-kelompok pasifis dan hak asasi manusia di seluruh dunia meminta pemerintah di berbagai negara untuk menghentikan pembuatan dan distribusi senjata, baik untuk militer negaranya maupun untuk negara lain.

Ilustrasi perdamaian dan perlucutan senjata. (Foto: insiden24.com)

Gerakan ini terus berkembang dengan tujuan untuk bangkit dan menuntut untuk mengakhiri kekerasan dalam segela bentuk.

Banyak kontroversi yang masih menguasai kebutuhan dan melindungi kita dari senjata nuklir.

Tahun 1945 bom atom pertama diledakan oleh proyek Manhattan, kemudian pada 1945 bom atom pertama dikirim Jepang untuk menghancurkan armada Pasifik Amerika Serikat di Pearl Harbor.

Kemudian pada tahun 1949 Rusia dan Inggris menguji senjata nuklir, lalu pada 1952 Bom Hidrogen berhasil diciptakan oleh Amerika dimana bom tersebut adalah bom terkuat dari bom lainnya.

Terakhir pada tahun 1989, 14 negara telah membuat persenjataan atau menerima senjata dari sekutu.

Tujuan utama dari gerakan yang sudah tumbuh dan berkembang selama bertahun-tahun adalah bangkit dan menuntut diakhirinya kekerasan dalam segala bentuk.

Karena pemerintah tampaknya memprioritaskan persenjataan dan kemajuan militer di atas keselamatan manusia. (emrus)