JAKARTA, KABARIKA.ID-Momentum penyerahan Ijazah Profesi Insinyur dari Program Studi Profesi Insinyur Universitas Hasanuddin kepada sejumlah karyawan PT.Nindya Karya, bertempat di lantai 9 Gedung Nindya, Senin (22/5) , dihadiri langsung oleh Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Dr. Ir. Danis Hidayat Sumadilaga, M.Eng.Sc., IPU.
Dalam kata sambutannya beliau menekankan, bahwa setelah adanya UU No. 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran, saat ini PII telah bertransformasi dari yang semula hanyalah sebuah perkumpulan insinyur-insinyur yang merasa terpanggil untuk mengabdikan dirinya kepada bangsa melalui penyiapan SDM-SDM unggul di bidangnya untuk bersaing di kancah nasional dan global dengan menerapkan suatu standar keprofesian tertentu dan standar etika sebagai Insinyur Profesional (sekarang lebih dikenal sebagai IPP, IPM, dan IPU).
“Dengan mandatnya sebagai Penyelenggara Keinsinyuran di Indonesia (menurut UU No. 11/2014), kini PII mengemban tugas yang semakin luas dan semakin berat khususnya terkait akreditasi/sertifikasi internasional berskala global,”ujar Danis yang juga saat ini menjabat sebagai Ketua Satgas Pembangunan Infrastruktur Ibu Kota Baru Negara (IKN).
Sebagai catatan, imbuhnya, untuk Prodi Keinsinyuran diharapkan mengikuti ABET/Washington Accord untuk memperoleh kesetaraan insternasional. Jadi singkat katanya, berdasarkan UU No. 11/2014 PII dituntut untuk terlibat aktif dalam menyiapkan SDM-SDM Teknik Keinsinyuran sejak hulu sekali (Akreditasi Prodi Teknik di Perguruan Tinggi) hingga ujung akhir (CPD/PKB).
“PII yang akan berulang tahun ke-71 di tanggal 23 Mei ini telah bertransformasi menjadi Organisasi Pembina Keinsinyuran melalui mandat UU 11/2014 yang dalam perjalanannya telah mencapai berbagai milestones of achievement yang di antaranya adalah, Pengakuan internasional terhadap PII sebagai bagian dari International Engineering Alliances sejak 2002, Kenaikan signifikan anggota PII menjadi 80 ribu tahun ini yang didrive oleh dukungan para pimpinan perusahaan nasional maupun swasta di dalam mendaftarkan staffnya yang berlatar belakang sarjana Teknik dan Hayati, Peningkatan jumlah Insinyur Profesional menjadi 25 ribu yang di dalamnya juga berisikan ratusan Insinyur Asing yang berpraktik Keinsinyuran di Indonesia, Penambahan jumlah Insinyur Profesional teregistrasi ASEAN Engineering Register (AER) menjadi 2000 orang,”ungkap Danis.
“Pencapaian lainnya”, lanjut Danis yang baru diangkat sebagai Komisaris PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk ini, “Pembentukan PII Chapter Luar Negeri seperti PII Singapura, PII Malaysia, PII Kuwait, PII Amerika Serikat dan lainnya dalam rangka memberikan dukungan maksimal untuk peningkatan mobilitas para Insinyur Indonesia bekerja dan berpraktik Keinsinyuran di Indonesia, Dukungan PII dalam mendukung para perguruan tinggi dalam penyelenggaraan Program Profesi Insinyur (PPI) yang saat ini sudah menelurkan lebih dari 17ribu Insinyur melalui program ini”.
“Dalam waktu dekat, PII akan menandatangani Mutual Recognition Agreement (MRA) dengan Engineers Australia (EA) sebagai wujud kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Australia. Penandatangan MRA ini akan diselenggarakan di Australia bulan Juli ini yang rencananya dihadiri oleh Presiden Joko Widodo,”ucap Danis optimis pada sesi diskusi bersama Dekan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Prof. Dr. Eng. Ir. Muhammad Isran Ramli dan Direktur Utama PT Nindya Karya, Haedar.A.Karim, di momen yang sama.
“Indonesia butuh lebih banyak Insinyur. Pada saat ini kita masih berada di posisi papan bawah di antara tetangga-tetangga kita di Asia (Indonesia 5.300 engineer per juta penduduk; Vietnam 9.000 engineer dan Korea sudah di atas 20.000 engineer per juta penduduk).
Olehnya itu, kita perlu untuk bekerja keras, berinovasi, dan selalu berikhtiar mengupayakan agar bisa menggembleng dan mencetak lebih banyak Insinyur dengan kualitas yang semakin hari semakin baik. Salut untuk PSPPI Unhas yang menurut catatan PII telah menelurkan 2907 Insinyur, hingga Angkatan IX,”kata Danis yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR ini.
“Strategi kolaborasi antara Industri, misalnya Industri Konstruksi Nasional seperti contohnya PT.Nindya Karya ini, bersama Perguruan Tinggi dan Organisasi Profesi PII menjadi sebuah langkah penting dan nyata untuk menghasilkan Insinyur Profesional yang berkualitas dan mampu bersaing di pentas global,” pungkas Danis sumringah. ***