Kemenangan Erdogan dan Gerakan The Century Turkiye

Berita1156 Dilihat

Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan disambut meriah saat memasuki Gedung parlemen di Ankara. Jumat, 2/6/2023 lalu. Ratusan anggota parlemen berdiri bertepuk tangan – dalam durasi panjang dan bersorak menyambut pemimpin Turkiye itu.

Oleh: Ismawan Amir

Dalam sidang parlemen, Ketua Dewan Pemilihan Tertinggi Turkiye, mengumumkan Erdogan resmi memenangkan pemilu dengan suara 52,18 persen. Sementara pesaingnya, Kemal Kilicdaroglu mendapat suara 47,82 persen. Pada Sabtu, 3 Juni, Erdogan dilantik sebagai Presiden Republik Turkiye untuk lima tahun ke depan, 2023-2028.

Kemenangan Erdogan diraih setelah menyisihkan kandidat terkuat dari koalisi partai. Kemal Kilicdaroglu. Pertarungan yang penuh emosi di lapisan masyarakat Turkiye. Dua putaran harus dilalui untuk menentukan siapa pemimpin Turkiye.

Erdogan menang bersamaan dengan usia Republik Turkiye memasuki satu abad. Meskipun berada di tengah krisis ekonomi, Erdogan menyebut mereka siap memasuki The Century Turkiye.

Menjelang pemilu, Kemal Kilicdaroglu didukung partai oposisi. Mereka menyebut sebagai koalisi enam partai (table six) atau national alliance. Partai Rakyat Republik (CHP), besutan Mustafa Kemal Attatruk, yang berideologi sekuler, memimpin koalisi. Koalisi itu menyatukan semua pihak yang berseberangan dengan Erdogan, Termasuk dua pentolan partai AKP yang mendirikan partai baru.
Koalisi ini sangat berkepentingan mengalahkan Erdogan yang sudah berkuasa 20 tahun.

Nilai-nilai Kemal Attaturk akan dilanjutkan jika mereka menang pemilu. Termasuk akan mengubah system presidensial kembali ke parlementer. Kemal juga terang-terangan menjanjikan akan mengakhiri krisis ekonomi, lebih bersahabat dengan negara Uni Eropa (NATO), dan lebih demokratis.

Dukungan juga datang dari lembaga survey yang merilis kekalahan Erdogan pada putaran pertama. Survei MAK Research menunjukkan bahwa Kılıçdaroğlu memperoleh 50,9 persen suara, Erdogan 45,4%. Konda merilis Kilicdaroglu 49,3 % dan Erdogan 43,7%. ORC juga memenangkan Kemal Kilicdaroglu dengan 51,7% sementara Erdogan 44,2%. Lembaga survey lain Avrasya memenangkan Kemal Kilicdaroglu 51,3% dan Erdogan 44,2%.
Dengan percaya diri, lembaga survey tersebut menyebut Kemal Kilicdaroglu bisa menang dengan satu putaran. Namun, mimpi buruk bagi oposisi terjadi pada putaran pertama 14 Mei lalu. Hasil jejak pendapat semua meleset. Erdoğan unggul dengan 49,5 persen suara dan Kılıçdaroğlu memperoleh 44,96 persen, sementara satu kandidat lain Sinan Ogan meraih 5,17 persen dukungan.

Pemilu berlanjut ke putaran kedua pada tanggal 28 Mei. Masa dua pekan dimanfaatkan setiap kandidat untuk menggalang dukungan. Erdogan mendapat amunisi baru setelah kandidat lain yang berhaluan Nasionalis Sekuler, Sinan Ogan menyatakan dukungan. Ia meminta pendukungnya memilih Erdogan karena kesamaan kepentingan. Bahwa Turkiye memiliki pride, sebagai satu bangsa yang tidak dikooptasi oleh bangsa lain. Sinan Ogan dalam pidatonya setelah bertemu Erdogan menyatakan mereka telah memastikan dukungan karena sama-sama melawan semua jenis organisasi yang ingin mengutak-atik bangsa Turkiye. Seperti teroris PKK, FETO dan kelompol lainnya.

Sementara Kemal Kilicdaroglu makin massive menggalang dukungan. Kali ini ia berjanji akan memulangkan 10 juta pengungsi Suriah yang ada di Turkiye. Balihonya terpampang di kota-kota besar. Narasi yang dibangun menciptakan sentimen rakyat Turkiye yang tidak senang pada pengungsi karena menjadi beban bagi negara. Ia juga mendekati pemilih pemula, gen Z dan millennial yang jumlahnya relatif banyak. Ia mengangkat isu ekonomi, tingginya biaya hidup yang dirasakan anak muda di masa Erdogan

Kemal juga tampil di podcast seorang youtuber ternama di Turkiye. Selama empat jam ia meladeni wawancara langsung dengan perwakilan anak muda yang hadir. Respon warganet cukup besar. Sehari sebelum pemilu, ia juga merilis kampanye di social media. Kartun Kemal Attaturk berpidato menyeru rakyat Turkiye untuk datang ke kotak-kotak suara. Memilih Kemal Kilicdaroglu. Kampanye digital itu ditonton puluhan juta orang.

Sementara itu, sehari sebelum pemilu, Erdogan kembali mengunjungi masjid. Pada putaran pertama, ia Shalat di Masjid Hagia Sophia, Istanbul. Seperti Muhammad Al Fatih saat pertama kali memasuki kota Konstantinopel, ia shalat di Hagia Sophia. Analis dan pengamat di Turkiye menyebut langkah itu sebagai simbol penaklukan.

Pada putaran kedua, ia kembali melaksanakan sholat di Masjid Eyup Sultan (Masjid Abu Ayyub Al-Anshari). Sahabat Nabi yang Hijrah dari Mekkah ke Ottoman untuk untuk menaklukan Konstantinopel kala itu.

Dalam beberapa momentum dan kemenangan, Erdogan mengunjungi masjid tersebut. Termasuk saat menemukan ladang gas di Laut Hitam.

Hari menentukan, Minggu, 28 Mei 2023, televisi, dan social media aktif menyiarkan siaran langsung proses pemilu.

Setelah pukul 17.00. Perhitungan suara mulai dilaksanakan. Secara real time 85 juta rakyat Turki menantikan siapa yang bakal menjadi presiden.

Pukul 21.00 warga mulai konvoi, turun ke jalan-jalan, dan berkumpul di pusat kota. Mereka menyanyi, menari, merayakan kemenangan. Meskipun saat itu belum ada rilis resmi tetapi mereka yakin Erdogan telah menang. Malam itu rakyat berpesta hingga dini hari.

Di Ankara, Erdogan menyampaikan Victory speech di depan jutaan pendukungnya. Pidato yang sangat bersejarah itu disiarkan langsung tv dan sosial media.

Erdogan menyampaikan terima kasih pada pendukungnya. “Bangsa kami telah menggunakan keputusannya untuk mendukung Abad Turki. Hari ini, tidak ada yang kalah. Semua 85 juta telah menang, Pemenangnya hari ini hanya Turkiye.”
29 Mei, Erdogan dinyatakan memenangkan pemilu. Kemenangan Erdogan bertepatan dengan momentum 29 Mei 1453. Peristiwa bersejarah Muhammad Al Fatih menaklukkan banteng Konstantinopel yang dikuasai Kekaisaran Romawi.

Di kancah global, posisi Turkiye sangat strategis sebagai negara yang disebut Eurasia, Eropa dan Asia. Menjadi penyeimbang diantara berbagai konflik yang terjadi di Kawasan tersebut. Dalam visi Türkiye Yüzyılı (Abad Turki), Erdogan akan membangun Turkiye menjadi bangsa yang hebat dan kuat. Mereka akan memperingati satu abad Turki Oktober 2023 nanti.

Pembangunan Turkiye ke depan akan Mengacu pada Gerakan ‘Century of Türkiye’.

Erdogan menyebut Abad Türkiye merupakan rancangan menjadi salah satu dari 10 negara terbesar di dunia. Dalam semua bidang. Politik, ekonomi, teknologi, militer, dan diplomasi.

Peta jalan komprehensif yang akan mengangkat Turkiye sebagai negara yang berpengaruh di dunia.

Kemenangan Erdogan merupakan awal menuju cakrawala baru tersebut. Erdogan menggarisbawahi akan meninggalkan abad pertama Turkiye dan siap memasuki Abad Turki baru. Abad Keberlanjutan, perdamaian, pencapaian dan kesejahteraan. Melanjutkan pencapaian yang telah diraih oleh para pendahulunya menuju peradaban modern. (ars)

(Ismawan Amir adalah alumni Unhas,
sekarang di Istanbul Ticaret University, Turkiye)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *