Oleh Muhammad Iqbal Djawad, Ph.D
@iqbaldjawad#
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
SEORANG lelaki Jepang masuk ke hotel tempat saya menginap di kota Ohzu, Provinsi Ehime. Dari penampilan luar, tidak terlihat bahwa dia seorang Presiden Direktur sebuah perusahaan besar bumbu alami untuk penyedap makanan, Senmi Ekisu Co, LtD. Datang ke hotel dengan jalan kaki dengan baju kemeja lengan pendek berwarna putih khas pekerja Jepang pada musim panas. Ketika saya bertukar kartu nama, beliau memperkenalkan diri, namanya Katsuhiro Osajima, Ph.D.
Beliau sengaja datang ke hotel untuk memastikan jadwal pertemuan esok harinya. Saya hanya berpikir semestinya untuk urusan jadwal, cukup mengirimkan salah seorang stafnya saja.
Ketika saya mengemukakan hal itu, beliau sambil tersenyum mengatakan bahwa beliau harus memastikan bahwa kunjungan kami berjalan lancar tanpa melihat siapa tamu yang akan datang.
Dari pertemuan keesokan harinya saya baru mengerti bahwa perusahaan Osajima san merupakan perusahaan keluarga yang dimulai sejak 50 Tahun lalu dengan sejarah yang panjang. Sebelum sampai ke perusahaan yang sekarang, Bapaknya telah 14 kali membuat perusahaan sejenis dengan segala suka dukanya.
Yang menarik adalah bagaimana orang tua Osajima san menetapkan filosofi perusahan. Osajima san mengatakan bahwa orang tuanya membuat produk bumbu makanan dengan memakai dan mengadopsi proses dan mekanisme makanan yang masuk ke dalam tubuh. Mesin-mesin pabrik didesain dan diurutkan sesuai urut-urutan tubuh memproses makanan sampai diserap dan yang menjadi kotoran.
Proses ekstraksi dari bahan baku ikan, kepiting dan udang sampai menjadi bumbu dengan hasil akhir peptida yang mrupakan produk protein yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Salah satu tujuan dari orang tua Osajima san adalah produk bumbu makanan perusahaannya bisa meningkatkan kualitas kesehatan manusia.
Peptida adalah polimer pendek asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Mereka memiliki ikatan peptida sama dengan protein, tetapi panjangnya lebih pendek. Secara umum, jika lebih dari 50 asam amino yang terlibat adalah senyawa protein, sedangkan rantai pendek yang disebut peptida.
Semua ikan di bumi memiliki peptida dalam tubuh mereka dengan berbagai cara, sehingga peptida adalah salah satu bahan penyusun kehidupan. Peptida dapat melakukan berbagai fungsi dalam tubuh manusia, tergantung pada asam amino yang terlibat.
Beberapa dapat mengatur hormon, misalnya, sementara yang lain mengambil bagian dalam fungsi antibiotik. Tubuh kita juga dilengkapi untuk memecah dan menggunakan kembali peptida. Jika seseorang makan ikan atau udang-udangan, enzim dalam/usus memecah protein pada ikatan amida untuk menciptakan berbagai macam peptida yang dapat dicerna atau dikeluarkan, tergantung pada kebutuhan tubuh.
Yang menarik dari perusahaan yang hanya memiliki 180 orang karyawan ini adalah keinginan kuat untuk berkontribusi terhadap kualitas kesehatan manusia. Osajima tua, pendiri perusahaan ini, hidup pada masa sulitnya masyarakat Jepang mendapatkan makanan yang bergizi. Osajima muda diberi amanah untuk melanjutkan perusahaan ini. Osajima muda harus keluar dari kehidupan mapan dengan gaji yang tinggi di perusahaan raksasa Jepang, Fujiya untuk menyenangkan hati serta melanjutkan cita-cita orang tua.
Osajima muda mau untuk pindah ke kota kecil Ohzu yang jauh dari hiruk pikuk kota dengan satu tekad, berkontribusi untuk peningkatan kualitas kesehatan manusia. Mesin-mesin pembuat bumbu penyedap makanan sangat canggih teknologinya. Walaupun begitu roh dari perusahaan ini bukan terletak dari mesin dan teknologi canggih yang memang tidak bernyawa, tetapi dari pucuk pimpinan teratas sampai pekerja di tingkat bawah.
Mereka bekerja keras dengan gairah tinggi untuk menghasilkan produk yang berkontribusi terhadap kelangsungan hidup manusia. Mereka satu visi untuk menjalankan “amanah” pendiri perusahaan ini. Mereka tahu betul pendiri perusahaan 14 kali jatuh bangun dalam kurun waktu 50 tahun. Ini bukan perjalanan pendek dan instan tetapi perjalanan panjang yang butuh ketahanan dan keyakinan yang kuat akan arti sebuah tujuan.
Osajima tua telah melakoni apa yang disebutkan dalam pepatah tua Jepang Nana korobi ya oki, yang artinya 7 kali jatuh, 8 kali bangkit. Jatuh bangun dalam kehidupan merupakan suatu hal yang biasa, walau dalam kehidupan mereka berkali-kali gagal mereka tidak putus asa untuk bangkit kembali. Nilai itu masih kuat di Senmi Ekisu.
———
Penulis adalah Ketua Bidang Hubungan Internasional PP IKA Unhas periode 2022-2026.