KABARIKA.ID, MAROS–Setelqh mengalami kemacetan sekira 15 jam, poros Makassar Bone lewat Camba kembali normal.
Kendaraan umum maupun pribadi mulai lancar dari Makassar ke Bone dan sebaliknya.
Aparat kepolisian dan pemerintah setempat sibuk mengatur arus lalu lintas agar masyarakat yang terjebak kemacetan parah bisa segera bergerak ke tujuan masing-masing.
“Alhamdulillah sudah bisa bergerak,” kata Jabbar, yang ingin ke Bone.
Sekarang jalur menuju Bone dan sebaliknya melalui Camba kembali normal dan dilakukan sistem buka tutup.
Seperti diberitakan sebelumnya, jalur ke arah Bone macet total akibat runtuhan batu raksasa di kawasan hutan Karaenta Dusun Pattunuang Desa Samangki Kec. Simbang, Maros, Ahad (23/7/2023).
Runtuhan batu gunung di jalan sempit dan berkelok di sekitar di daerah Kappang terjadi sekitar pukul 00.15 wita.
Volume bongkahan batu gunung diperkirakan mencapai panjang 10 meter, lebar 5 meter dan tinggi 3 meter.
Besarnya volume bongkahan batu yang runtuh menyebabkan seluruh badan jalan tertutup. Akibatnya, akses jalan dari Makassar ke Bone atau sebaliknya tertutup total.
Runtuhan batu gunung raksasa tersebut akibat pengerjaan/pelebaran jalan Maros – Camba.
Dinding batu yang telah terpotong untuk pelebaran jalan penahannya atau letaknya tidak kuat sehingga meluncur ke bawah dan menutupi badan jalan.
Hingga siang di lokasi terjadi kemacetan total karena proses pengerjaan dan pembersihan batu menggunakan alat berat.
Masyarakat atau pengguna jalan yang akan melintas di Camba harus memutar balik dan mencari jalan alternatif.
Tidak ada korban jiwa pada insiden ini hanya saja pengguna jalan banyak yang “bermalam” di kawasan yang dalam istilah lokal disebut elle kappang.
Jalur Camba ke Bone ini memang menjadi langganan kemacetan karena kepadatan dan seringnya terjadi kecelakaan.
Selain menjadi jalur transportasi kendaraan pribadi dan umum, jalur Camba ini menjadi favorit mobil truk tronton dan truk raksasa pengangkut logistik ke Kolaka Sultra melalui pelabuhan Bajoe.
Di kawasan ini pula truk raksasa dan tronton itu kerap terperosok dan terperangkap sehingga dilakukan pelebaran jalan.
Batu bongkahan pelebaran jalan yang tidak kuat penahan atau posisinya inilah yang runtuh menyebabkan semua jenis kendaraan tertahan, termasuk pemotor.
Bersyukur setelah puluhan jam petugas berjibaku membersihkan batu yang menutupi jalan, kini poros vital itu sudah bisa dilalui. (**)