KABARIKA.ID, MAKASSAR – Ketersediaan layanan kesehatan pada kegiatan jalan santai Anti Mager yang dilaksanakan Pemprov Sulsel bekerja sama dengan TNI-Polri dan IKA Unhas pada Minggu (6/08/2023), dalam rangka menyambut HUT ke-78 Kemerdekaan RI dan HUT ke-354 Provinsi Sulsel, mutlak diperlukan. Apalagi panitia menargetkan peserta sebanyak 250 ribu orang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Empat hari menjelang puncak kegiatan, tim medis dari enam rumah sakit (RS) milik pemerintah plus Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Pemprov Sulsel mengadakan rapat koordinasi dan pembagian tugas lapangan, Selasa (1/08/2023) di sekretariat IKA PP IKA Unhas, AAS Building lantai 3, jalan Urip Sumoharjo, Makassar.

Para tenaga medis siap memberikan bantuan kesehatan secara maksimal terhadap peserta Anti Mager yang mengalami kasus kesehatan. (Foto: M. Ruslan)

Pimpinan atau perwakilan dari enam RS pemerintah tersebut juga membicarakan mengenai teknis penanganan dan evakuasi bila terjadi kasus di lapangan. Misalnya, ada peserta Anti Mager yang tiba-tiba membutuhkan penanganan medis segera.

“Cara evakuasi jika tiba-tiba ada peserta yang membutuhkan bantuan kesehatan atau medis yang ada dalam kerumunan massa, dilakukan evakuasi dengan memakai tandu, selanjutnya dibawa ke posko kesehatan. Jika membutuhkan penanganan medis lebih lanjut, maka akan dibawa ke rumah sakit terdekat,” ujar dr Arman, direktur RSUD Dadi.

Ia menambahkan bahwa kemunginan besar masalah kesehatan yang dialami peserta adalah sesak napas karena kekurangan oksigen, mengingat jumlah peserta atau kerumunan yang terlalu padat.

Pemimpin rapat menunjukkan rute jalan santai Anti Mager kepada Direktur RSKS IA Fatimah, dr Kusrini dan Direktur RSKD Gimul dr. Lulik. (Foto: M. Ruslan)

Guna memberikan bantuan medis secara maksimal terhadap peserta Anti Mager yang tiba-tiba membutuhkan bantuan kesehatan, perwakilan dari tujuh rumah sakit akan membawa peralatan medis yang memadai pada posnya masing-masing.

“Intinya, kami siap sukseskan acara ini,” tandas dr Arman.

Rapat yang dipimpin oleh kepala Seksi Kesehatan RS Haji Makassar itu, menyepakati pembagian tugas tenaga medis yang tersebar pada 17 posko yang telah ditetapkan oleh panitia.

Rinciannya adalah sebagai berikut:
Posko 1 & 17 : RS Pertiwi,
Posko 2, 3, 4 : RS Dadi,
Posko 5, 6, 7 : RS Labuang Baji,
Posko 8 & 9 : RS Haji,
Posko 10 & 11 : Labkesda,
Posko 12 & 13 : RS Sayang Rakyat,
Posko 14 & 15 : RS Fatimah, dan
Posko 16 : RS Gigi dan Mulut (Gimul).

Penempatan perwakilan RS pada setiap posko dilakukan dengan mempertimbangkan kedekatan posko tersebut dengan RS yang bersangkutan. Pertimbangannya adalah kecepatan akses jika ada kasus yang membutuhkan penangangan lanjutan di RS.

Rute jalan santai Anti Mager Pemprov Sulsel-IKA Unhas dan posisi setiap Posko. (Foto: panitia)

Setiap posko yang jumlahnya 17 buah, selain diisi tenaga medis juga ada petugas pengamanan dari unsur TNI-Polri serta panitia dari IKA Unhas.

RS Pertiwi yang posisinya paling dekat dengan episentrum kegiatan, yakni di depan Rujab Gubernur Sulsel, disepakati oleh para peserta rapat untuk menjadikannya sebagai RS lapangan bagi peserta Anti Mager yang membutuhkan penanganan medis segera maupun kegawatdaruratan.

Mengingat padatnya kerumunan yang akan terjadi karena jumlah peserta yang sangat besar, maka dr Arman meminta panitia dan aparat keamanan untuk mencegah penumpukan peserta di depan panggung, khususnya setelah Gubernur tiba di garis finish.

Demikian juga, lanjut dr Arman, pada saat pengundian kupon, aliran peserta untuk berkerumun di sekitar panggung harus dicegah.

“Keadaan ini berbahaya, sebab bila ada peserta yang terjatuh bisa terinjak-injak karena padatnya kerumunan,” ujar dr Arman.

Hadir dalam rapat tersebut, direktur RS Labuang Baji dr. Rachmawati, Direktur RS Pertiwi dr. Riyanti Nawawi, Direktur RSKS IA Fatimah, dr Kusrini, Direktur RSKD Gimul dr. Lulik, Kasubag Kepegawaian RSUD Haji, Nurdalaila, dan Koordinator Pelayanan Labkesda, dr. Muh. Taqwin. (rus)