KABARIKA.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-26 ASEAN-Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang digelar di Ruang Cendrawasih, Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (6/09/2023).
Dalam pidato pembukaannya, Presiden Jokowi mengatakan bahwa RRT adalah salah satu mitra dialog ASEAN yang memiliki status mitra strategis komprehensif.
“RRT adalah satu dari empat mitra dialog ASEAN yang memiliki status mitra strategis komprehensif,” ujar Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi mengatakan, tahun ini juga merupakan 20 tahun aksesi RRT terhadap Treaty of Amity and Cooperation (TAC). Presiden Jokowi pun mendorong semua pihak dapat memaknai hal tersebut dengan merealisasikan kerja sama konkret yang saling menguntungkan.
Menurut Presiden Jokowi, hal tersebut hanya bisa dilakukan jika semua pihak memiliki kepercayaan satu sama lain yang harus dibangun dan dipelihara bersama. Salah satu caranya adalah dengan menghormati hukum internasional.
“Trust dan kerja sama konkret inilah yang dapat menjadi positive force bagi stabilitas dan perdamaian kawasan,” tandas Presiden Jokowi.
RRT menjadi mitra dialog ASEAN sejak 1996. Pada 2021, ASEAN dan RRT meningkatkan level hubungan keduanya ke tingkat kemitraan strategis komprehensif.
Presiden Jokowi mengatakan bahwa hubungan itu harus dimaknai dengan merealisasikan kerja sama konkret yang saling menguntungkan.
Pernyataan Jokowi itu disampaikan di tengah ketegangan yang meningkat antara RRT dan sejumlah negara anggota ASEAN terhadap Laut Cina Selatan.
RRT pada 28 Agustus lalu merilis Peta Standar China edisi 2023 yang dinilai banyak pihak menunjukkan klaim sepihak RRT atas perairan tersebut.
Malaysia, Vietnam, dan Filipina menolak peta baru RRT tersebut.
Indonesia yang memegang keketuaan ASEAN tahun 2023, berinisiatif mempercepat proses perundingan pedoman tata perilaku (Code of Conduct/CoC) di Laut Cina Selatan yang disengketakan.
Pedoman percepatan itu telah diadopsi dalam pertemuan para Menlu ASEAN dan Ketua Dewan Kebijakan Luar Negeri RRT, Wang Yi di Jakarta pada 13 Juli silam, dan rencananya akan disahkan oleh para pemimpin ASEAN dalam KTT ASEAN-RRT.
Selain perundingan CoC, Indonesia akan terus mendorong peningkatan kerja sama maritim praktis antara ASEAN dan RRT sebagai upaya meningkatkan rasa saling percaya serta menjaga perdamaian, keamanan dan stabilitas di kawasan.
Kerja Sama Tiongkok-ASEAN Tetap Kokoh
Sementara itu, PM RRT Li Qiang dalam pidatonya mengatakan bahwa selama 10 tahun terakhir, Tiongkok dan ASEAN memiliki kekuatan yang maju, bahu-membahu, dan berkontribusi terhadap keberhasilan satu sama lain.
“Menghadapi perubahan besar yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam satu abad terakhir, kita telah mencapai jalur yang benar dengan mewujudkan hubungan baik yang telah lama terjalin serta kemajuan dan kesejahteraan bersama,” ujar PM Li Qiang.
PM Li Qiang menegaskan bahwa kerja sama Tiongkok-ASEAN telah berkembang pesat dan alasan utamanya adalah bahwa kedua pihak mempunyai pemahaman yang mendalam mengenai kesulitan yang ada, terus berupaya mencapai perdamaian, mempunyai aspirasi yang kuat untuk pembangunan, serta mengambil tindakan nyata untuk menjaga stabilitas regional.
“Selama kita tetap berada di jalur yang benar, apa pun badai yang mungkin terjadi, kerja sama Tiongkok-ASEAN akan tetap kokoh dan terus maju menghadapi segala rintangan serta akan mencapai perkembangan dan kemajuan yang lebih besar melalui kerja sama tersebut,” tandas Li Qiang. (*/rus)