SIANG ITU, 17 Agustus 2017. Pak Amin Syam, baru saja selesai menyampaikan sambutan testimoni, peresmian Rumah Pemenangan “NH-AZIZ” di area Pantai Losari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Saat Pak Amin Syam duduk santai didampingi istri tercinta Ibu Apiaty Kamaluddin, saya menghampiri. “Mantap sambutan testimoni tadi, Pak,” sapa saya, sekalian menyalami Pak Amin Syam, juga Ibu Apiaty.

Pak Amin tersenyum simpul. “Mestinya, tadi Dek Armin yang bikinkan saya naskah sambutan, biar lebih mantap lagi,” candanya membalas sapaan saya.

“Kan, dulu waktu Bapak Ketua Golkar, banyak naskah sambutan Bapak, saya yang bikin,” jelas saya.

Sebelumnya Pak Amin sedikit acuh pada sapaan saya, spontan berbalik menatap wajah saya. “Wah, saya tidak tau itu!” ujarnya takjub. “Kenapa tidak pernah bilang?”

“Masalahnya, pesanan naskah sambutan Bapak selalu lewat senior di Golkar. Kembalinya ke tangan Bapak, etikanya juga mesti lewat senior Pak,” jelas saya enteng.

“Maksudnya?”tanya Pak Amin bingung.

“Saya junior di Golkar Pak, saya taqlid sama senior Pak,” kata saya.

“Ohw, begitu,” ujar Pak Amin Syam, melempar tawanya yang khas.

***

Mumpung Pak Amin Syam terlihat sedang ceria, lanjut saya kisahkan padanya satu cerita.

“Pak, itu Syifa cucu Bapak ya?”tanya saya.

“Betul, kenapa dia?”ujar Pak Amin, balik bertanya.

“Kemarin, maju sebagai Ketua Osis di SD Athirah.”

“Iyya, tapi dia kalah Dek!”

“Tim suksesnya, namanya Salsa. Itu Putri saya Pak.”

“Ohw, itu anakmu ya?”

“Iyya Pak. Dulu Bapak Calon Gubernur, saya tim sukses Bapak di Golka,” kata saya mengulang cerita lama. “Kali ini cucu Bapak calon Ketua OSIS, anak saya tim suksesnya.”

Mendengar penjelasan saya, Pak Amin tersenyum geli. Tak kecuali Ibu Apiaty.

“Dulu kakeknya, saya tim suksesnya. Sekarang cucunya, anak saya lagi tim suksesnya. Jadi, sepertinya turunan saya ini, spesialis hanya tim sukses saja Pak ya?”

Spontan tawa Amin Syam meledak. Terguncang-guncang, di atas kursi. Ibu Apiaty, mencubit paha saya, sambil tertawa lebar.

“Turunanmu Tim Sukses, tapi tidak pernah sukses!” seloroh Pak Amin bercanda.

Duh! Saya segera pamit, menjauh sambil garuk-garuk kepala.

***

Ila arwahu Pak Amin Syam, allahummaghfir lahu, warham hu, wa’aafi hii, wa’fu anhu, wa akrim nuzula hu, wa adkhil hul jannata. Amiin.

Makassar, 9 September 2023