KABARIKA.ID, MAKASSAR – Universitas Hasanuddin kembali menyelenggarakan Rapat Paripurna Senat Akademik terbatas dalam rangka upacara penerimaan jabatan Profesor Bidang Ilmu Perencanaan dan Perancangan Kota, Ilmu Mekanika Tanah, dan Ilmu Alat Penukar Kalor.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Rapat berlangsung mulai 09:00 Wita secara luring terbatas di Ruang Senat Akademik Lt. 2 Gedung Rektorat Tamalanrea, Makassar.

Proses ini dihadiri Rektor Unhas Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc., Ketua, Sekretaris, dan Anggota Majelis Wali Amanat, Senat Akademik, Dewan Guru Besar, tamu undangan, serta keluarga besar guru besar yang dikukuhkan.

Adapun tiga profesor yang baru dikukuhkan adalah:
Prof. Dr. Eng. Ir. Jalaluddin, ST., MT., Dalam Bidang Ilmu Alat Penukar Kalor, Fakultas Teknik, Prof. Dr. Eng. Tri Harianto, ST, MT., Dalam Bidang Ilmu Mekanika Tanah, Fakultas Teknik  Prof. Dr. Ir. Arifuddin, M.T., Dalam Bidang Ilmu Fakultas Teknik Ilmu Perencanaan dan Perancangan Kota.

Dalam sambutannya, Rektor Unhas, Prof JJ menyampaikan proporsi Guru Besarnya lebih tinggi daripada Dosen lainnya, hal ini membuat Unhas menjadi Universitas dengan Profesor terbanyak di Indonesia.

“Saya berharap tetap meneliti dan menjadi problem solver sebagai insiyur teknik yang menciptakan inovasi-inovasi baru yang dibutuhkan masyarakat,” ungkap Prof JJ.

Sedangkan, Prof. Dr. Eng. Tri Harianto, ST, MMT menyampaikan pidatonya yang berjudul Rekayasa Perbaikan Tanah Berwawasan Lingkungan dalam Mendukung Infrastruktur Geoteknik Berkelanjutan.

Seiring perkembangan infrastruktur yang pesat, menjadikan pembangunan khususnya dalam bidang konstruksi juga semakin tinggi kebutuhannya. Perkembangan infrastruktur geoteknik menghadapi tantangan yang cukup tinggi.

“Dimana umumnya Indonesia berada di daerah rawan bencana sehingga dituntut adanya inovasi teknologi geoteknik dalam mengatasi hal tersebut,” tuturnya.

Permasalahan geoteknik yang sering kita hadapi antara lain keruntuhan lereng (longsor), penurunan tanah, kegagalan struktur pondasi (gedung, jalan dan jembatan), gempa dan lainnya.

“Keseluruhan bermuara pada permasalahan daya dukung dan kestabilan tanah pendukungnya,” jelasnya.

Sedangkan, Prof. Dr. Eng. Ir. Jalaluddin, ST., MT menyampaikan pidatonya yang berjudul Rekayasa Teknologi Alat Kalor Penukar Kalor Untuk Pemanfaatan Energi Terbarukan.

Kebutuhan energi di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan laju pertumbuhan penduduk.

“Sumber energi yang andal dan terjangkau merupakan penopang dan prasyarat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Heat Exchanger atau alat penukar kalor merupakan suatu peralatan yang memfasilitasi pertukaran kalor antara dua atau lebih fluida yang mempunyai temperatur berbeda ataupun perpindahan kalor dari suatu sumber kalor.

“Rekayasa teknologi alat penukar kalor khususnya yang memanfaatkan sumber energi terbarukan seperti energi matahari dapat dimaksimalkan penggunaannya untuk kebutuhan suplai air panas baik untuk kebutuhan residential. bangunan pemerintah dan komersial maupun industri,” tuturnya.

Selanjutnya, Prof. Dr. Ir. Arifuddin, M.T. menyampaikan pidatonya yang berjudul Perencanaan dan Perancangan Kota Berbasis Sosio-Kultural. Dinamika urbanisasi, memotivasi pembangunan fisik kota, namun demikian perlu upaya menjaga harmoni antara manusia, lingkugan buatan.

“Dan alam Kota bukan hanya suatu bentuk fisik formal semata, tetapi juga mengandung institusi manusia dan tempat kehidupan,” katanya.

Perencanaan dan perancangan kota di Indonesia jarang mengakomodasi keberagaman struktur sosio-kultural Para perancang kota justru melihat kota sebagai physical artifact ketimbang sebagai cultural artifact.

“Fenomena kota seperti degradasi kualitas hidup, interaksi masy, layanan pemerintah, dan rendahnya partisipasi masyarakat, menunjukkan urgensi pemenuhan dimensi sosio-kultural perencanaan & perancangan kota yang harus diterapkan,” jelasnya. (**)