KABARIKA.ID, MAKASSAR – Virus Covid-19 terus bermutasi. Baru-baru ini peneliti menemukan keturunan terbaru dari virus Covid-19 varian BA.2.86 atau dikenal dengan Pirola. Varian ini telah terdeteksi di beberapa negara, termasuk AS dan Selandia Baru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pirola memiliki lebih dari 30 mutasi pada protein lonjakannya, lebih banyak dibandingkan varian XBB.1.5, yakni varian Omicron yang merupakan strain dominan di AS.

Epidemiolog UGM, Riris Andono Ahmad mengatakan, gejala virus Covid-19 varian Pirola lebih ringan dibanding varian lainnya. Hal itu dikarenakan varian ini merupakan bagian mutasi dari varian Covid-19 sebelumnya.

“Umumnya virus varian baru itu relatif lebih ringan, karena secara evolusioner (berangsur-angsur) seharusnya virus itu akan berubah lebih tidak berbahaya setelah mutasi,” ujar Riris dalam perbincangan Pro3 RRI, Jumat pagi (15/09/2023).

Epidemiolog UGM Riris Andono Ahmad menyebut gejala virus Covid-19 varian Pirola lebih ringan dibanding varian lainnya. (Foto: Ist)

Meski demikian, Riris menegaskan bahwa itu tidak berarti tidak akan kembali muncul virus yang lebih parah lagi. Karena secara umum yang lebih berat juga akan terseleksi atau tersingkirkan.

Biasanya penyebaran yang lebih cepat itu menunjukkan indikasi gejala yang tidak terlalu terlihat. Seperti, orang tidak merasa sakit sehingga virus tersebut bisa menyebar secara leluasa tanpa masyarakat sadari.

“Itu yang menjadi catatan, karena mutasinya itu sebenarnya cukup banyak. Pirola sama seperti varian delta maupun omicron,” kata Riris.

Maka dari itu, Riris berharap masyarakat bisa menjaga kesehatan lebih ketat lagi. Jika bergejala, masyarakat bisa menghentikan aktivitas, sehingga tidak menyebabkan penularan.

Covid-19 varian Pirola sedang diawasi secara ketat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Nama Pirola merupakan kombinasi huruf Yunani Pi dan Rho.

Para ilmuwan berusaha keras untuk memahami apakah Covi-19 varian Pirola ini menimbulkan risiko yang lebih besar bagi manusia dibandingkan varian pendahulunya.

Varian ini pertama kali diidentifikasi pada 24 Juli 2023, dan telah diberi status sebagai varian yang menarik perhatian oleh WHO karena jumlah mutasinya yang signifikan, dan melebihi varian sebelumnya.

Hingga kini, sudah ada tujuh kasus Covid-19 varian Pirola yang dilaporkan ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.

Varian Pirola sejauh ini telah terdeteksi di 12 negara, yakni

Amerika Serikat,
Israel,
Kanada,
Denmark,
Inggris,
Afrika Selatan,
Swedia,
Norwegia,
Swiss,
Thailand,
Prancis
Portugal.

Gejala Covid-19 varian Pirola tidak memiliki gejala khusus yang diketahui hingga saat ini. Pengidap Pirola di Michigan dilaporkan memiliki gejala ringan dan tidak perlu dirawat di rumah sakit. (*/rus)