KABARIKA.ID, MAKASSAR — Wakil Presiden (Wapres) RI, KH Ma’ruf Amin melakukan peletakan batu pertama pembangunan dua mega proyek milik mantan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman di Jalan Kesadaran, Kelurahan Panaikang, Kota Makassar, Senin (9/10/2023) siang.
Dua mega proyek tersebut adalah Masjid Hj Andi Nurhadi dan AAS International Hospital. Hj Andi Nurhadi adalah nama ibu Andi Amran Sulaiman. Bahkan masjid ini akan menjadi masjid termegah di Kawasan Timur Indonesia (KTI)
Selain dihadiri wapres, ground breaking dua mega proyek ini juga dihadiri unsur Forkopimda Sulsel, sejumlah bupati dan wali kota di Sulsel dan para pimpinan wilayah perbankan.
Sebelum prosesi seremoni peletakan batu pertama (ground breaking), Andi Amran Sulaiman selaku Founder Tiran Group di depan wapres menceritakan kisahnya hingga membangun masjid tersebut.
Andi Amran mengaku, jika bapaknya adalah seorang tentara yang gajinya hanya Rp160 ribu per bulan. Sementara bapaknya harus menghidupi 12 orang anak. Makanya, kata Amran, sejak kecil mereka sudah terbiasa bekerja keras membantu ekonomi keluarga. Bahkan pernah bekerja sebagai pemecah batu.
Makanya, saat itu Andi Amran bertekad ingin mengubah ekonomi keluarganya. Selepas kuliah di Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin (Unhas) ia pergi merantau ke Jakarta. Saat tiba di Jakarta dengan menggunakan kapal laut, Owner PT Tiran Group ini bingung mau nginap dimana.
“Mau tinggal di wisma, uang tidak cukup. Tinggal di kos-kosan juga tidak ada uang. Akhirnya saat itu saya tidur di Masjid Istiqlal,” tutur Founder AAS Foundation ini.
“Saat itu saya berdoa. Ya Allah jika saya diberi rezeki, maka saya akan bangun masjid. Alhamdulillah, doa saya terwujud hari ini,” kata Ketua Umum IKA Unhas ini.
Selain peletakan batu pertama untuk Masjid Hj Andi Nurhadi, hari ini juga dilakukan peletakan batu pertama pembangunan AAS International Hospital.
Andi Amran juga mengaku jika pembangunan rumah sakit bertaraf internasional ini juga punya kisah. Dimana, saat kehidupannya belum mapan, sang ibu Andi Nurhadi kena stroke. Lantaran tak ada uang, ibunya hanya dirawat ala kadarnya.
“Tapi setelah aku diberi rezeki, aku bawa ke Makassar. Tapi dokter di Makassar disarankan ke Jakarta. Tapi setekah itu kami akhirnya merawat ibu kami di Singapura. Alhamdulillah kami masih bisa merawat ibu kami sampai 15 tahun,” jelasnya.
“Masjid ini nanti aku hibahkan ke masyarakat dan rumah sakit akan digratiskan untuk masyarakat tidak mampu,” tutup Andi Amran. (*)