Prof Abdul Haris: Penanganan dan Pengurangan Sampah Harus Dimulai dari Sumbernya

Berita556 Dilihat

KABARIKA.ID, MAKASSAR—Tim Kelompol Kerja (Pokja) Bank Sampah Universitas Hasanuddin menggelar workshop dan sosialisasi pengelolaan sampah di Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Jumat (20/10/2023).

Kegiatan ini merupakan bukti dan  implementasi upaya pengurangan dan penanganan sampah dalam kampus Universitas Hasanuddin.

Prof. Dr Abdul Haris, mewakili Dekan FIKP membuka kegiatan dan hadir bersama beberapa pejabat dan tenaga pendidik (tindik) di tingkat FKIP serta bagian cleaning servis.

Sementara, dari tim pokja bank sampah Unhas menghadirkan dua narasumber yakni, Dr. Eng. Ir. Irwan Ridwan, dan Saharuddin Ridwan SS MM serta beberapa anggota pokja bank sampah Unhas, seperti Abdullah, Hasbi, Ibrahim, Viana dan Dwi Purnamasari.

Wakil Dekan II FKIP, Prof Abdul Haris menyambut baik inisiasi kegiatan workshop dan sosialisasi.

Apalagi menurutnya, upaya pengurangan dan penanganan sampah memang harus dimulai dari sumber.

Menurut Haris, salah satu penyebab tidak terkelolanya sampah dengan baik adalah pola pikir.

“Saya melihat pola pikir masih perlu dibenahi. Bahkan sering saya lihat banyak puntung rokok di pot-pot bunga di sekitar kampus FIKP,”  ungkap Haris.

Sementara itu, Dr. Irwan selaku narasumber kegiatan menyatakan, pengelolaan sampah jika ingin berkelanjutan maka harus menjalankan lima aspek pengelolaan sampah.

Kelima aspek lanjut Irwan adalah regulasi, pembiayaan, kelembagaan, pemberdayaan dan teknik operasional.

Khusus di kampus Unhas urai dosen Teknik Lingkungan ini, Unhas yang sekarang menuju kampus dunia (Word University) harus melakukan sistem pengelolaan sampah yang terintegrasi dari hulu ke hilir.

“Makanya kehadiran pokja bank sampah Unhas ini adalah salah satu upaya kampus Unhas untuk mengelola sampah secara berkesinambungan,” kata alumni S3 Jepang ini.

Tapi, tambahnya,  harus sesuai dengan pola pengelolaan sampah yang sesuai dengan regulasi pengelolaan sampah.

Untuk itu menurut Irwan, Unhas harus memiliki regulasi yang jelas, kelembagaan dan pembiayaan agar pengelolaan sampah bisa berjalan berkelanjutan.

“Kami berharap setelah kegiatan ini bisa ditindaklanjuti dengan kegiatan di lapangan,” ungkapnya

Untuk teknis pengelolaan sampah khususnya bank sampah, Saharuddin Ridwan juga dari pokja bank sampah menyampaikan jika kelembagaan dan regulasi pengelolaan sampah sudah berjalan maka, tinggal ditindaklanjuti dengan kegiatan di lapangan.

Mekanisme bank sampah menurut mahasiswa S3 Ilmu Lingkungan Unhas ini, adalah pengumpulan sampah melalui ciivitas akademika kampus FIKP kemudian diserahkan/ditimbang di bank sampah Unit fakultas.

Setelah ditimbang maka bank sampah pokja Unhas akan menimbang sampah dari FKIP.

Meski demikian, kata mantan ketua Asosiasi Bank Sampah Indonesia ini, tahap awal membentuk bank sampah adalah sosialisasi dan edukasi di semua mahasiswa dan tenaga pendidik serta cleaning servis di FIKP.

“Di bank sampah ada 4 kelompok sampah yang dibeli antara lain, plastik, kertas, logam, dan botol kaca yang dibeli di bank sampah induk kota Makassar. Silahkan dari FIKP melakukan pemilahan sampah sesuai dengan komposisi sampah an organik yang ada di area kmpus FIKP,” ungkap Sahar.

Selain kegiatan di dalam ruangan, workshop ini juga dilakukan di kantor pokja bank sampah Unhas yang terletak di exfarm Fakultas Pertanian. Di Pokja bank sampah Unhas ini, para peserta langsung menerima praktek tentang pilah sampah sesuai jenis sampah yang ada. (shr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *