KABARIKA.ID, JAKARTA – Data terbaru Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengenai kasus cacar monyet atau Monkey Pox (Mpox) menemukan sebaran di tiga provinsi berdasarkan domisili pasien. Yakni, Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Provinsi Banten.
Tambahan tiga kasus baru tersebut menambah jumlah kasus cacar monyet di Indonesia menjadi 27 kasus.
“Sampai hari ini tercatat tambahan tiga kasus baru, semuanya DKI Jakarta. Sisanya berada di Jawa Barat dan Banten,” ujar Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, Maxi Rein Rondonuwu di Jakarta, Selasa (31/10/2023).
Laporan yang dirilis Kemenkes RI pada 29 Oktober 2023 menyebutkan, terdapat 24 kasus Mpox tersebar di DKI Jakarta.
Yaitu, Jakarta Selatan sembilan kasus, Jakarta Barat lima kasus, Jakarta Timur tiga kasus, dan Jakarta Utara satu kasus.
Sedangkan kasus di Banten tersebar di Kabupaten Tangerang dua kasus, Kota Tangerang Selatan dua kasus, dan Kota Tangerang satu kasus.
Di Jawa Barat, kasus cacar monyet tercatat di Kota Bandung sebanyak satu kasus.
Seluruh kasus konfirmasi dialami oleh pasien pria dengan rentang usia 25-48 tahun. Umumnya memiliki kondisi penyerta HIV/AIDS.
Maxi mengatakan, Kemenkes masih melakukan kegiatan pelacakan kasus baru dan menemukan sebanyak 21 suspek.
“Kegiatan tracing semakin bagus. Saat ini ada 21 kasus suspek menunggu hasil konfirmasi laboratorium,” ujar Maxi.
Sampai saat ini, Kemenkes telah mengklasifikasikan 44 suspek sebagai discarded atau tidak terkait dengan cacar monyet.
Menurut Maxi, untuk menanggulangi cacar monyet di Indonesia Kemenkes melakukan sejumlah upaya surveilans dan vaksinasi sejak 23 Oktober.
Upaya itu ditujukan khusus untuk populasi kunci berisiko yang berjumlah 477 sasaran.
Kemenkes bekerja sama dengan berbagai pihak dalam melakukan komunikasi risiko untuk dapat meminimalkan penularan cacar monyet ke manusia.
Apa itu Cacar Monyet?
Cacar monyet adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi virus langka dari hewan (zoonosis) atau sering disebut virus Mpox.
Disebut cacar monyet karena monyet merupakan inang utama dari virus Mpox.
Gejala Cacar Monyet
Gejala cacar monyet umumnya akan mulai terasa setelah 6-16 hari seseorang terpapar. Masa inkubasi virus ini berkisar antara 6-13 hari.
WHO membagi gejala cacar monyet menjadi dua periode infeksi, yaitu periode invasi dan periode erupsi kulit.
1. Periode Invasi
Periode ini berlangsung dalam 0-5 hari setelah terinfeksi virus. Adapun gejala yang ditimbulkan adalah:
– Sakit kepala berat
– Demam
– Sakit punggung
– Lemas (asthenia)
– Nyeri pada otot
– Mual dan muntah (terutama yang terkena langsung dari gigitan hewan)
– Pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati)
Perbedaan utama gejala cacar monyet dengan cacar lainnya adalah adanya pembengkakan pada kelenjar getah bening.
Pada kasus lain, gejala yang ditimbulkan bisa saja lebih parah. Seperti gangguan pernapasan, radang tenggorokan, batuk, dan hidung tersumbat.
2. Periode Erupsi Kulit
Gejala utama pada periode erupsi kulit adalah munculnya ruam pada kulit. Biasanya akan terjadi pada rentang waktu 1-3 hari setelah pengidap mengalami demam.
Pertama-tama, ruam akan muncul di wajah, kemudian mulai menyebar ke seluruh tubuh. Area tangan, kaki, dan wajah merupakan bagian yang paling terdampak ruam.
Ruam kulit diawali dengan bintik-bintik kemudian berubah menjadi lenting atau vesikel, yaitu lepuhan yang berisi cairan. Lalu, dalam beberapa waktu akan membentuk kerak.
Diagnosis Cacar Monyet
Untuk memastikan apakah seseorang terinfeksi cacar monyet, dokter akan melakukan diagnosis dengan pemeriksaan fisik untuk mengidentifikasi gejalanya.
Agar hasil diagnosis lebih akurat, pasien akan dianjurkan untuk melakukan tes laboratorium guna mengetahui jenis virus yang menginfeksi. Salah satu prosedur tes yang sering dilakukan adalah tes PCR (Polymerase Chain Reaction). (rus)