KABARIKA.ID, JAKARTA – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebutkan, ada lahan rawa seluas 10 juta hektare, yang berpotensi untuk menggenjot produksi pangan nasional, khususnya padi dan jagung.
Mentan menyampaikan hal tersebut dalam Forum Grup Discussion (FGD) Program Akselerasi Percepatan Produksi Padi dan Jagung di Lahan Rawa, di Gedung D, Kantor Pusat Kementrian Pertanian RI.
Kegiatan yang melibatkan sejumlah akademisi itu, diharapakan bisa memberi masukan dan solusi membantu percepatan tanam dan membangun rawa jadi lahan produktif.
Di antara 10 juta hektare lahan rawa yang ada, beberapa di antaranya sudah berproduksi dan mampu menghasilkan 5 ton per hektare.
“Sekarang baru 5 ton tapi ke depan akan kita tingkatkan menjadi 7 ton per hektare. Jadi yang indeks pertanian (IP)-nya 1 kita naikan jadi 2 atau menjadi 3. Semuanya perlu kolaborasi dan kerja keras untuk memaksimalkan lahan rawa yang ada,” kata Amran, Kamis (9/11/2023).
“Itulah pentingnya mengundang akademisi (Dekan Pertanian), dalam grup diskusi, agar mereka bisa membantu percepatan tanam dan membangun rawa sebagai lahan produktif. Sehingga secara teknis, mahasiswa akan dilibatkan dalam program magang dan dosen yang ahli di bidang rawa dan benih akan kita maksimalkan semua,” sambungnya.
Kepala Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi menambahkan, target akselerasi percepatan ini, untuk terwujudnya swasembada pada 2025 nanti, agar Indonesa bisa menekan kebijakan impor.
“Kita mengajak, agar kampus dan para akademisi lain terlibat secara langsung dalam proses percepatan ini. Seluruh komponen harus mendukung akselerasi ini. Terlebih para ahli bisa terlibat secara langsung. Kami minta agar perguruan tinggi juga memberi rekomendasi terkait peningkatan produksi padi dan jagung baik di lahan rawa, sawah maupun kering,” tambah Dedi.
Pada kesempatan itu, Sam Herodian, akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB) mengaku, siap menyerahkan mahasiswa untuk berkolaborasi dengan pemerintah dalam memanfaatkan lahan rawa yang kini bisa dioptimalkan menjadi lumbung pangan nasional. Menurutnya, program akselerasi yang dilakukan kementan sangat bagus dan membantu percepatan swasembada.
Terlebih, saat ini sudah ada program khusus dari Kemendikbud Ristek untuk mengakomodir semua kegiatan mahasiswa yang ingin turun langsung ke lapangan. “Di kampus itu ada Program Meradeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang digagas Kemendikbud Ristek. Dalam rangka itu mahasiswa butuh tempat untuk melatih mereka di lapangan. Kebetulan di kementan ada akselerasi lahan rawa dan itu sudah pas dengan semua program yang ada,” seru Sam.
Peneliti Senior dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Prof Hasil Sembiring pun, sangat mendukung penuh upaya kementan memanfaatkan lahan rawa sebagai lahan produktif nasional. “Ini adalah ide cemerlang sebagai pondasi masa depan menuju swasembada,” serunya.
Dengan pengoptimalan lahan rawa maka luas panen bisa ditingkatkan melalui IP dan tentunya rawa punya potensi yang sangat luas. “Jadi itu sangat bagus menurut saya dan tidak ada jalan lain kecuali meningkatkan produktivitas,” tututp Prof Hasil. (**)