KABARIKA.ID, JAKARTA – Pada peringatan Hari Pahlawan besok, Jumat, 10 November 2023, pemerintah akan memberikan anugerah gelar Pahlawan Nasional kepada enam tokoh bangsa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kepastian tersebut tertuang dalam surat Kementerian Sekretariat Negara Nomor R-09/KSN/SM/GT/.02.00/11/2023, tanggal 3 November 2023, yang ditandatangani oleh Sekretaris Militer Presiden, Laksada TNI Hersan, SH, M.Si, M.Tr.Opsia.

Dalam surat tersebut disebutkan bahwa Presiden RI Joko Widodo telah menyetujui dan menetapkan enam tokoh nasional dari berbagai daerah, sebagai penerima anugerah gelar Pahlawan Nasional.

Keenam tokoh bangsa tersebut adalah:

1. Ida Dewa Agung Jambe, asal Provinsi Bali,
2. Bataha Santiago, asal Provinsi Sulawesi Utara,
3. M. Tabrani, asal Provinsi Jawa Timur,
4. Ratu Kalinyamat, asal Provinsi Jawa Timur,
5. KH. Abdul Chalim Leuwimunding, asal Provinsi Jawa Barat, dan
6. KH. Ahmad Hanafiah, asal Provinsi Lampung.

Di antara keenam tokoh dan pejuang yang menerima gelar Pahlawan Nasional tersebut, dua di antaranya merupakan ulama besar.

Sosok KH. Abdul Chalim Leuwimunding

KH. Abdul Chalim Leuwimunding. (Foto: NU)

KH. Abdul Chalim Leuwimunding lahir di Leuwimunding, Majalengka, Jawa Barat, pada 2 Juni 1898. Ia adalah putra dari pasangan Kedung Wangsagama dan Satimah.

Kakeknya adalah seorang Kepala Desa Kertagama, putra Buyut Liuh yang merupakan putra seorang Pangeran Cirebon.

Jika ditelisik, silsilah KH. Abdul Chalim bersambung kepada Sunan Gunung Djati, salah satu Walisongo yang berdakwah di Jawa Barat.

Kiai Abdul Chalim terlibat aktif di awal-awal pendirian NU di Surabaya bersama KH Abdul Wahab Chasbullah.

Semasa hidupnya, KH Abdul Chalim Leuwimunding konsisten mendedikasikan diri untuk membangun pendidikan bangsa.

Salah satunya melalui gerakan lembaga pendidikan sosial dan politik bernama Taswirul Afkar (kebangkitan pemikiran).

Selain berjibaku ikut melakukan pergerakan nasional kemerdekaan, KH. Abdul Chalim Leuwimunding merupakan tokoh penting di balik layar dokumen-dokumen pencatatan di tubuh NU.

Sosok yang memilih untuk tidak populer ini membantu KH. Wahab Casbullah (Katib) sebagai Naibul Katib dalam kepengurusan pertama PBNU.

Profil KH. Ahmad Hanafiah

KH. Ahmad Hanafiah. (Foto: kbrn)

KH. Ahmad Hanafiah adalah ulama dan tokoh pejuang yang berasal dari Sukadana, Lampung Timur. Ia lahir pada 1905.

KH. Ahmad Hanafiah adalah putra sulung dari KH. Muhammad Nur, pimpinan Pondok Pesantren Istishodiyah di Sukadana yang menjadi pondok pesantren pertama di Provinsi Lampung.

Bupati Lampung Timur M. Dawam Rahardjo mengaku bangga dan memberikan apresiasi atas pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada KH. Ahmad Hanafiah oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo.

“Setelah proses yang panjang akhirnya disetujui. Kami sangat bersyukur atas keputusan Presiden yang mengakui dedikasi dan jasa besar yang telah diberikan oleh KH. Ahmad Hanafiah atas kontribusinya dalam mengusir penjajah di Indonesia,” kata Dawam.

KH. Ahmad Hanafiah, kata Dawam, adalah sosok yang telah berkontribusi dengan luar biasa dalam bidang keagamaan, sosial, dan pendidikan. Penetapan beliau sebagai Calon Pahlawan Nasional adalah sebuah penghormatan yang sangat layak.

“Pemerintah Daerah komitmen memperjuangkan KH. Ahmad Hanafiah untuk menjadi pahlawan nasional, karena beliau putra terbaik Lampung Timur,” kata Dawam.

Menurut Dawam, pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada putra terbaik Lampung Timur ini, akan menjadi inspirasi bagi masyarakat Sukadana.

”Semangat dan semakin besarnya peran beliau dalam sejarah Indonesia harus dijadikan sebagai contoh yang patut diikuti oleh generasi penerus,” tandas Dawam.

Ahli waris para tokoh penerima gelar Pahlawan Nasional tersebut akan hadir di Istana Negara Jakarta, besok, Jumat, 10 November 2023, untuk menerima surat/piagam penghargaan gelar Pahlawan Nasional tersebut dari Presiden RI Joko Widodo.

Peringatan Hari Pahlawan 2023 mengusung tema, “Semangat Pahlawan untuk Masa Depan Bangsa dalam Memerangi Kemiskinan dan Kebodohan”.

Tema tersebut mengandung makna bahwa generasi penerus bangsa diminta untuk memaknai semangat para pahlawan yang telah berjuang dan mempertahankan nilai-nilai dan identitas bangsa. (rus)