Otoritas Mesir: Truk Bantuan BBM untuk Palestina Berhasil Masuk Gaza Melalui Rafah

Berita954 Dilihat

KABARIKA.ID, MAKASSAR – Pihak keamanan Mesir mengatakan truk bantuan BBM telah berhasil masuk ke Gaza melalui Rafah, yaitu pintu perbatasan Mesir-Palestina hari ini, Rabu (15/11/2023).

Kantor berita Reuters dan media Mesir Al Qahera News melaporkan, bahwa satu truk bantuan berisi bahan bakar ini merupakan pengiriman pertama yang diizinkan oleh pihak Israel masuk dari Rafah sejak agresi Israel terhadap Gaza pada 7 Oktober lalu.

“Saksi mata mengatakan dua truk lainnya mengantre di sisi Mesir, tepatnya di penyeberangan Rafah untuk memasuki Gaza,” tulis laporan Reuters.

Pengiriman bantuan kemanusiaan secara terbatas telah dibawa dari Mesir ke Gaza sejak 21 Oktober 2023, tetapi Israel menolak masuknya bantuan BBM.

Sumber di Mesir mengatakan bahan bakar tersebut bakal dikirim ke perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memfasilitasi pengiriman bantuan tersebut, setelah truk-truk di pihak Palestina berhenti beroperasi karena kekurangan bahan bakar.

Dua truk kemanusiaan pengangkut BBM dilaporkan berhasil masuk ke Gaza dari pintu perbatasan Rafah, Rabu (15/11/2023). (Foto: kbrn/Reuters)

Meski demikian, Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina atau The United Nations Relief and Works Agency for Palestina Refugees in the Near East (UNRWA) menyatakan, pihaknya belum bisa mengonfirmasi kabar masuknya truk BBM tersebut.

“Tidak ada bahan bakar yang masuk ke Gaza sejak 7 Oktober,” kata Direktur Komunikasi UNRWA,” ujar Juliette Touma kepada media.

Sejak agresi Israel pecah pada 7 Oktober lalu, Israel memang memblokade total kebutuhan dasar seperti makanan, air, listrik, dan bahan bakar di Gaza.

Badan Kementerian Pertahanan Israel (COGAT) yang menangani urusan sipil Palestina, pun baru-baru ini melaporkan bahwa truk PBB yang mengangkut bantuan kemanusiaan melalui penyeberangan Rafah akan diisi bahan bakar sesuai permintaan Amerika Serikat”.

PBB dalam beberapa hari belakangan memperingatkan Israel untuk prioritaskan masalah kemanusiaan di Gaza. Sebab, selama ini persediaan BBM untuk operasional rumah sakit telah habis.

Sejumlah rumah sakit dan fasilitas medis utama di Gaza kewalahan dan berhenti beroperasi, justru ketika perang Israel-Hamas bertambah sengit.

Fokus perhatian tertuju pada Al-Shifa, rumah sakit terbesar di Gaza. Di RS ini, ribuan orang terjebak akibat pertempuran sekitar.

Namun, fasilitas kesehatan lain juga melaporkan kekurangan pasokan BBM, obat-obatan, dan listrik karena perang terus berkecamuk.

Hingga Senin (13/11/2023), korban tewas akibat agresi Israel ke Gaza sejak 7 Oktober lalu, telah mencapai 11.240 orang.

Sebanyak 4.630 dari total korban tewas tersebut merupakan anak-anak, dan 3.130 lainnya merupakan perempuan. (rus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *