KABARIKA.ID, JAKARTA – Indonesia menggandeng Singapura untuk riset perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan. Ini merupakan kolaborasi antara Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek) dan Nanyang Technological University (NTU) Singapura.
Program yang disponsori oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan itu diberi nama Indonesia NTU Singapore Institute of Research for Sustainability and Innovation (INSPIRASI).
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim berharap kerja sama ini dapat mendorong kualitas pendidikan untuk melahirkan inovasi bermanfaat bagi masyarakat.
“Ini momentum penting bagi Indonesia dan Singapura yang telah berkomitmen untuk berkolaborasi dalam mengembangkan ekosistem riset. Khususnya di bidang-bidang strategis, seperti perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan,” kata Nadiem di Jakarta, Kamis (16/11/2023).
Nadiem meyakini bahwa hasil yang diperoleh melalui program INSPIRASI ini akan mendorong rekognisi global, khususnya untuk kampus-kampus di Indonesia.
“Kolaborasi yang kita lakukan dalam program INSPIRASI dalam lima tahun ke depan, saya harap bukan hanya sekadar inisiatif riset. Tapi merupakan upaya untuk mengakselerasi kualitas pendidikan, mendorong lahirnya lebih banyak inovasi, dan memberikan dampak besar bagi masyarakat,” ujar Nadiem.
Sementara itu, Menteri Pendidikan Singapura, Chan Chun Sing menyampaikan dukungan kuatnya terhadap peluncuran INSPIRASI.
“Hal ini sekaligus menandai langkah penting kerja sama bilateral kedua negara perihal perubahan iklim. Serta merefleksikan pentingnya kerja sama dalam melakukan inovasi dan mempercepat transisi energi hijau melalui kolaborasi lintas institusi,” kata Chan.
Menurutnya, perubahan iklim adalah ancaman eksistensial dan nyata. Terlebih, Indonesia dan Singapura merupakan negara yang berada di wilayah pesisir sehingga rentan terhadap cuaca ekstrem dan kenaikan suhu permukaan laut.
“Peluncuran Indonesia–NTU Singapore Institute of Research for Sustainability and Innovation merupakan momentum dalam upaya memitigasi perubahan iklim dan tujuan pembangunan berkelanjutan. Saya yakin INSPIRASI menjadi langkah besar menghadapi isu pembangunan berkelanjutan di masa depan,” tandas Chan.
Direktur Jenderal Diktiristek, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D., IPU mengatakan kolaborasi riset INSPIRASI akan menjadi tonggak dalam upaya bersama dua negara untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
“Lebih dari kolaborasi riset, INSPIRASI akan menjadi katalisator untuk kemajuan riset dan pendidikan tinggi yang akan mengakselerasi universitas-universitas di Indonesia ke panggung global,” kata Nizam.
Diktiristek, lanjut Nizam, selalu mendorong keunggulan riset dan inovasi perguruan tinggi untuk dapat memberikan dampak positif yang besar bagi masyarakat.
“Organisasi, pemerintah, dan lembaga di seluruh dunia saat ini berkolaborasi untuk bisa mengatasi perubahan iklim. INSPIRASI akan menjadi kontributor berharga dalam upaya bersama kita untuk mencapai tujuan mengatasi perubahan iklim dan mewujudkan pembangunan berkelanjutan,” tandas Nizam.
Fase pertama INSPIRASI akan berjalan selama lima tahun, dan diharapkan memberikan dampak nyata bagi masyarakat, sekaligus meningkatkan mutu pendidikan tinggi dan pembangunan berkelanjutan.
Tiga pilar utama dari kolaborasi riset INSPIRASI menyasar isu-isu strategis dalam topik perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan. Antara lain renewable energy, circular economy, dan smart cities.
Program flagship dari INSPIRASI, yaitu pendirian Renewable Energy Integration Demonstrator Indonesia (REID-I) akan dibangun di kampus ITS Surabaya bersama dengan NTU. Model REID-I akan mengacu kepada model REID-S Semakau. (*/rs)