KABARIKA.ID, MAKASSAR – Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof. Dr. Jamaluddin Jompa, M.Sc mengatakan, Unhas akan terus merealisasikan komitmennya sebagai kampus inklusif yang ramah terhadap difabel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Tahun depan, Unhas tidak hanya akan menerima mahasiswa baru difabel melalui jalur afirmatif, tetapi juga melalui jalur umum,” ujar Prof JJ.

Hal tersebut dikatakan Rektor Unhas Prof JJ pada peringatan Hari Disabiltas Internasional 2023, di sela-sela kegiatan Car Free Day (CFD), Sport-Art and Culture Park Kampus Unhas, Minggu (3/12).

Pada bulan Mei lalu, lanjut Prof JJ, Unhas telah mendirikan Pusat Disabilitas dan membuka jalur pendaftaran khusus untuk mahasiswa difabel.

“Hasilnya, kita telah menerima empat mahasiswa difabel dan telah memulai proses perkuliahannya,” ujar Prof JJ.

Tahun ini, kata Rektor, Unhas berfokus pada adaptasi terhadap kehadiran mahasiswa difabel dan mempelajari perspektif disabilitas dalam pendidikan tinggi.

Untuk itu, tahun depan Unhas akan memulai proses pengaksesan seluruh area di lantai satu kampus Unhas, agar lebih inklusif secara fisik dan akses dalam layanan pendidikan.

Rektor Unhas Prof. Dr. Jamaluddin Jompa, M.Sc memotong tumpeng kemudian membagikan kepada mahasiswa disabilitas Unhas yang hadir, dan disaksikan oleh Wakil Rektor Bidang Kemitraan, Inovasi, Kewirausahaan, dan Bisnis, Prof Dr. Eng. Ir. Adi Maulana, ST., M.Phil., dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional 2023, di arena Car Free Day, Sport-Art and Culture Park Kampus Unhas, Minggu (3/12/2023). (Foto: Humas Unhas)

“Tahun depan, kita tidak hanya akan menerima calon mahasiswa difabel melalui jalur afirmatif, tetapi juga melalui jalur umum dengan mempertimbangkan aspek aksesibilitas dan akomodasi yang layak, sehingga proses penerimaan kita dapat diakses oleh semua difabel,” kata Rektor Unhas.

Keberadaan difabel di tengah-tengah kita, lanjut Prof JJ, membuat Unhas akan lebih siap untuk menjadi lebih inklusif dan semakin baik dalam mengelola proses pendidikan yang humanis dan inklusif.

Ada sesuatu yang menarik pada peringatan Hari Disabilitas Internasional kali ini.

Yaitu, Rektor Unhas meminta Fitrah Ramadhan (mahasiswa disabilitas rungu) mengajarinya bahasa isyarat.

Fitrah kemudian “menuliskan” nama Prof JJ dalam bahasa isyarat, yakni kelingking kanan menempel ke alis Rektor.

Jadi, sekarang Rektor Unhas sudah punya nama isyarat yang diberikan langsung oleh mahasiswa Unhas penyandang disabilitas rungu.

Pada momen acara tersebut, Rektor Unhas juga memotong tumpeng kemudian membagikan kepada mahasiswa disabilitas Unhas yang hadir.

Acara dilanjutkan dengan menyanyi bersama anak-anak difabel, anak-anak down syndrome, dan Rektor pun ikut larut bernyanyi dan berjoget bersama anak-anak.

Selain itu, Prof. JJ juga mendorong kursi roda Megawati (mahasiswi difabel FIB) saat melakukan jalan sehat di lokasi CFD Kampus Unhas.

Pada acara tersebut, juga hadir Wakil Rektor Bidang Kemitraan, Inovasi, Kewirausahaan, dan Bisnis Prof Dr. Eng. Ir. Adi Maulana, ST., M.Phil.

Rektor Unhas Prof. Dr. Jamaluddin Jompa, M.Sc yang didampingi Wakil Rektor Bidang Kemitraan, Inovasi, Kewirausahaan, dan Bisnis, Prof Dr. Eng. Ir. Adi Maulana, ST., M.Phil. mendorong kursi roda Megawati (mahasiswi difabel FIB) saat jalan sehat di lokasi CFD Sport-Art and Culture Park Kampus Unhas, dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional 2023, Minggu (3/12/2023). (Foto: Humas Unhas).

Sementara itu, Kepala Pusat Disabilitas Unhas Dr. Ishak Salim dalam sambutannya, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Rektor Unhas atas perhatiannya yang besar terhadap kaum disabilitas, khususnya yang menempuh pendidikan di Unhas.

Selama beroperasinya Pusat Disabilitas Unhas, kata Ishak, pihaknya telah melakukan sejumlah kegiatan penting yang akan mengubah Unhas menjadi kampus inklusif.

“Kita telah melaksanakan dua kali kuliah umum, membuka kelas bahasa isyarat, dan merekrut ratusan ‘relawan teman difabel’ yang mendukung mahasiswa difabel dalam hal mobilitas, komunikasi, dan pendidikan,” ujar Ishak.

Selain itu, lanjut Ishak, banyak pertemuan penting telah digelar untuk semakin memperluas kesadaran akan pentingnya pendidikan lebih inklusif bagi difabel.

Hari Disabilitas Internasional disebut juga sebagai hari Anti-Ableism Internasional. Pada hari spesial itu kaum difabel merayakan capaian-capaian dalam upaya menjadi lebih inklusif.

Perayaan ini menghadirkan berbagai organisasi disabilitas, sekolah-sekolah inklusi, serta mahasiswa dan dosen yang peduli isu aksesibilitas kampus. (*/rs)