KABARIKA.ID, MAKASSAR – Rektor Unhas Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc. dan Rektor Universitas Bosowa Prof. Dr. Ir. Batara Surya, S.T., M.Si menandatangani perpanjangan Memorandum of Understanding (MoU) dalam bidang tridarma perguruan tinggi, Senin (18/12/2023) bertempat di Balai Sidang Universitas Bosowa, Makassar.
Dalam sambutannya, Rektor Universitas Bosowa menyampaikan terima kasih atas kesetiaan dan dedikasi Unhas selama menjalin kerja sama dalam meraih berbagai pencapaian yang membanggakan.
“Kami yakin, dengan semangat kolaboratif dan sinergi antara Unhas dan Universitas Bosowa, dapat terus berkontribusi terhadap peningkatan kualitas pendidikan yang tidak hanya mencetak sarjana yang berkualitas, tetapi juga membentuk karakter yang tangguh dan berintegritas,” ujar Prof. Batara.
Ia menambahkan, tantangan di dunia pendidikan terus berubah sehingga perpanjangan MoU ini sangat penting sebagai langkah untuk tetap relevan, responsif, dan memiliki dampak positif pada masyarakat.
Sementara itu, Rektor Unhas Prof. JJ dalam sambutannya menyampaikan apresiasinya terhadap kerja sama jangka panjang, antara Unhas dan Universitas Bosowa.
Baginya, perpanjangan kerja sama ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat peran kampus di Sulawesi Selatan dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.
“Kerja sama ini bukan hanya sekadar tanda kesetiaan antar-lembaga pendidikan, melainkan juga sebagai komitmen bersama untuk terus mendukung pertumbuhan dan berkembangnya potensi akademis, riset, dan inovasi di daerah ini,” kata Prof JJ.
Dengan semangat kolaboratif ini, lanjut Rektor, diharapkan peran pendidikan tinggi di Sulawesi Selatan akan terus berkembang dan memberikan kontribusi maksimal bagi kemajuan daerah dan bangsa.
Pada kesempatan tersebut, Rektor Unhas juga memberikan kuliah umum. Dalam pemaparannya, Prof. JJ menguraikan relevansi peran dan tantangan pendidikan tinggi dalam menghadapi visi “Indonesia Emas 2045”.
Menurut Prof JJ, di era disrupsi terdapat tiga tantangan utama yang perlu diatasi guna memastikan kontribusi pendidikan tinggi dalam mencapai cita-cita besar tersebut, yakni Era Revolusi Industri 4.0, Era Perubahan Iklim, dan Pandemi Covid-19.
Revolusi Industri 4.0 menuntut pendidikan tinggi untuk mempersiapkan mahasiswa dengan keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan perkembangan teknologi.
Sementara perubahan iklim memerlukan peran aktif perguruan tinggi dalam pengembangan solusi berkelanjutan dan pemahaman terhadap dampak perubahan lingkungan.
Di tengah tantangan global tersebut, pandemi Covid-19 menjadi ujian adaptasi dan inovasi dalam menyelenggarakan proses pembelajaran dan penelitian.
Dengan pemahaman mendalam tentang ketiga tantangan ini, Prof. JJ mengajak seluruh komunitas akademika untuk bersama-sama menghadapi dan mengatasi perubahan zaman.
Ia yakin bahwa melalui upaya kolaboratif, pendidikan tinggi akan mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam mewujudkan visi Indonesia emas tahun 2045. (*/rs)