KABARIKA.ID, JAKARTA–Andi Amran Sulaiman menceritakan bagaimana Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla di era pemerintahan periode 2014-2019 membuatnya lebih terhormat dengan mempercayakan dirinya menjadi Menteri Pertanian RI selama 5 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sejak itu Amran berkomitmen akan loyal sampai kapan pun tanpa batas terhadap orang-orang yang telah mendudukkannya di kursi terhormat itu. Amran tidak ingin seperti kacang lupa kulit.
“Saya dulu pernah menteri kemudian istirahat. Saya katakan kepada teman-teman, aku loyal pada Presiden Joko Widodo. Beliau membuat saya terhormat. Sampai kapan pun tanpa batas. Orang kampung ini jadi menteri. Aku kan nggak terkenal. Nggak ada yang kenal,” cerita Amran di Podcast Depan Pintu yang dipandu Kaesang Pangarep, Kiky Saputri, dan Ate, dikutip pada Ahad (31/12).
“Sampai ada guru besar, pengamat tanya kok bapak bisa jadi menteri. Aku katakan bapak kok bisa jadi profesor. Yang menjadikan Anda profesor dan saya menteri adalah Allah,” sambungnya.
Selama bekerja dengan Jokowi, ia melihat langsung di diri pria asal Solo Jawa Tengah itu adalah sosok yang tegas, berintegritas, lurus, dan punya komitmen tinggi memajukan Indonesia.
“Beliau (Presiden Jokowi) tidak pernah ada intervensi, tidak pernah ada titipan, dan beliau tegas,” beber Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Alumni (IKA) Universitas Hasanuddin itu.
Lebih jauh Amran menuturkan, program dan pencapaian yang telah dicanangkan Presiden Jokowi selama hampir 10 tahun sepatutnya dilanjutkan oleh pemerintahan berikutnya.
“Kelemahan republik ini adalah terkadang pemerintahan itu tidak bersambung. Ganti bupati ganti program, ganti gubernur ganti program, ganti presiden ganti program. Ini masalah besar republik ini,” kata Amran.
Kementerian Pertanian saat ini sedang menggenjot dan mengoptimasi lahan rawa menjadi persawahan produktif guna mengamankan serta meningkatkan produksi pangan khusus beras nasional.
Amran Sulaiman menyebutkan Indonesia harus mampu swasembada, bahkan menyiapkan diri untuk menjadi lumbung pangan bagi dunia.
Pria asal Sulawesi Selatan ini optimistis misi tersebut bisa dilaksanakan karena Indonesia memiliki lahan potensial yang belum tergarap maksimal.
Untuk bisa swasembada, pertanian Indonesia perlu beralih dari cara tradisional menjadi modern. Amran menyebutkan, modernisasi bisa dilakukan bila petani mampu memanfaatkan alat dan mesin pertanian (alsintan) yang tepat guna.
“Untuk pertanian, Indonesia punya lahan rawa 10 juta hektare. Sekarang lahan pertanian 7 juta. Kalau ini dilanjutkan, kita akan menjadi pengekspor beras dan kita bisa kasih makan pada dunia, dan kita Insya Allah bisa menjadi negara super power lewat pangan,” tegasnya.