The Global Fund Berikan Dana Hibah ke Indonesia Rp 4,6 T untuk Pemberantasan Penyakit AIDS, TBC, dan Malaria

KABARIKA.ID, MAKASSAR – The Global Fund menggelontorkan dana hibah kepada pemerintah Indonesia sebesar 309 juta dolar AS atau setara Rp 4,6 triliun untuk pemberantasan penyakit AIDS, tuberculosis (TBC), dan malaria pada periode anggaran 2024-2026.

The Global Fund (www.theglobalfund.org) adalah lembaga keuangan global yang fokus mendukung upaya pemberantasan HIV, TBC, dan malaria di dunia.

Indonesia merupakan salah satu negara penerima dukungan, demi mencapai target nol persen penyakit-penyakit tersebut pada 2030.

“Saya ingin dana hibah ini berfungsi sebagai pelengkap, bukan sebagai dana pengganti, sehingga dana dari dalam negeri tetap diupayakan,” kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Jumat (19/01/2024).

Kasus HIV/AIDS

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan kasus HIV/AIDS di Indonesia masih terbilang tinggi. Diprediksi ada 500 ribu lebih kasus HIV yang tercatat hingga September 2023.

Berdasarkan jumlah kasus estimasi sampai September 2023, tercatat ada 515.455 orang dengan HIV (ODHIV).

Dari jumlah tersebut, sebanyak 454.723 orang atau sekitar 88 persen di antaranya sudah terdeteksi dan mengetahui status HIV dirinya.

Menkes mengatakan,sebanyak 62 persen yang mengetahui statusnya dan telah menerima obat, sebanyak 38 persen di antaranya mengalami supresi virus.

Pasien yang mengalami supresi virus adalah penderita yang memiliki risiko kecil untuk menularkan virusnya secara seksual kepada orang lain.

Data Kasus Malaria

Jumlah kasus malaria di Indonesia dari tahun ke tahun meningkat. Wilayah paling banyak kontribusi kasus malaria berada di wilayah timur, khususnya di Papua, Papua Barat, Maluku, dan NTT. Hampir 89 kasus kasus malaria masih ada di wilayah-wilayah tersebut.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dr. Imran Pambudi mengatakan, Indonesia mecatatkan kasus terbesar kedua setelah India di Asia.

Menurut data WHO tahun 2022 estimasi kasusnya sebesar 811.636 kasus positif pada tahun 2021.

Tren penemuan kasus malaria secara fluktuatif tertinggi pada 2022, yakni sebesar 3,1 juta, meningkat sekitar 56 persen dibanding tahun sebelumnya.

Target nasional untuk positivity rate malaria adalah kurang dari 5 persen, sedangkan pencapaian nasional tahun 2022 sebanyak 13 persen.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, dr. Maxi Rein Rondonuwu mengatakan dari 514 kabupaten/kota sebanyak 372 atau sekitar 72 persen yang sudah eliminasi malaria pada 2022.

“Kita harapkan target tahun 2024 Indonesia bisa eliminasi malaria 90 persen,” ujar Dirjen Maxi pada konferensi pers Hari Malaria Sedunia, beberapa waktu lalu.

Data tahun 2023 secara nasional menunjukkan, 76 persen kabupaten/kota telah bebas malaria, 89 persen penduduk tinggal di daerah bebas malaria.

Kasus TBC

Kasus TBC di Indonesia juga masih tergolong tinggi. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dirilis pada 7 November 2023 lalu, masih menempatkan Indonesia pada urutan kedua teratas kasus TBC di dunia.

Delapan negara dengan persentase kasus TBC tertinggi di dunia, sebagaimana dirilis Global TB Report pada 7 November 2023 yang lalu, yaitu: India (27 persen), Indonesia (10 persen), China (7,1 persen), Filipina (7,0 persen), Pakistan (5,7 persen), Nigeria (4,5 persen), Bangladesh (3,6 persen), dan Republik Demokratik Kongo (3,0 persen).

Laporan tersebut menunjukkan bahwa kasus TBC terus meningkat dari 10 juta orang di tahun 2020 menjadi 10,3 juta orang pada 2021, dan kembali naik menjadi 10,6 juta orang pada 2022.

Data Kemenkes RI menyebutkan total kasus TBC tahun 2023, per 3 November 2023. sebanyak 658.543 kasus .

Menkes mengatakan dukungan The Global Fund tidak hanya terbatas pada penyediaan obat dan pelayanan kesehatan. Tetapi juga untuk memperkuat sistem kesehatan, meningkatkan keterlibatan masyarakat, dan meningkatkan kapasitas penelitian dan pengembangan. (*/rus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *