KABARIKA.ID, MAKASSAR – Guru Besar Univeristas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Prof Yusran Jusuf menilai solusi Cawapres Gibran Rakabuming Raka sudah sangat tepat memajukan pertanian di Indonesia.
Sementara dua Cawapres lainnya yakni Mahfud MD dan Muhaimin Iskandar masih sibuk mencari masalah.
Diketahui, dalam debat Cawapres yang berlangsung di JJC pada Minggu (21/1/2024) malam, Gibran Rakabuming Raka menyebutkan visinya untuk memajukan sistem pertanian di Indonesia.
Putra sulung Presiden RI Joko Widodo itu menyebutkan, dalam memajukan ekosistem pertanian digunakan IOT, Artificial Intelegence hingga drone.
IoT atau internet of Things adalah kemampuan suatu benda atau perangkat untuk terhubung dengan internet, mengumpulkan data, dan bertindak sesuai dengan data tersebut.
“Kalau calon lain masih berbicara masalah, tapi tidak ada solusi yang ditawarkan. Dia berbicara misalnya food estate, berbicara tentang kelangkaan pupuk. Itu sudah diselesaikan kemarin dengan penambahan anggaran pupuk Rp14 triliun,” ungkapnya, Senin (22/1/2024).
“Jadi itu persoalan teknis. Yang harusnya kan itu diselesaikan dan salah satu cara menyelesaikan itu pendekatan IT, Drone, IOT dan seterusnya. Kalau itu dilakukan masalah teknis seperti tadi itu, pendistribusian pupuk, perubahan iklim itu bisa dikendalikan lebih awal,” sambungnya,
Ia menjelaskan, pertanian harus didorong untuk meningkatkan efisiensi dan meningkatkan produktvitas lahan.
“Salah satu yang memang harus diterapkan adalah menggunakan teknologi, baik IOT, Drone seterusnya. Dengan pola seperti itu, sistem pertanian muda dikendalikan dan mudah dikontrol dari rumah dan dari mana saja,” ujarnya.
Sehingga dengan proses digitalisasi, proses mekanisasi, kata dia, itu akan meningkatkan produktivitas lahan.
“Dengan pendekatan itu maka diharapkan juga generasi milenial tertarik masuk di sektor pertanian dan itu bisa. Contohnya misalnya penggunaan drone atau bikin smap green house, bikin pemantauan iklim pencahayaan,” bebernya.
“Jadi bisa dikendalikan lebih awal kalau ada potensi serangan hama atau perubahan cuaca. Dua hal yang paling penting adalah meningkatkan efisiensi, karena tanpa teknologi biaya produksi pertanian itu tinggi sekali. Dengan teknologi tadi akan lebih efisien dan tentu ujunng-ujungnya meningkatkan produktivitas lahan. Kalaupun produktivitas lahan meningkat, maka pendapatan petani semakin meningkat,” sambung Mantan Pj Wali Kota Makassar itu.
Olehnya, lanjut dia, apa disampaikan Gibran sudah sangat tepat sekali. Tanpa teknologi, mekanisasi, digitalisasi pertanian sangat sulit meningkatkan produktivitas.
“Ini sudah sejalan dengan apa yang dirintis pak menteri (Andi Amran Sulaiman) bahwa kita harus bergerak mengembangkan mekanisasi, mengembangkan digitalisasi, smart farming dan seterusnya. Apa yang digagas Gibran itu yang dijalankan sama petani sekarang dan itu yang harus dikembangkan ke depan,” tandasnya. (*)