Wapres Ma’ruf Amin: Perdamaian dan Keadilan Dunia Merupakan Mandat Konstitusi Indonesia

Berita, Inspirasi281 Dilihat

KABARIKA.ID, ABU DHABI – Diperlukan inisiasi dan semangat bersama seluruh bangsa di dunia, untuk mengusung semangat persaudaraan agar kemanusiaan dan perdamaian dunia dapat terus terwujud.

Terjadinya konflik, perang, dan rivalitas menjadi kata yang semakin sering terdengar, sementara perdamaian, kemanusiaan, dan persaudaraan justru kian asing di telinga. Hal itu terjadi akibat turbulensi dinamika sosial dan politik dunia.

Penegasan itu disampaikan oleh Wakil Presiden (Wapres) RI K.H. Ma’ruf Amin saat memberikan sambutan pada acara Human Fraternity Majlis 2024 di Abrahamic Family House, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), Minggu malam (4/02/2024).

“Indonesia mendukung setiap inisiatif yang dapat berkontribusi mewujudkan perdamaian dan keadilan dunia, karena ini juga merupakan mandat Konstitusi kami dan sudah menjadi DNA politik luar negeri Indonesia,” tandas Wapres Ma’ruf Amin.

Kunjungan kerja Wapres Ma’ruf Amin ke Abu Dhabi, selain untuk menghadiri Human Fraternity Majlis 2024, juga untuk bertemu dengan beberapa tokoh penting dari pejabat pemerintah UEA dan bersilaturahmi dengan jajaran pejabat/staf KBRI Abu Dhabi.

Selanjutnya, Wapres menghadiri acara seremoni penganugerahan Zayed Award for Human Fraternity 2024 di Founders Memorial, Abu Dhabi.

Di antara tamu penting pada acara Human Fraternity Majlis 2024 ada dua dari Asia Tenggara, yakni Wakil Presiden RI K.H. Ma’ruf Amin dan Presiden Republik Demokratik Timor Leste Jose Ramos Horta (kiri), Minggu malam (4/02/2024) di Abrahamic Family House, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA). (Foto: Setwapres)

Di tempat tersebut Wapres Ma’ruf Amin beserta ibu Hj. Wury Ma’ruf Amin menyaksikan penganugerahan Zayed Award for Human Fraternity 2024 kepada organisasi Islam terbesar Indonesia, yakni NU dan Muhammadiyah

Sebagai bangsa yang majemuk, lanjut Wapres dalam sambutannya, Indonesia menjadi bangsa yang harmonis dan toleran. Hal ini antara lain karena Indonesia diberkahi dengan modal sosial yang sangat kuat.

“Di antara modal sosial tersebut adalah adanya organisasi Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Dua organisasi keagamaan terbesar di Indonesia yang berada di garda depan mempromosikan moderasi beragama, persatuan, dan pemberdayaan umat,” ujar Wapres.

Oleh karena itu, Wapres menyampaikan apresiasi yang tinggi atas pengakuan di tingkat internasional terhadap kedua organisasi Islam tersebut dalam merawat persaudaraan dan rasa kemanusiaan.

“Tahun ini Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah menjadi penerima Penghargaan Zayed yang pertama dari Asia. Saya menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Persatuan Emirat Arab, panitia, dan dewan juri atas penghargaan ini,” tutur Wapres.

Wapres juga menegaskan bahwa Indonesia siap untuk terus mempromosikan toleransi, rasa persaudaraan, dan perdamaian melalui nilai-nilai moderasi di tingkat nasional maupun internasional.

“Pemerintah Indonesia bersama dengan seluruh masyarakat sipil, termasuk Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, berkomitmen untuk terus mempromosikan Islam moderat dan nilai-nilai Islam yang rahmatan lilalamin di Indonesia dan di dunia,” tegas Wapres Ma’ruf Amin.

Sementara itu, Menteri Toleransi dan Koeksistensi UEA, Syekh Nahyan bin Mubarak Al Nahyan menyampaikan bahwa UEA memiliki komitmen yang tinggi dalam mempromosikan nilai-nilai persaudaraan antarmanusia, sehingga kehidupan berbangsa dan bernegara dapat berjalan dengan damai di atas perbedaan yang ada.

“UEA berkomitmen untuk menjadikan toleransi, hidup berdampingan secara damai, dan persaudaraan manusia sebagai komponen yang abadi dalam masyarakat kita. Dan kami bertekad untuk membagikannya kepada seluruh dunia,” tegas Nahyan.

Selain NU dan Muhammadiyah, penghargaan Zayed Award for Human Fraternity juga diberikan kepada Sir Magdi Yacoub dan Nelly Leon Correa.

Sir Magdi Yacoub adalah pendiri Yayasan Jantung Magdi Yacoub di Mesir, dan organisasi amal Chain of Hope di Inggris. Sir telah membuka pusat-pusat jantung di berbagai negara dan merintis teknik bedah yang merevolusi transplantasi jantung.

Sementara Nelly Leon Correa adalah Presiden dan Co-Founder dari Fundación Mujer Levántate (Yayasan Wanita Bangkit) yang fokus memberi bantuan kepada perempuan di penjara selama masa tahanan dan membantu reintegrasi mereka ke dalam masyarakat.

Tentang Penghargaan Zayed

Zayed Award for Human Fraternity adalah penghargaan internasional independen yang dilaksanakan setiap tahun.

Penghargaan tersebut diberikan kepada individu atau lembaga tanpa memandang latar belakang dan asal mereka, yang telah bekerja tanpa pamrih dan tak kenal lelah, demi mewujudkan nilai-nilai abadi solidaritas, integritas, keadilan dan optimisme serta menciptakan terobosan menuju hidup berdampingan secara damai.

Penghargaan ini diberikan untuk menghormati jasa almarhum Syekh Zayed bin Sultan Al Nahyan, pendiri Uni Emirat Arab yang terkenal berkat upaya kemanusiaan dan dedikasinya dalam membantu semua orang tanpa memandang latar belakang atau asal usul mereka.

Pemberian penghargaan ini pertama kali diselenggarakan pada 2019, setelah pertemuan bersejarah antara Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar Ahmed Al-Tayeb di Abu Dhabi.

Dari pertemuan bersejarah tersebut, kedua pemuka agama yang dihormati di dunia internasional itu kemudian menandatangani Dokumen Persaudaraan Manusia.

Hadir pada acara tersebut, antara lain Presiden Republik Demokratik Timor Leste Jose Ramos Horta, Secretary General of The Muslim Council of Elders and Zayed Award for Human Fraternity Judge Mohamed Abdelsalam, Chairman of The Department of Culture and Tourism Abu Dhabi Mohamed Khalifa Al Mubarak, President of the Pontificial Council for Interreligious Dialogue of the Holy See Cardinal Miguel Ayuso Guixot, dan Secretary General of The Higher Committee for Human Fraternity Khaled Al Ghaith. (*/)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *