KABARIKA.ID, PURWOREJO – Petani di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah terus menggelar panen raya di sejumlah desa yang menjadi sentra.
Panen raya di antaranya berlangsung di Desa Laban, Desa Wonosri, Desa Jeruken, Desa Tanjungrejo, Desa Kalitanjung, Desa Wasiat, Desa Tunjungan, Desa Pejagran, Desa Wonoroto, Desa Kesidan, Desa Kumpulsari, Desa Kaliwungukidul dan Desa Awu-awu.
Koordinator PPL wilayah setempat, Woro mengatakan, panen Februari ini diprediksi mencapai 783 hektar dengan puncak panen raya terjadi pada akhir Maret mendatang.
Woro mengaku optimis hasil produksi tahun ini mampu memenuhi kebutuhan nasional.
“Dari hasil ubinan yang dilaksanakan di Kelompok Tani Maju beberapa waktu lalu produktivitasnya mencapai 7 ton per hektar dengan varietas Inpari 32 dan tidak ditemukan adanya serangan hama penyakit sehingga kami optimis mampu memenuhi kebutuhan pasar,” kata Woro, Minggu, 25 Februari 2024.
Woro mengatakan pihaknya terus melakukan pendampingan kepada para petani di wilayah Ngombol agar mampu meningkatkan produktivitas padi di tengah ancaman perubahan iklim yang menjadi isu global saat ini.
“Tanam jajar legowo, pengairan basah kering, penggunaan varietas unggul rendah emisi, pemupukan berimbang dan pengendalian OPT ramah lingkungan terus kita galakkan agar petani tetap dapat berproduksi tinggi dalam menghadapi perubahan iklim,” katanya.
Diketahui, Kecamatan Ngombol merupakan salah satu sentra padi di Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa tengah dengan luas lahan mencapai 3.425 hektar. Sementara pada musim III tahun 2023 para petani berhasil menanam padi seluas 1.112 hektar yang menjadikan Ngombol sebagai lumbung pangan di Kabupaten Purworejo.
Salah satu petani Desa Kaliwungukidul, Legino menyampaikan terimakasih atas perhatian pemerintah pusat dalam hal ini kementerian pertanian yang memberikan banyak bantuan berupa ATD.
Hal ini dapat membantu kelancaran pengairan padi di sawah sehingga petani dapat melaksanakan budidaya padi secara lancar.
“Saya berharap terkait pupuk bersubsidi di tahun 2024 ini dapat ditambah sehingga petani tidak kebingungan karena stok pupuk subsidi hanya dapat digunakan untuk satu kali musim tanam saja,” katanya.
Sebelumnya Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman optimis panen raya tahun ini dapat menghasilkan produksi padi yang cukup baik. Melansir data Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), pada Maret 2024.
Diperkirakan produksi beras mencapai 3,51 juta ton sehingga berada di atas kebutuhan bulanan sebesar 2,5 juta ton dan pada bulan tersebut akan terjadi surplus sekitar 970 ribu ton.
“Masa tanam padi berjalan maksimal di sejumlah wilayah. Kami sudah keliling ke 13 provinsi, itu sudah serempak tanam. Artinya tiga bulan ke depan kita akan panen, Maret-April itu puncak panen. Desember kemarin, kita tanam padi 1,5 juta hektar. Indonesia cukup tanam 1 juta hektar per bulan, itu sudah aman karena itu produksinya 2,5 juta sampai 3 juta ton beras,” katanya.
Diketahui KSA BPS mencatat komoditas jagung, diperkirakan produksi pada Maret 2024 juga mengalami surplus sekitar 600 ribu ton, dengan perkiraan produksi 1,95 juta ton dan kebutuhan 1,35 juta ton. Produksi jagung pada Maret 2024 lebih tinggi pada periode yang sama di tahun 2022.