KABARIKA.ID, MAKASSAR – Kurang dari sepekan memasuki bulan Ramadan 1445 Hijriah, harga sejumlah bahan pokok masih tetap tinggi, seperti beras, telur, dan cabai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut data Badan Pangan Nasional (Bapanas) harga telur ayam ras saat ini mencapai Rp 31.390/kilogram.
Ada yang mensinyalir tingginya harga telur tersebut diakibatkan bantuan pangan untuk keluarga risiko stunting (KRS).
Sinyalemen itu langsung dibantah oleh kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi. Menurutnya, tidak mungkin program tersebut dikatakan sebagai penyebab naiknya harga telur di pasaran, sebab bantuan tersebut belum dimulai atau belum disalurkan untuk tahun ini.
“Bantuan pangan telur dari kami dan BUMN ID Food saja belum digulirkan untuk tahun ini. Jadi, tidak mungkin program tersebut dikatakan sebagai penyebab naiknya harga telur di pasaran,” ujar Adi di Jakarta, Kamis (7/3/2024).
Bantuan pangan untuk stunting menyasar 1,45 juta KRS, sesuai data yang dikeluarkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Nilai bantuan stunting sebesar Rp 446,242 miliar per kuartalnya. Totalnya sekitar Rp 892 miliar pada semester pertama tahun 2024.
Arief menambahkan, kenaikan harga telur merupakan akibat dari tingginya harga jagung untuk pakan ayam ras petelur. Harga jagung pakan dalam satu bulan terakhir telah menyentuh Rp 9.000/kilogram.
“Jadi, harga telur ayam ras sangat dipengaruhi oleh faktor biaya produksi, seperti pakan,” ujarnya.
Arief menegaskan bahwa pemerintah telah berupaya menstabilisasi harga bahan pakan tersebut.
Salah satu caranya adalah menyalurkan cadangan jagung pemerintah kepada para peternak dengan harga Rp 5.000/kilogram.
Untuk pengadaannya, lanjut Arief, Perum Bulog mengimpor jagung pakan sebanyak 250 ribu ton untuk disalurkan kepada peternak-peternak mandiri kecil.
“Penyalurannya sesuai dengan verifikasi data yang kami peroleh dari Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan),” tandas Arief. (*/rs)