KABARIKA.ID, JAKARTA–Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data potensi luas panen jagung pipilan kering periode Januari–April 2024.
Luas panen jagung pada bulan Maret diperkirakan 405 hektar dengan produksi 2,29 juta ton pipil kering dan April seluas 318 hektar dengan produksi 1,76 juta ton.
Terkait panen raya jagung Maret-April tersebut, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi mengatakan sesuai arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Kementan secara masif bersama stakeholders dan bahkan TNI melakukan pengawalan dan pendampingan guna memastikan panen raya jagung di tahun 2024 ini dalam kategori yang melimpah dan sangat cukup.
Kementan telah menyalurkan bantuan mesin panen dan dryer agar produksi jagung terjaga dan berkualitas serta berupaya menjamin agar harga jagung petani stabil.
“Panen jagung Maret April 2024 ini cukup melimpah, kami mempersilahkan para produsen pakan ternak untuk menyerapnya. Kami pun berkoordinasi dengan Bulog untuk menyerap jagung petani agar harganya terjamin, tidak anjlok saat musim panen ini,” kata Suwandi di Jakarta, Sabtu (9/3/2024).
Lalu, daerah mana saja yang menjadi penghasil jagung terbesar?.
Melansir data BPS, potensi luas panen jagung Maret 2024 terbesar tersebar di 10 kabupaten, yaitu Tuban 42.811 hektar, Bone 39.131 hektar Lampung Timur 35.905 hektar.
Lampung Selatan 33.940 hektar, Bima 29.178 hektar, Dompu 28.895 hektar, Sampang 28.152 hektar, Pamekasan 22.086 hektar, Lampung Tengah 19.122 hektar dan Sumbawa 18.363 hektar.
Selanjutnya, potensi luas panen jagung April 2024 terbesar tersebar di 10 kabupaten, yaitu Sumbawa 39.632 hektar, Bima 29.957 hektar, Gunung Kidul 26.899 hektar, Dompu 17.060 hektar.
Lampung Tengah 15.202 hektar, Wonogiri 15.200 hektar, Boalemo 12.280 hektar, Lampung Timur 12.030 hektar, Jeneponto 11.997 hektar dan Malang 9.719 hektar.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan, Sunanto mengatakan panen raya jagung Maret-April 2024 dipastikan hasilnya melimpah.
Namun demikian, saat ini harga turun jauh dari sebelumnya mencapai Rp 8.000 per kg menjadi Rp 3.600 dengan kadar air 25 persen.
“Kami berharap masuknya panen raya Maret-April ini harga tidak turun jauh. Penurunan harga tidak boleh di bawah Rp 4.000 karena besarnya biaya yang dikeluarkan petani. Pemerintah kami harapkan dapat mengerahkan pabrik pakan untuk menyerap jagung petani dengan harga di atas Rp 4.000. Kunci harga ada pada pabrik pakan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Bima, Afifudin menuturkan kondisi harga jagung saat ini mengalami penurunan yang cukup signifikan padahal belum memasuki masa panen.
Dari yang sebelumnya mencapai Rp 8.000 per kg, kini saat ini Rp. 4.300 sampai Rp 4.400 di tingkat petani.
“Kami sangat mengharapkan intervensi pemerintah pusat agar harga jagung tidak turun jauh. Sebab biaya yang dikeluarkan petani di Bima sangat besar dibanding daerah lainya. Kami harapkan harga jagung masa panen raya ini tetap tinggi agar petani menikmati untung. Minimal harga Rp 6.000 masih wajar diterima petani. Oleh karena itu, kami harapkan pabrik pakan dapat diperintahkan langsung turun serap jagung petani,” ujarnya.
“Perhatian dan bantuan Bapak Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk peningkatan produksi pertanian khususnya padi dan jagung di Kabupaten Bima sangat luar biasa. Hasil panen jagung Maret-April yang melimpah harus didukung oleh harga yang menguntungkan petani,” pinta Afifudin.