KABARIKA.ID, MAKASSAR–Setiap momen Ramadan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Makassar selalu menggencarkan uji sampling terhadap takjil yang dijajakan di sejumlah titik di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Takjil adalah istilah umum untuk kudapan yang dimakan sesaat setelah berbuka puasa.
Biasanya berupa makanan manis dengan warnah yang beragam. Dan selalu ramai dijajakan selama Ramadan.
Menurut Pengawas Farmasi dan Makanan BPOM Makassar, Jaya Abdullah mengatakan, itu dilakukan untuk mengawasi adanya jajanan yang mengandung bahan kimia dan berpotensi membahayakan konsumen.
“Kegiatan ini untuk mengawasi sekaligus memberikan rasa aman kepada masyarakat. Kabar baiknya, BPOM tidak menemukan adanya bahan berbahaya. Meski demikian, alhamdulillah sampai saat ini, belum ada temuan,” kata Jaya.
Ada 16 sampel makanan yang diuji sampling, untuk memastikan takjil-takjil yang dijual tidak mengundang zat-zat berbahaya.
Uji sampling difokuskan di tiga titik lokasi yaitu Jalan Mangerangi, Jalan Kumala dan Pasar Pabaeng-baeng.
Uji sampel dilakukan dengan metode tes cepat melalui mobil laboratorium. Apabila dari tes ini ada produk makanan yang dicurigai mengandung bahan berbahaya maka akan dites ulang di laboratorium.
“Dengan sampel yang sama kita uji lab. Dilanjutkan di kantor BPOM di laburaturium, demi untuk mendapatkan yang akurat ini untuk sementara saja,” terang Jaya.
Pemeriksaan dilaksanakan secara menyeluruh mulai dari makanan ringan hingga berat. Ada empat bahan berbahaya yang menjadi prioritas utama pemeriksaan yakni rhodamin B, metanil yellow, boraks, dan formalin.
Rhodamin B dan metanil yellow merupakan bahan pewarna sintetis yang dilarang untuk makanan. Sementara boraks dan formalin merupakan senyawa untuk pengawet.
Makanan atau minuman yang dicurigai mengandung rhodamin B maupun metanil yellow umumnya berwarna cerah. Sementara makanan atau minuman yang mengandung boraks atau formalin umumnya bertekstur lebih kenyal.
“Minuman berwarna, kue berwarna, kebanyakan kue berwarna merah atau kuning. Kemudian ada cendol cincau, ini kan biasanya kita curagi ada boraksnya,” tukas Jaya. (**)