KABARIKA, KALTIM-Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengerahkan seluruh jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) agar siaga terhadap potensi kebakaran lahan perkebunan (karlabun), karena akan memasuki musim kemarau 2024.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mentan Amran juga mengerahkan jajaran supaya sigap mengantisipasi dampak El Nino dan Darurat Pangan karena cuaca ekstrim masih berlanjut hingga kini.
Untuk itu Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) Andi Nur Alam Syah terus berupaya mencari solusi demi mengurangi sekaligus mengendalikan kebakaran di lahan perkebunan
Salah satunya, dengan memfasilitasi sarana prasarana berupa pompa pemadam kebakaran.
Menurut Andi Nur, Direktorat Jenderal Perkebunan juga berkolaborasi dengan berbagai pihak terkait guna menangani Karlabun di beberapa wilayah.
“Kegiatan Jambore Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun (Karlabun) yang dilaksanakan di Kalimantan Timur ini, sebagai bukti nyata upaya konsolidasi dan sinergi antara pemerintah dengan insan perkebunan baik itu pekebun, Pemda, stakeholder maupun pihak yang terlibat lainnya,” jelas Nur Alam.
Saat ini terdeteksi adanya 181 titik panas tersebar di Provinsi Kalimantan Timur, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan, pada tanggal 25 Februari lalu.
“Ini menunjukkan bahwa Kalimantan Timur masih memiliki hotspot atau titik api, untuk itu harus ditangani dan dilakukan upaya strategis yang tepat jitu, untuk atasi tantangan tersebut. Ini tidak bisa didiamkan, harus dilakukan sesegera mungkin dan bersama-sama,” ujarnya.
Mengingat pentingnya hal tersebut, Sekretaris Daerah menghimbau kepada stakeholder atau instansi terkait dan para pemangku kepentingan, untuk tetap waspada dan tidak lengah.
Juga mengupayakan langkah-langkah pencegahan dengan didukung ketersediaan peralatan yang memadai, dalam menjaga wilayah Kalimantan Timur, terutama mengingat adanya pembangunan wilayah IKN di Kalimantan Timur.
“Kebakaran hutan dan lahan memiliki dampak negatif yang luas terhadap aspek sosial, ekonomi, ekologi, dan politik, baik pada skala nasional maupun regional (ASEAN), serta dampak global seperti perubahan iklim dan pemanasan global, yang sangat berdampak signifikan bagi daerah bahkan negara,” ujarnya.
Direktur Perlindungan Perkebunan, Hendratmojo Bagus Hudoro yang juga hadir pada kegiatan tersebut, mendukung penuh segala upaya mengantisipasi potensi kebakaran hutan baik secara operasional maupun sarana pemadaman untuk brigade dan KTPA.
“Melalui Jambore Pengendalian Karlabun ini, diharapkan dapat tercipta kesadaran bersama di kalangan semua pemangku kepentingan, terutama bagi Anggota Brigade Provinsi/Kabupaten/Kota dan Anggota Kelompok Tani Peduli API (KTPA), serta Satgas Perusahaan Besar Swasta (PBS) Perkebunan Kelapa Sawit (PKS), agar kebakaran lahan maupun kebun di Kalimantan Timur dapat dicegah atau ditangani dengan tepat serta meminimalisir kebakaran yang lebih luas lagi,” harapnya.