KABARIKA.ID,MAKASSAR-Belum lama ini Delegasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) bertandang ke kantor Vietnam Journalists Association (VJA) Hanoi, Vietnam, Senin kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kunjungan tersebut disambut langsung Wakil Ketua VJA, Nguyen Duc Loi dan beberapa jajaran untuk mendiskusikan tantangan pers di era digital dan teknologi AI.
Kedua delegasi itu membahas tantangan media di kedua negara. Pada pertemuan itu diskusi yang menjadi pembahasan secara mendalam perihal saat ini terjadinya penurunan bisnis media dan konsumsi informasi yang didapat masyarakat kini bergeser ke media sosial.
Duc Loi menjelaskan arus perkembangan pers dunia baik itu cetak produksinya sangat menurun begitu juga dengan koran elektronik, masyarakat Vietnam mulai meninggalkan dan lebih mendapatkan informasi melalui sosial media.
Hal ini berdampak pada penurunan bisnis media.
“Sumber pendapatan turun drastis. Sekarang ini seperti kita ketahui pendapatan iklan banyak yang masuk ke media siber dan media sosial,” tegasnya.
Ia menyebutkan saat ini mayoritas media-media di Vietnam mulai beradaptasi tasi dengan perkembangan digital,seluruh media lokal di Vietnam sudah memiliki akun media sosial sendiri untuk memudahkan masyarakat dalam mendapatkan informasi dan mendukung perkembangan medianya.
Hanya saja, lanjut dia, media sosial memiliki dampak negatif terhadap penyebaran informasi.
“Masyarakat sekarang dapat dengan mudah mendapatkan informasi melalui media sosial. Namun, dampaknya hoax dan informasi yang tidak seimbang banyak kita temukan di media sosial,” paparnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Delegasi PWI yang juga Direktur Pers Pancasila PWI, Sihono HT mengatakan, pers di Indonesia saat ini semakin kebablasan dengan dalih kebebasan.
“Seharusnya, kebebasan itu juga bertanggung jawab terhadap kemajuan negara dan bangsa,” paparnya.
“Agar wartawan di Indonesia memiliki tanggung jawab terhadap Republik Indonesia, makanya PWI mendirikan Direktorat Pers Pancasila, agar nantinya rumusan itu bisa dijalankan oleh wartawan Indonesia khususnya wartawan yang tegabung dalam PWI,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Sihono mengapresiasi keberadaan Museum Pers Vietnam yang menjaga sejarah perkembangan pers di negara itu.
Dia mengaku, museum serupa juga akan segera dibangun di Idonesia.
Dalam diskusi, turut dibahas berbagai masalah perkembangan wartawan di negara masing-masing.
Misalnya, persoalan regulasi kebebasan pers, termasuk masalah terkait arus informasi dan sumber pemberitaan dari luar negeri yang dikonsumsi media masing-masing negara.