KABARIKA.ID, MAKASSAR – Penerbangan menjadi satu kesatuan dari proses penyelenggaraan ibadah haji. Keterlambatan penerbangan akan berdampak pada layanan lainnya, termasuk juga pada perasaan jemaah haji Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tidak hanya di daeah lain, Jumat (24/5/2024) penerbangan calon jemaah haji kelompok terbang (Kloter 15) embarkasi Makassar tertunda selama hampir enam jam.
Kloter yang terdiri calon jemaah haji asal Makassar, Bantaeng, dan Maluku Utara itu, seharusnya berangkat Jumat (24/5/2024) pukul 01.00 Wita menggunakan pesawat dengan registrasi ER-TRV. Namun, baru berangkat pukul 06.25 Wita.
General Manajer Garuda Indonesia Bussines Officer Makassar, I Wayan Gilang Aditya Subawa menyebutkan, keterlambatan disebabkan beberapa hal, diantaranya, keterlambatan kedatangan dari stasiun Madinah, yang seharusnya pesawat tiba pada pukul 22.00 Wita menjadi pukul 23.41 Wita.
“Proses boarding ke pesawat dimulai pada pukul 00.59 Wita, dan terdeteksi kurang maksimal pendinginan di cabin penumpang pada pukul 01.40 Wita yang mana diikuti oleh proses pemberhentian boarding oleh Pilot In Command untuk dilakukan proses inspeksi dan perbaikan menyeluruh,” urai Gilang.
Keterlambatan-keterlambatan yang terjadi, membuat Staf Khusus Menteri Agama bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo angkat bicara.
Dia meminta Garuda Indonesia menyiapkan mitigasi menyeluruh terhadap potensi persoalan yang muncul dalam proses penerbangan jemaah haji Indonesia.
Wibowo menilai pihak Garuda Indonesia masih sebatas menerapkan solusi instan dan parsial dalam menyelesaikan masalah keterlambatan penerbangan.
Keterlambatan penerbangan jelas akan berdampak pada layanan kepada jemaah.
Dan, Kementerian Agama juga yang mendapat protes dari jemaah. Jadi masalah keterlambatan ini perlu segera diselesaikan secara permanen. Kalau sekadar mengambil armada dari tempat atau embarkasi lain, mungkin bisa menyelesaikan pada satu titik, tapi membuka persoalan baru di embarkasi lain untuk pemberangkatan kloter jemaah lain.
“Garuda Indonesia harus menunjukkan komitmennya mengurai masalah keterlambatan penerbangan yang semakin tidak menentu ini. Butuh mitigasi komprehensif, bukan solusi parsial,” tukas Wibowo, usai rapat bersama dengan pihak Garuda Indonesia di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jumat (24/5/2024).
Dalam rapat tersebut, hadir Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Akhmad Fauzin, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah, Musta’in Ahmad, Kepala UPT Asrama Haji Donohudan, serta Vice President Umrah, Hajj and Charter Business at Garuda Indonesia Ubay Ihsandi.
Rapat digelar seiring terjadinya keterlambatan pemberangkatan jemaah akibat kerusakan mesin pesawat Garuda Indonesia. Masalah ini terjadi dalam pemberangkatan kloter 41 Embarkasi Solo (SOC-41) yang kemudian berdampak domina terhadap keterlambatan pemberangkatan SOC-42 dan SOC-43. Rentang keterlambatannya bahkan cukup lama, empat sampai tujuh belas jam. (*)