KABARIKA.ID, MAKASSAR — Siapapun yang punya tato di bagian tubuh, wajib waspada dan prihatin. Peneliti dari Lund University di Swedia menemukan bahwa orang yang bertato, memiliki risiko 21 persen lebih tinggi terkena limfoma, dibandingkan orang yang tidak bertato.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Limfoma adalah salah satu jenis kanker yang mempengaruhi sel darah putih, yang penting untuk melawan infeksi.

Peneliti menyebutkan bahwa bahan kimia karsinogenik pada tinta tato memicu munculnya limfoma.

Ketika tinta tato disuntikkan ke kulit, diartikan sebagai sesuatu yang asing dan sistem kekebalan tubuh diaktifkan sehingga menyebabkan peradangan tingkat rendah di tubuh yang dapat memicu kanker.

Sekitar 46 persen penduduk Amerika berusia 30-49 tahun memiliki sedikitnya satu tato, sementara 22 persen dari semua umur rata-rata memiliki lebih dari satu tato.

Musisi milenial asal Amerika Serikat, Post Malone (28) memiliki lebih dari 70 tato, termasuk sekitar 14 di wajahnya. (Foto: dailymail.co.uk)

Para peneliti mengidentifikasi penderita limfoma berusia antara 20 dan 60 tahun menggunakan daftar populasi, dan kemudian mencocokkan mereka dengan kelompok kontrol dengan jenis kelamin dan usia yang sama, namun tanpa diagnosis limfoma.

Para partisipan kemudian diberikan kuesioner mengenai faktor gaya hidup untuk mengetahui apakah mereka bertato atau tidak.

Sekitar 1.400 penderita limfoma menjawab kuesioner, serta 4.193 orang pada kelompok kontrol.

Pada kelompok penderita limfoma, 21 persen (289 orang) memiliki tato, sedangkan 18 persen (735 orang) pada kelompok kontrol memiliki tato.

“Setelah mempertimbangkan faktor relevan lainnya, seperti merokok dan usia, kami menemukan bahwa risiko terkena limfoma 21 persen lebih tinggi di antara mereka yang bertato,” kata Christel Nielsen, pemimpin penelitian tersebut.

Hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan di eClinicalMedicine pada 27 Mei 2024, untuk edisi Volume 72, June 2024.

Para peneliti berteori bahwa ukuran tato mungkin berdampak pada risiko limfoma, dan berpikir bahwa tato di seluruh tubuh mungkin terkait dengan kemungkinan kanker yang lebih tinggi.

Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah permukaan tubuh yang ditato tidak menjadi masalah.

“Orang hanya bisa berspekulasi bahwa tato, berapa pun ukurannya, memicu peradangan tingkat rendah di tubuh, yang pada gilirannya dapat memicu kanker. Gambarannya ternyata lebih kompleks dari yang kita duga sebelumnya,” lanjut Nielsen.

Selanjutnya, para peneliti berencana mempelajari apakah ada hubungan antara tato dan jenis kanker lainnya.

Jenis Limfoma

Ada berbagai jenis limfoma, tetapi ada dua jenis utama yang utama, yakni non-Hodgkin dan Hodgkin.

Limfoma Hodgkin adalah jenis kanker bermula pada sel darah putih.

Penyakit ini dinamai Thomas Hodgkin, mengambil nama seorang dokter Inggris yang pertama kali mengidentifikasi penyakit ini pada 1832.

Penyakit ini menyerang sekitar 2.000 orang setiap tahunnya di Inggris, dan 8.500 orang setiap tahunnya di AS.

Tingkat kelangsungan hidup lima tahun untuk penyakit ini adalah 89 persen.

Limfoma non-Hodgkin menyerang sekitar 8.600 orang setiap tahunnya di AS, dan 14.000 orang baru setiap tahunnya di Inggris.

Pada limfoma non-Hodgkin, kanker ini memiliki tingkat kelangsungan hidup sekitar 83 persen jika hanya terbatas pada satu wilayah saja.

Limfoma terjadi ketika sel darah putih di sistem limfatik Anda bermutasi menjadi sel kanker yang tumbuh cepat dan tidak mati.

Sel-sel yang bermutasi sering berkumpul di kelenjar getah bening, yaitu kelenjar yang menyaring produk limbah di leher, selangkangan, perut dan ketiak, membentuk massa kanker.

Seperti kebanyakan kanker, sebagian besar mutasi genetik terjadi dengan sendirinya, tanpa penyebab yang dapat diidentifikasi. (rus)