Cikal Bakal Kopi Toraja Mendunia, Mendukung Lestarinya Pangan Lokal Nusantara.

Berita308 Dilihat

KABARIKA.ID, MAKASSAR — Sejak berabad-abad lalu, kopi Toraja telah sangat dikenal di dunia. Bahkan, pada abad 19, kopi Toraja menjadi bahan pergunjingan di pesta-pesta elite Batavia dan menjadi salah satu komoditas perdagangan yang dikirim ke Eropa.

Hingga saat ini kopi Toraja sebagian besar di ekspor ke Amerika, Eropa, Australia dan Jepang.

Maka tak heran Kopi Toraja mendapat tempat di hati masyarakat, bukan hanya di daerah asalnya Sulawesi Selatan, tapi juga sampai ke kancah Internasional.

Dengan semakin populernya budaya ngopi di masyarakat, maka bangkitlah kopi-kopi lokal di Indonesia. Dan kopi Toraja salah satu kopi favorit bagi para penikmat kopi.

Dengan citarasanya yang kuat dan kualitasnya yang terus terjaga, tentu bukan perkara rumit mengenalkan kopi Toraja hingga mendunia.

Belum diketahui pasti kapan tanaman kopi pertama sampai ke Toraja. Namun, catatan tentangnya diyakini ada seawal abad 16.

Itu jauh sebelum Belanda memperkenal budidaya kopi ke Sulawesi Selatan pada 1830-an. Namun memang, baru abad 19 itulah perdagangan kopi berkembang pesat.

Antara 1860-85, kopi dari Toraja menyapa dunia luar lewat dua pelabuhan utama. Di sebelah timur lewat Palopo yang juga ibu negeri Luwu.

Sementara di barat ada pelabuhan Bungin yang dikelola kerajaan Sidenreng. Percabangan jalur niaga inilah yang kelak memantik perang.

Luwu merasa berhak memonopoli kopi Toraja karena sudah berkongsi dg pemimpin lokal di wilayah utara.

Di lain sisi, pihak Sidenreng pun getol berdagang kopi dengan wilayah selatan. Peperangan pertama di akhir 1880-an bagaimanapun tidak menghasilkan kemenangan mutlak sisi mana pun.

Yang pasti Kopi Toraja termasuk dalam salah satu jenis kopi terbaik yang tidak kalah saing dengan kopi-kopi dari berbagai negara lainnya.

Kopi bagi masyarakat Toraja tak hanya menjadi sumber penghasilan, tapi juga sebagai alat komunikasi sosial yang terus berkembang sampai sekarang.

Menikmati Kopi Toraja dan kopi khas Indonesia lainnya adalah salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mendukung lestarinya pangan lokal nusantara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *