Site icon KABARIKA

Hari Jadi Kodam XIV/Hasanuddin, 1 Juni 2024: 67 Tahun Jejak Pengabdian Menjaga Keutuhan NKRI

KABARIKA.ID, MAKASSAR — Bertepatan dengan peringatan hari lahir Pancasila dan Hari Anak Internasional yang jatuh pada tanggal 1 Juni 2024, hari ini juga merupakan hari ulang tahun (HUT) ke-67 Kodam XIV/Hasanuddin yang bermarkas di Makassar, Sulawesi Selatan.

Dengan demikian, jejak sejarah keberadaan dan pengabdian Kodam XIV/Hasanuddin telah berusia 67 tahun, jika dihitung sejak kelahirannya pada 1957. Namun jika dilihat dari dinamika politik keamanan dan militer di Indonesia pada umumnya, dan di Sulawesi pada khususnya, maka realitas pengabdian Kodam XIV/Hasanuddin tercatat selama 35 tahun.

Pengabdian untuk Bangsa dan Negara

Keberadaan dan pengabdian Kodam XIV/Hasanuddin terbagi dalam dua periode. Periode pertama tahun 1957 hingga 1985. Pada tahun 1985 Kodam XIV/Hasanuddin dan Kodam XIII/Merdeka dilikuidasi yang kemudian melahirkan Kodam VII/Wirabuana.

Selang 32 tahun kemudian, Kodam XIV/Hasanuddin diaktifkan kembali pada 2017. Pasca pengaktifan kembali Kodam XIV/Hasanuddin telah berkiprah selama tujuh tahun.

Dalam eksistensinya itu, Kodam XIV/Hasanuddin telah memberikan pengabdian yang tak terhitung untuk masyarakat di wilayahnya yang mencakup tiga provinsi, yakni Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat.

Prajurit Kodam XIV/Hasanuddin selalu terdepan jika terjadi bencana di wilayah, untuk memberikan bantuan dan penyelamatan kepada warga yang terdampak.

Selama masa pandemi Covid-19, prajurit Kodam XIV/Hasanuddin di tiga provinsi berada di garis depan dalam pencegahan penyebaran Covid-19, salah satunya dengan mengedukasi masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan.

Dalam menjaga keutuhan bangsa, memelihara keamanan di dalam negeri maupun dalam memelihara perdamaian dunia, prajurit Kodam XIV/Hasanuddin tidak pernah absen.

Dalam meredam konflik di Papua akibat tindakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), prajurit Kodam XIV/Hasanuddin juga turut ambil bagian. Demikian pula dalam operasi pengamanan perbatasan di Papua.

Dalam upaya menciptakan perdamaian dunia, prajurit Kodam XIV/Hasanuddin terlibat pasukan pemelihara perdamaian PBB di Lebanon dan Afrika.

Kini, prajurit Kodam XIV/Hasanuddin juga terlibat atif membantu program pemerintah dalam meningkatkan produksi pangan. Prajurit Kodam XIV/Hasanuddin terlibat bidang pertanian, perkebunan, dan peternakan. Dalam bidang pertanian, prajurit Kodam XIV/Hasanuddin turut menyukseskan program pompanisasi dari Kementerian Pertanian untuk menggenjot produksi pangan, dalam rangka mewujudkan swasembada pangan.

Dalam mengakselerasi pembangunan di daerah yang kurang tersentuh program pembangunan oleh pemerintah, Kodam XIV/Hasanuddin secara rutin menggelar kegiatan TMMD atau TNI Manunggal Membangun Desa tiga kali setahun. TMMD merupakan program rutin TNI AD yang dilaksanakan di seluruh Indonesia.

Prajurit Kodam XIV/Hasanuddin mengerjakan jalan tani sebagai salah satu sasaran fisik TMMD di Kolaka, beberapa waktu lalu. (Foto: Ist.)

Sejarah Kodam XIV/Hasanuddin

Keberadaan Kodam XIV/Hasanuddin di Sulawesi merupakan bagian dari dinamika perkembangan institusi militer di Indonesia Timur. Bermula dari pembentukan Teritorium Indonesia Timur

Pada 20 Juni 1950 pemerintah membentuk tujuh Teritorium di seluruh Indonesia. Teritorium VII yang berkedudukan di Makassar, di bawah Panglima Letkol Cpm Ahmad Yunus Mokoginta.

Pembentukan Teritorium VII itu mengacu pada Surat Penetapan KSAD Nomor: 83/KSAD/PNT/1950.

Nama Teritorium VII kemudian diubah menjadi Tentara Teritorium pada Agustus 1950.

Tentara Teritorium VII/Indonesia Timur yang berkedudukan di Makassar, dipimpin oleh Kolonel Inf. Alex Kawilarang sebagai panglima.

Tugas utama institusi militer ini adalah menghancurkan gerombolan Republik Maluku Selatan (RMS) yang dipimpin oleh Dr. Soumokil di Maluku.

Pembentukan Kodam-Kodam di Indonesia Timur

Sebagai tindak lanjut dari Keputusan Presiden dan Menteri Pertahanan tentang Peleburan dua komando militer, maka KSAD mengeluarkan Surat Keputusan Nomor: KPTS-288/5/1957, tanggal 27 Mei 1957 tentang perubahan dari Resimen Infanteri menjadi Komando Daerah Militer Sulawesi Selatan dan Tenggara (KDM SST) di Wilayah Indonesia Timur.

Letkol Inf. Andi Mattalatta diangkat sebagai pejabat Komandan KDM SST dan Mayor Cpm Chaeruddin Tasning sebagai pejabat Kepala Staf KDM SST. Pengangkatannya tertuang dalam Surat Keputusan KSAD Nomor: 246/5/1957, tanggal 29 Mei 1957.

Peresmian terbentuknya KDM SST dilaksanakan dalam suatu upacara militer pada tanggal 1 Juni 1957 di Lapangan Hasanuddin Makassar.

Bertinda sebagai inspektur upacara adalah KSAD Mayjen TNI Abdul Haris Nasution.

Berdasarkan Radiogram KSAD Nomor: R/180/1957, tanggal 19 September 1957 sebutan Komandan KDM SST diubah menjadi Panglima KDM SST.

Sebagai Komando utama, KDM SST berada langsung di bawah KSAD, sedangkan pengomandoan taktis berada di bawah Wakil KSAD.

KDM SST yang berkedudukan di Makassar, mengemban tugas pokok untuk Pemulihan Keamanan dan Pembinaan Teritorial, penyusunan eselon-eselon staf, dinas, jawatan, kesatuan/kesenjataan, pendidikan teknis militer terhadap kader-kader prajurit.

Likuidasi Kodam

Reorganisasi di jajaran ABRI termasuk di lingkungan TNI Angkatan Darat, dilakukan pada pertengahan Dasawarsa 1980-an. Proses penyempurnaan yang menuju ke arah modernisasi Angkatan Darat ini secara esensial bertujuan untuk memantapkan kekuatan militer yang efektif dan efisien serta mampu mengemban tugas pokok militer.

Untuk mewujudkan hal tersebut, pada tanggal 12 Februari 1985 KSAD Jenderal Rudini mengeluarkan Surat Keputusan Nomor: Skep/131/II/1985 tentang penggabungan Kodam XIII/Merdeka dan Kodam XIV/Hasanuddin menjadi Kodam VII/Wirabuana yang meliputi seluruh wilayah Pulau Sulawesi.

Pengaktifan Kembali Kodam XIII/Merdeka

Setelah nonaktif (likuidasi) selama 31 tahun, pimpinan TNI dan Angatan Darat kemudian mengeluarkan kebijakan untuk mengaktifkan kembali Kodam XIII/Merdeka yang bermarkas di Manado, Sulawesi Utara.

Dasar pengaktifan kembali Kodam XIII/Merdeka adalah Peraturan Panglima TNI Nomor 45 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Pengesahan Kodam XIII/Merdeka dan Kodam XVIII/Kasuari, tanggal 13 Oktober 2016.

Kemudian diperkuat dengan Peraturan Kasad Nomor 33 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Pengesahan Kodam XIII/Merdeka dan Kodam XVIII/Kasuari Beriut Satuan Jajarannya, tanggal 24 Otober 2016.

Upacara peresmian Kodam XIII/Merdeka dipimpin oleh Kasad Jenderal TNI Mulyono pada 20 Desember 2016

Penataan satuan jajaran Kodam XIII/Merdeka pada saat itu, merupakan alih Kodal dari Kodam VII/Wirabuana yang satuannya meliputi Korem 131/Santiago, Korem 132/Tadulako, Brigif 22 Ota Manasa, Yon Armed 19/105 Bogani, Kikav 10/Manguni Setia Cakti, dan Denzipur 4/Yudha Karya Nyata.

Kembali ke Kodam XIV/Hasanuddin

Selang empat bulan setelah upacara pengaktifan kembali Kodam XIII/Merdeka, pimpinan Angkatan Darat juga mengaktifkan kembali Kodam XIV/Hasanuddin yang bermarkas di Makassar, Sulawesi Selatan.

Kasad Jenderal TNI Mulyono memimpin upacara peresmian perubahan nama Kodam VII/Wirabuana kembali menjadi Kodam XIV/Hasanuddin di Lapangan Karebosi Makassar, pada 12 April 2017.

Kasad Jenderal TNI Mulyono (saat itu) menyerahkan pataka Kodam XIV/Hasanuddin kepada Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Agus SB saat memimpin upacara peresmian perubahan nama Kodam VII/Wirabuana kembali menjadi Kodam XIV/Hasanuddin di Lapangan Karebosi Makassar, pada 12 April 2017. (Foto: Ist.)

Kebijaan ini merupakan bagian dari program penataan organisasi TNI AD sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 untuk lebih mengoptimalkan pelaksanaan tugas, peran dan fungsinya dalam menegakkan kedaulatan negara dan menjaga keutuhan wilayah NKRI

Berdasarkan kebijakan tersebut, maka perjalanan sejarah eksistensial Kodam XIV/Hasanuddin terbagi dua. Periode pertama tahun 1957-1985 (saat terjadi likuidasi). Periode kedua terhitung sejak 12 April 2017 hingga sekarang.

Daftar Satuan Jajaran Kodam XIV/Hasanuddin

Kodim 1408/Kota Besar Makassar

Jajaran Korem 141/Toddopuli di Bone (Sulsel)

1. Kodim 1403/Palopo
2. Kodim 1404/Pinrang
3. Kodim 1405/Parepare
4. Kodim 1406/Wajo
5. Kodim 1407/Bone
6. Kodim 1409/Gowa
7. Kodim 1410/Bantaeng
8. Kodim 1411/Bulukumba
9. Kodim 1414/Tana Toraja
10. Kodim 1415/Selayar
11. Kodim 1419/Enrekang
12. Kodim 1420/Sidrap
13. Kodim 1421/Pangkep
14. Kodim 1422/Maros
15. Kodim 1423/Soppeng
16. Kodim 1424/Sinjai
17. Kodim 1425/Jeneponto
18. Kodim 1426/Takalar

Jajaran Korem 142/Taroada Tarogau di Mamuju (Sulbar)

1. Kodim 1401/Majene
2. Kodim 1402/Polewali Mandar
3. Kodim 1418/Mamuju
4. Kodim 1427/Pasangkayu
5. Kodim 1428/Mamasa

Jajaran Korem 143/Halu Oleo di Kendari (Sultra)

1. Kodim 1412/Kolaka
2. Kodim 1413/Buton
3. Kodim 1416/Muna
4. Kodim 1417/Kendari
5. Kodim 1429/Buton Utara
6. Kodim 1430/Konawe Utara
7. Kodim 1431/Bombana
8. Yonif 725/Woroagi

Satuan Tempur dan Bantuan Tempur

1. Brigif 11/Badik Sakti, bermarkas di Parepare dan mencakup satuan:
a. Yonif 721/Makkasau di kabupaten Pinrang,
b. Yonif 726/Tamalatea di kabupaten Takalar.

2. Yonif 700 Raider/Wira Yudha Cakti (Makassar),
3. Yon Arhanud 4/Arakata Akasa Yudha (Maros),
4. Yon Armed 21/105 Tarik/Kawali (Bone),
5. Yon Zipur 8/Sakti Mandraguna (Makassar),
6. Yonkav 10/Mendagiri (Makassar).

Satuan Pendidikan

Resimen Induk Kodam (Rindam) XIV/Hasanuddin
•  Sekolah Calon Tamtama
•  Sekolah Calon Bintara
•  Depo Pendidikan dan Latihan Tempur
•  Depo Pendidikan Kejuruan
•  Depo Pendidikan Bela Negara

Daftar Pangdam XIV/Hasanuddin dan VII/Wirabuana

 

Pangdam XIV/Hasanuddin (1957-1985):

1. Letkol Inf Andi Matalatta (1957-1959)
2. Brigjen TNI M. Jusuf (1959-1965)
3. Brigjen TNI Solichin Gautama P. (1965-1968)
4. Brigjen TNI Sajidiman (1968-1970)
5. Brigjen TNI Abdul Aziz Bustam (1970-1973)
6. Brigjen TNI Hasan Slamet (1973-1975)
7. Brigjen TNI H. Endang Sukma (1975-1977)
8. Brigjen TNI Kusnadi (1977-1979)
9. Brigjen TNI Soegiarto (1979-1983)
10. Brigjen TNI Soetedjo (1983-1985)

Pangdam VII/Wirabuana (1985-2017)

1. Mayjen TNI Nana Narundana (1985-1988)
2. Mayjen TNI Rusmadi Siddik (1988-1991)
3. Mayjen TNI Zainal B. Palaguna (1991-1993)
4. Mayjen TNI Sofian Effendi (1993)
5. Mayjen TNI Tamlica Ali (1993-1995)
6. Mayjen TNI Sulatin (1995-1996)
7. Mayjen TNI Agum Gumelar (1996-1998)
8. Mayjen TNI Suaidi Marasabessy (1998-1999)
9. Mayjen TNI Agus Wirahadikusumah (1999-2000)
10. Mayjen TNI S. Kirbiantoro (2000)
11. Mayjen TNI A. Yahya (2000-2002)
12. Mayjen TNI Amirul Isnaini (2002-2003)
13. Mayjen TNI Suprapto (2003-2005)
14. Mayjen TNI Arief Budi S. (2005-2007)
15. Mayjen TNI Djoko Susilo U. (2007-2009)
16. Mayjen TNI Hari Krisnomo (2009-2010)
17. Mayjen TNI Amril Amir, S.IP. (2010-2011)
18. Mayjen TNI M. Nizam (2011-2013)
19. Mayjen TNI Bachtiar, SIP., MAP (2013-2015)
20. Mayjen TNI Agus Surya Bakti (2015-2017)

Mayjen (Letjen) TNI Agus Surya Bakti adalah Pangdam terakhir Kodam VII/Wirabuana, sekaligus merupakan Pangdam pertama Kodam XIV/Hasanuddin pasca pengaktifan kembali. (Foto: Ist.)

 

Pangdam XIV/Hasanuddin (2017- sekarang):

11. Mayjen TNI Agus Surya Bakti (2017-2018)
12. Mayjen TNI Surawahadi, S.IP., M.Si (2018-2020)
13. Mayjen TNI Andi Sumengerukka, S.E. (2020-2021)
14. Mayjen TNI Mochamad Syafei Karno (2021-2022)
15. Mayjen TNI Andi Muhammad Bau Sawa Mappanyukki (2022)
16. Mayjen TNI Dr. Totok Imam Santoso (2022-2023)
17. Mayjen TNI Bobby Rinal Makmun (2023 – sekarang).

Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Bobby Rinal Makmun (2023 – sekarang). (Foto: Ist.)

Meskipun Kodam XIV/Hasanuddin diaktifkan kembali, namun moto awalnya tidak digunakan, yaitu “abbatireng ri lipuku”. Tetapi tetap menggunakan moto Kodam VII/Wirabuana, yaitu “Setia Hingga Akhir”. (M. Ruslan)

Exit mobile version