KABARIKA.ID, MAKASSAR — Planet Bumi adalah rumah kita bersama, manusia dan makhluk hidup lainnya. Bumi telah memberi kita semua sumber daya yang diperlukan untuk hidup dan meraih kesejahteraan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Manusia telah menghabiskan sumber daya alam, menebang hutan, dan menyebabkan polusi serta pemanasan global. Sudah saatnya kita beralih ke alam dan mulai melestarikannya.

Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environment Day) setiap tahun pada 5 Juni, merupakan momentum yang tepat untuk meningkatkan kesadaran tentang perubahan iklim, pemanasan global, penggundulan hutan, dan hilangnya keanekaragaman hayati.

Peringatan tersebut bertujuan untuk menjadi wadah kolaborasi antara masyarakat global dengan para pemangku kepentingan guna meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan hidup.

Tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024 adalah “Land Restoration, Desertification, and Drought Resilience” (Restorasi Lahan, Penggurunan dan Ketahanan terhadap Kekeringan).

Restorasi lahan adalah pilar utama Dekade Restorasi Ekosistem PBB (2021-2030). Topik tersebut merupakan salah satu seruan untuk perlindungan dan kebangkitan ekosistem di seluruh dunia yang sangat penting.

Kebiasaan menanam pohon merupakan langkah kecil, namun besar artinya bagi keselamatan lingkungan dan kelestarian Bumi. (Foto: indiatvnews)

Tema itu juga menyoroti pentingnya tindakan global yang terintegrasi dan terkoneksi dalam sebuah sinkronisasi agenda internasional, untuk memulihkan lahan terdegradasi yang memiliki dampak besar pada ketahanan pangan, pengurangan kemiskinan dan mitigasi perubahan iklim.

Sedangkan tema yang diusung oleh Indonesia pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024 adalah, “Penyelesaian Krisis Iklim dengan Inovasi dan Prinsip keadilan”.

Tema ini menjadi pengingat sekaligus ajakan bahwa penyelesaian akar masalah krisis iklim harus dilakukan dengan inovasi yang dilaksanakan secara konsisten oleh seluruh pemangku kepentingan, sekaligus harus mengedepankan prinsip keadilan dan inklusivitas.

Pada sisi lain, prinsip keadilan menekankan bahwa manfaat dari pemulihan lahan harus dirasakan oleh semua lapisan masyarakat, terutama yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim.

Sejarah Hari Lingkungan Hidup Sedunia

Peringatan ini dimulai sejak tahun 1972 ketika Majelis Umum PBB menetapkan 5 Juni sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia, pada Konferensi Stockholm.

Hari Lingkungan Hidup Seduniap menjadi hari internasional terbesar bagi lingkungan hidup yang dipimpin UNEP (United Nations Environment Programme). Perayaan tersebut pertama kali diadakan pada 1973.

Konferensi PBB tentang Lingkungan Hidup Manusia yang diadakan di Stockholm pada 5 Juni 1972 menjadi cikal bakal terbentuknya Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

Pertemuan itu memicu diskusi kritis mengenai perlindungan lingkungan. Berselang setahun, Hari Lingkungan Hidup Sedunia secara resmi dirayakan pertama kalinya untuk menghormati konferensi tersebut sebagai momen penting.

Peringatan ini kemudian menjadi tradisi berlanjut yang dirayakan setiap tahunnya hingga searang. (rus)