KABARIKA.ID, BOGOR- Kementerian Pertanian terus berupaya memperkuat komunikasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak, salah satunya melalui kolaborasi bersama komunitas Gen Z “Eat, Chat, Walk”.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kuntoro Boga Andri menyampaikan bahwa kegiatan kolaborasi dalam rangka memperingati hari Lingkungan Hidup Sedunia, 5 Juni, di Kawasan BBSIP, Cimanggu, Bogor, merupakan strategi merangkul seluruh masyarakat dalam mendukung program pertanian nasional.

“Dengan menggandeng komunitas Gen Z seperti ‘Eat, Chat, and Walk’, kami ingin memastikan informasi program pertanian dapat tersebar luas dan diterima dengan baik oleh semua kalangan,” ujar Kuntoro.

Komunitas “Eat, Chat, and Walk” dikenal aktif dalam berbagai kampanye dan kegiatan promosi kuliner dan diskusi seputar dunia pangan, yang mencakup aspek keberlanjutan, inovasi, serta pemanfaatan sumber daya lokal. Kegiatan ECW kali ini dilaksanakn di Taman Agro Standar, Balai Besar Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BBPSIP), Rabu (5/6/2024).

Pada kesempatan itu, dijelaskan sejumlah program dan strategis pertanian, tren pertanian perkotaan dengan mengoptimalkan lahan pekarangan serta pengolahan sederhana beberapa komoditas hortikuktura.

Kegiatan yang bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, diyakink Kepala Biro Humas dapat mendekatkan pertanian kepada masyarakat luas, khususnya Gen Z dan milenial.

“Tujuan kita memperkenalkan dunia pertanian, dan semua kalangan agar masyarakat luas sadar tentang pentingnya pertanian dan mendukung produksi pangan. Juga mengajak masyarakat untuk aktif di kanal-kanal Media Sosial Kementerian pertanian, antara lain TV Tani Indonesia dan Instagram Kementan, jelas Kuntoro.

Sementata Ketua Komunitas “Eat, Chat, and Walk”, Jauhari, menyambut baik kegiatan bersama ini dan berharap kontribusi nyata dalam mendukung program-program Kementan.

“Kunjungan ke BBPSIP ini luar biasa sekali, mulai dari penjelasan program pertanian, lalu bagaimana di lapangan bercocok tanam, lalu panen sayur dan juga mengenai latihan pascapanen sayuran.

“Kita belajar banyak. Rasanya ini penting bagi kita, untuk datang ke sini, belajar bagaimana menangani potensi dan sumberdaya pertanian di lingkungan kita dengan benar,” ungkap Jauhari.