KABARIKA.ID, SIDRAP – Tim Satuan tugas (Satgas) Pangan Polri, bersama Kementerian Pertanian RI, beberapa waktu lalu, melakukan monitoring ketersediaan dan penggilingan beras di wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hasilnya ditemukan stok gabah kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG) alias beras mengalami penurunan di akhir Mei 2024, dibandingkan 2023 lalu.
Anggota Satgas Pangan Mabes Polri, Kombes Hermawan mengungkapkan, penurunan stok gabah dan beras terjadi lantaran efek el nino dan terjadinya banjir di Kabupaten Sidrap, yang merupakan sentra penghasil beras terbesar di Sulsel.
Tidak hanya itu, akibat curah hujan yang tinggi dan banjir, meski tidak semua areal pertanaman mengalami puso (gagal panen), tapi kualitas gabah yang dihasilkan sangat rendah.
Hal tersebut berdampak pada harga jual gabah dan beras. “Pada Maret dan April lalu, harga jual di petani saat panen raya harga GKP masih kisaran Rp5.000 hingga Rp5.700 per kilogram (Kg).
Di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) yang Rp6.000 per kg,” jelas Penyidik Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri itu.
Mei lalu, harga sudah di atas HPP yaitu Rp6.500 per kg. Sayangnya, banyak petani yang enggan menjual gabahnya ke pemerintah (Bulog), lantaran harga beli para pengepul beras, masih lebih tinggi.
Sehingga lanjut Hermawan, pengawasn perlu dilakukan untuk menjaga keseimbangan harga beras dari hulu hingga hilir sesuai perintah Presiden Joko Widodo.
“Makanya, Satgas Pangan Polri mengecek ke penggilingan, pelaporan penyerapan gabah/beras dan ketersediaan stok beras melalui aplikasi yang ada di wilayah Kabupaten Sidrap. Kita harus menjaga stabilitas gabah dan beras baik di tingkat petani, penggilingan hingga di tingkat masyarakat,” lanjut Hermawan.
Dari hasil monitoring aplikasi di Sidrap, ditemukan CV Surya Inti Pangan, yang memproduksi beras mereka merk Lahap dan Jeruk, ternyata bukan mitra Bulog.
Sementara, perusahaan itu, memproduksi beras premium 60 persen dan beras medium 40 persen. Lalu, menjual hasil produksi ke Makassar, Papua, Kalimantan dan Sulawesi Utara.
Mereka juga punya alat, berupa alat pengering yang bisa memproses 150 ton sekali dengan waktu kerja 17 jam. Dan alat proses menjadi beras dengan daya tampung 80 ton per proses selama 16 jam.
“Di gudangnya terdapat 800 ton pecah kulit dan 30 ton beras premium siap jual. Lalu, harga jual beras premium di penggilingan Rp13.200 per kg, dan beras medium Rp12.100 per kg,” pungkas Hermawan. (*)