IWAN FALS dan Band hari Rabu, 5 Juni 2024, mengadakan konser di Bengkel Space, Kawasan SCBD, Jakarta. Konser indoor tersebut memakan waktu hampir dua jam non-stop dengan menampilkan lagu-lagu hits Iwan Fals.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dibuka dengan judul lagu Merah Putih, Iwan berhasil memuaskan penonton yang ikut bernyanyi dari awal hingga akhir konser.
Iwan memang tampil dengan dukungan Energi Baru yakni, Raya Rambu Rabani pada drum, Ardy Siki memetik bass, Zulqi Lael Ramadhana pada lead gitar, Arda Sugarda pada keybord, piano, gitar dan Faris Alwan di perkusi, alat tiup, suling, serta biola.
Berbeda dengan konser-konser sebelumnya, kali Iwan Fals tampil dengan lagu lama tapi diaransemen dengan musik kekinian dengan irama yang cukup keras.
Lagu-lagu Iwan terasa lebih bermakna dan bergema lantang dengan dukungan kelima personil pengiring Iwan.
Raya Rambu Rabani misalnya. Putra ketiga Iwan Fals ini tampil dibelakang drum dengan konsisten menjaga tempo.
Lelaki gondrong berusia 21 tahun ini begitu profesional. Ia menunjukkan bahwa yang ia iringi bukan bapaknya, Iwan Fals (Virgiawan Listanto).
Tapi, Raya, panggilan akrabnya, menunjukkan bahwa ia sedang mengiringi seorang penyanyi lagendaris yang punya kharisma dimana karya-karyanya sudah membumi di Indonesia bahkan ke luar negeri.
Raya begitu percaya diri di belakang drum. Pukulannya begitu rapi, bertenaga dengan konsisten menjaga irama agar lagu yang dibawakan Iwan terasa lebih bernyawa dan bunyi-bunyian yang keluar sangat mengena di telinga penonton yang saat itu didominasi dengan kaum muda (generasi Z).
Ardy Siki sipembetot bas, juga tak kalah menarik. Ardy, salah satu personil yang paling lama mengiringi Iwan, tahu betul karakter Iwan dan yang diinginkan para penonton saat ini.
Petikan basnya tidak sekadar mengikuti irama lagu. Tapi, ia memberi warna tersendiri dengan betotan yang cukup bervariasi.
Ardy juga cukup komunikatif dengan penonton sehingga dia bisa berkomunikasi ringan dengan penonton sambil bercanda.
Sedangkan Zulqi Lael yang menjadi lead gitar juga memberikan sentuhan yang apik pada setiap lagu. Zulqi tahu betul, kapan gitarnya menderu-deru dan kapan gitarnya harus pelan. Seperti pada lagu Nyanyian Jiwa.
Zulqi, anak Bandung sirambut gondrong ini, memainkan melodi penuh dengan penghayatan. Ia memainkan gitar melengking sesuai roh dan makna lagu Nyanyian Jiwa.
Ya..ya lagu Nyanyian Jiwa akhirnya semakin berjiwa dengan sentuhan gitar Zulqi Lael. Penonton pun seperti terkena hipnotis oleh senar gitarnya.
Lalu peran Arda Sugarda juga cukup besar. Maklum, lagu-lagu Iwan yang dimainkan malam itu menginginkan sentuhan piano dan keyboard.
Misalnya pada lagu Aku Bukan Pilihan. Sentuhan jari-jari Ardy benar- benarvterasa, serasa mendengar irama aslinya. Sehingga penonton pun terpukau dan ikut larut sambil bernayanyi.
Arda tidak hanya mahir memainkan tuts piano. Ia juga memainkan keyboard yang memang banyak terdapat pada lagu-lagu Iwan yang dibawakan malam itu.
Arda terlihat repot. Karena selain harus memainkan piano dan keyboard, lelaki imut-imut yang ganteng ini juga kadang harus memetik gitar elektrik maupun gitar akustik. Maka, gitar acapkali ‘menempel’ di dada Arda.
Energi baru terakhir Iwan adalah Paris Alwan. Ia memainkan biola, perkusi dan kadang suling. Sentuhan biolanya tidak hanya merdu. Tapi juga garang.
Itu terlihat saat Iwan membawakan lagu Tikus-Tikus Kantor dan Bento. Dengan gesekan biola Paris yang cukup keras dan khas diintro Lagu Tikus2 Kantor, membuat penonton langsung jingkrak-jingkrak.
Begitu juga di awal atau intro lagu Bento. Biasanya intro lagu Bento dilakukan dengan petikan gitar. Tapi, kali ini intro Bento diawali dengan gesekan biola. Suatu terobosan sehingga lagu Bento terasa ada pembaharuannya.
Kelima personil Band Iwan Fals itu memang cukup lama saling mengenal. Dan sudah saling kenal dan hapal karakter satu sama lain saat latihan. Ibarat main sepakbola, mereka memang menampilkan permainan team work yang sudah rapi. Tinggal menendang bola ke gawang lawan tanpa terbendung.
Mereka memang darah muda atau energi baru bagi Iwan. Karena mereka memang tinggal di komplek perumahan Iwan Fals di Desa Leuwinanggu, Depok, Jabar.
“Ya, Raja, mereka memang sudah saling paham satu sama lain. Karena mereka cukup sering latihan band. Soal aransemen baru, mereka lebih banyak yang berdiskusi. Saya mengikuti saja sesuai dengan hati nurani,” ujar Iwan Fals keesokan harinya melalui telepon.
Satu hal yang paling terasa saat Iwan tampil di Bengkel Space itu. Nada suara Iwan tak pernah kendor atau turun. Di usia menjelang 63 tahun ini, Iwan masih prima. Suara lantang dan melengking tetap keluar dari rongga Iwan meski tidak menurunkan nada lagu sesuai aslinya.
“Saya juga terbawa dengan atmosfir anak-anak Band. Malu dong kalau saya melempem. Jadi, dengan anak-anak yang lebih muda ini membuat saya harus lebih prima saat latihan maupun saat manggung. Stamina harus dijaga,” ujar Iwan menjelaskan.
Yang pasti, hingga kini pamor Iwan dibelantika musik Indonesia belum tergantikan. Malah, Iwan kini lebih matang dan lebih tenang dalam konsernya.
Iwan yang dulu kita nilai tukang protes negara kini mantap juga menyanyikan lagu-lagu nuansa cinta penuh penghayatan. Itu terbukti ketika ia menyanyikan, Mata Indah Bola Pingpong, Aku Bukan Pilihan, Kumenanti Seorang Kekasih, Yang Terlupakan, dan Izinkan Aku Menyayangimu.
Selesai konser, terlihat para penonton dengan wajah-wajah ceria walau juga kaum STW ada juga yang nonton. Mereka meninggalkan gedung konser dengan wajah berseri-seri.
Ya, dalam konser itu, bukan Iwan sebagai artisnya. Tetapi, penontonlah yang menjadi artisnya. Kenapa? Dari awal hingga akhir, seluruh penonton terus bernyannyi dan berdendang kadang ‘mengalahkan’ suara Iwan Fals di atas panggung. Mereka bernyanyi karena mereka hafal nada maupun syairnya.
Ya…Iwan Fals dan Band memang lagi sibuk-sibuknya. Mereka akan tour di 25 Kota di Indonesia. Selamat menjalankan Tour Iwan Fals dan Band.
Jakarta, Juni 2024.