KABARIKA.ID, JAKARTA — Pernyataan Menteri Pertahanan (Menhan) yang juga Presiden terpilih RI periode 2024-2029, Prabowo Subianto yang akan mengirim Pasukan Pemelihara Perdamaian (Peacekeeping) ke Gaza jika diminta oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mendapat sambutan dari pimpinan TNI.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto bahkan mengatakan bahwa warga sipil berpeluang bergabung dengan Pasukan Pemelihara Perdamaian untuk membantu warga Palestina di Gaza.

Keikutsertaan warga sipil dalam Pasukan Pemelihara Perdamaian di bawah PBB, tentu harus memenuhi berbagai persyaratan ketat yang ditentukan oleh TNI.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Dr. Nugraha Gumilar mengatakan, warga sipil yang bisa bergabung dengan Pasukan Pemelihara Perdamaian dari Indonesia harus melalui serangkaian proses yang dilakukan TNI.

“Pasukan perdamaian yang beroperasi di daerah konflik membutuhkan bekal khusus bagi sipil yang akan berpatisipasi. TNI akan melakukan serangkain tes dan pelatihan di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI (PMPP TNI) di Sentul,” ujarnya Mayjen Nugraha, Selasa malam (18/06/2024) di Jakarta.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Dr. Nugraha Gumilar. (Foto: Ist.)

Kapuspen TNI menjelaskan, unsur sipil dalam Pasukan Pemelihara Perdamaian Indonesia, nantinya bisa menempati pos yang dibutuhkan PBB. Misalnya, tenaga kesehatan untuk rumah sakit, pusat rehabilitasi, trauma healing serta negosiator.

“Kami biasanya bekerja sama dengan lembaga lain. Misalnya, jika butuh Nakes (tenaga kesehatan – Red) dengan Kemenkes. Karena pertangungjawaban terhadap personel sipil tersebut juga harus jelas sesuai dengan kebutuhan,” tandas Mayjen Nugraha.

Kapuspen TNI menambahkan, jalan menuju pengiriman Pasukan Pemelihara Perdamaian Indonesia untuk Palestina masih panjang.

Sebab, tambah Mayjen TNI Nugraha, harus ada mandat dari PBB lewat resolusi Dewan Keamanan PBB.

Selain itu, lokasi konfliknya juga harus sudah ada gencatan senjata. Sampai saat ini, kata Kapuspen TNI, PBB masih berupaya mewujudkan gencatan senjata di Gaza.

“TNI intinya siap dikirim kapan saja, dan kita saat ini juga sudah menyiapkan rencana pengiriman empat batalyon. Keempatnya batalion tersebut adalah Batalion Zeni (infrastruktur), Kesehatan, Perbekalan (dapur umum), dan Batalion Pengamanan,” ujar Mayjen Nugraha.

Ia menambahkan, sebelum pasukan diberangkatkan PBB akan melakukan pengecekan dua bulan sebelumnya. Utusan PBB akan mengecek apakah kapasitas dan kecakapan pasukan yang akan diberangkatkan Gaza sesuai standar yang ditetapkan PBB.

“Sejauh ini pasukan Penjaga Perdamaian Indonesia memiliki reputasi sangat baik dan selalu menjadi pilihan utama PBB. Kita sudah mempersiapkan, jika PBB membutuhkan berdasarkan mandat, kita sudah siap berangkat,” tandas Kapuspen TNI.

Sejauh ini TNI diketahui sudah menyiapkan 1.394 personel Pasukan Pemelihara Perdamaian untuk melaksanakan misi di Gaza. TNI juga telah menyiapkan bantuan lanjutan untuk dikirimkan ke Gaza berupa KRI yang akan menjadi rumah sakit terapung, Alutsista tambahan, hingga bantuan logistik.

Panglima TNI  Jenderal TNI Agus Subiyanto memastikan bantuan tersebut akan dikirimkan jika gencatan senjata telah terjadi di Gaza, dan pihak TNI mendapatkan mandat dari PBB.

Menhan Prabowo saat tampil sebagai pembicara dalam sesi Special Address pada forum The International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue 2024 di Singapura, 1 Juni 2024. (Foto: Ist.)

Seperti diketahui, Menhan Prabowo Subianto mengatakan Indonesia akan terus berupaya untuk memberikan bantuan ke Gaza, dan jika diperlukan dan diminta oleh PBB juga siap untuk mengirimkan Pasukan Pemelihara perdamaian.

Pernyataan itu disampaikan Menhan Prabowo saat tampil sebagai pembicara dalam sesi Special Address pada forum The International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue 2024 di Singapura, awal Juni Lalu. (rus)