KABARIKA.ID, JAKARTA – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) melalui beberapa anggotanya mengapresiasi kembalinya Andi Amran Sulaiman (AAS) ke Kementerian Pertanian (Kementan).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mereka optimis cara kerja yang dilakukan Amran mampu menjawab tantangan pertanian serta memenuhi kecukupan pangan nasional.
Apalagi, Amran juga dikenal sebagai Menteri “siap kotor” alias terjun langsung ke lapangan guna mengetahui apa saja persoalan yang harus diselesaikan.
Demikian disampaikan Anggota Komisi IV DPR RI, Fraksi PDIP, Ono Surono. Menurut Ono, perjuangan Amran dalam memenuhi makanan rakyat terus dilakukan secara konsisten. Karena itu, Ono meminta semua anggota Komisi IV mendukung penuh upaya percepatan dan peningkatan produksi nasional.
“Kita apresiasi sikap pak menteri yang konsisten memastikan petani supaya jangan dirugikan. Kenapa? karena petani adalah pejuang perut masyarakat Indonesia, applus untuk pak menteri,” tegas Ono.
Sementara Anggota DPR laimnya Firman Soebagyo dalam rapat kerja bersama jajaran Kementan di Gedung Parlemen Jakarta, mengatakan
“Dalam dunia pertanian, kita harus siap kotor. Jika kakinya bersih, maka permasalahan tidak akan terselesaikan. Dan bapak sudah mewakafkan diri untuk pertanian. Kami doakan Bapak bisa lanjut lima tahun lagi,” ujar Firman, Kamis, 20 Juni 2024.
Menurut Firman, kembalinya Amran ke kementan sangatlah tepat mengingat saat ini tantangan yang dihadapi adalah krisis pangan di seluruh dunia.
Terlebih pangan adalah kebutuhan pokok dan hak asasi manusia yang harus dijamin oleh negara.
“Bapak Menteri telah berani menyampaikan pendapat secara transparan dan ini patut diapresiasi,” katanya.
Firman pun menekankan pentingnya keberanian dan dedikasi dari seluruh jajaran Kementan untuk menghadapi tantangan yang ada.
Meskipun Amran baru lima bulan menjabat, konsolidasi internal harus segera dilakukan. Evaluasi menyeluruh dari para pejabat lama dinilai sangat penting untuk mencapai target yang diinginkan.
“Data yang akurat adalah kunci untuk mencapai target-target yang sudah kita rencanakan. Fungsi pengawasan harus berjalan maksimal, dan tanpa data yang akurat, target tidak akan tercapai,” katanya.