KABARIKA.ID, SEMARANG – Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meninjau pompanisasi di Desa Kalibeji, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.
Hal ini menyusul prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyebut sejumlah wilayah di Indonesia berpotensi mengalami kekeringan meteorologis pada musim kemarau sehingga membutuhkan kesiagaan dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
“Kita ingin mengantisipasi kemungkinan kekeringan dalam jangka panjang, yang akan dimulai, menurut BMKG, Juli, Agustus, September dan Oktober, sehingga ini bisa diantisipasi dengan pompanisasi di semua Provinsi, agar produktivitas kita tidak turun” terang Presiden Jokowi.
Lebih lanjut Presiden Jokowi menyebut saat ini pemerintah tengah gencar mendistribusikan mesin pompa ke seluruh Indonesia, program ini ditujukan agar petani mampu berproduksi disepanjang musim dan target peningkatan produksi secara nasional tercapai.
Khusus di Jawa Tengah, kata Presiden, diproyeksikan dapat meningkatkan hingga 1,3 juta ton.
“Kalau di Jawa Tengah, dari total 4.300 pompa, nanti kita harapkan produktivitas kita akan tambah 1,3 juta ton, dari total 8,9 juta ton ditambah 1,3 juta ton, sehingga produktivitasnya naik, di seluruh Indonesia sudah dibagi 25.000, dari total rencana kira – kira 75.000 pompa,” rinci Presiden Jokowi.
Program pompanisasi ini, lanjut Presiden Jokowi, ditargetkan dapat mendukung aktivitas produksi petani di lapangan.
Untuk beberapa wilayah yang tadinya hanya dapat menanam satu kali dalam setahun, diharapkan dapat ditingkatkan menjadi dua atau tiga kali dalam setahun.
“Sebagai contoh di sini, di Kabupaten Semarang, pompa satu ini bisa mengairi 77 hektar, yang sebelumnya ada yang panen satu kali nanti bisa menjadi dua kali , yang sudah di.sini tadi, dua kali bisa menjadi tiga kali,” ungkapnya.
Distribusi Pompa
Pada kesempatan yang sama, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyebut pendistribusian mesin pompa secara nasional telah berjalan hingga 70 – 80 %.
Pompa ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang dalam menekan impor beras dan mewujudkan ketahanan pangan secara nasional.
“Ini sudah berjalan 70-80 % sudah terpasang, yang tahap pertama 25.000, berikutnya akan ada lagi, jadi kami terget pompanisasi ini bisa mengcover hingga 1 juta hektar, kalau ini bisa kita cover, kita pasti bisa meningkatkan produksi dan menekan impor,” jelas Mentan Amran, yang juga Ketua Umum Pengurus Pusat Ijatan Alumni Universitas Hasanudddin (IKA UNHAS).
Sebagai informasi, Bantuan Pompa air Kabupaten Semarang tahun ini berjumlah 47 unit, dengan potensi luas sawah tadah hujan di Kabupaten Semarang seluas 5.318 ha.
Pompanisasi berpotensi meningkatkan produksi sebesar 26.590 ton atau naik 18.64 % dari tahun 2023.
Selain bantuan pompa, Kabupaten Semarang tercatat mendapat bantuan alat mesin pertanian lain berupa traktor roda 4 sejumlah 1 unit senilai Rp. 3,8 M. 3. Bantuan traktor roda 2 sejumlah 31 unit.