Gelombang Panas yang Parah Landa India, 143 Orang Meninggal Dunia

KABARIKA.ID, NEW DELHI — Gelombang panas berkepanjangan yang melanda sebagian besar India menyebabkan 143 orang meninggal dunia. Sebanyak 41.789 orang mengalami masalah kesehatan akibat kasus sengatan panas antara 1 Maret dan 20 Juni tahun ini, menurut sumber Kementerian Kesehatan India.

Kebanyakan dari mereka adalah buruh atau mereka yang berusia di atas 65 tahun.

Jumlah korban jiwa mungkin lebih tinggi dari yang sebenarnya, karena Pusat Pengendalian Penyakit Nasional (NCDC) India belum menerima data terkini dari semua negara bagian. Beberapa fasilitas kesehatan juga belum melaporkan jumlah korban akibat gelombang panas.

Data resmi menunjukkan bahwa pada 20 Juni 2024 saja, terdapat 14 kematian akibat sengatan panas (heatstroke) dan sembilan dugaan kematian, sehingga jumlah kematian dari bulan Maret hingga Juni meningkat dari 114 menjadi 143.

Uttar Pradesh adalah negara bagian yang paling terkena dampak, melaporkan 35 kasus kematian. Disusul Delhi 21 kematian, serta Bihar dan Rajasthan masing-masing 17 kematian.

Seorang ibu di Delhi menyiram air ke kepalanya saat beraktivitas di luar ruangan untuk melawan sengatan panas terik yang melanda India dalam satu pekan terakhir. (Foto: thesun)

Menteri Kesehatan Persatuan J.P. Nadda pada hari Kamis (20/06/2024) menginstruksikan para pejabat untuk mengunjungi rumah sakit Pusat guna memastikan pengaturan terpisah telah dibuat, untuk pasien sengatan panas dan untuk menilai jumlah kematian baru-baru ini akibat penyakit yang berhubungan dengan sengatan panas.

Ia juga meninjau situasi nasional dan kesiapan rumah sakit untuk mengatasi dampak gelombang panas, dan mengarahkan pembentukan unit gelombang panas khusus di seluruh rumah sakit pemerintah pusat.

Imbauan kepada Departemen Kesehatan mengenai ‘Musim Gelombang Panas 2024’ (Heat Wave Season 2024) telah dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan di bawah arahan Menteri Kesehatan Pusat.

“Negara ini mungkin mengalami suhu maksimum musiman di atas normal sejalan dengan tren suhu musim panas yang diamati. Untuk mengurangi dampak kesehatan dari panas ekstrem, departemen kesehatan harus memastikan kesiapsiagaan dan respons tepat waktu,” kata Kementerian Kesehatan.

Kementerian Kesehatan juga memerintahkan petugas pusat negara bagian di bawah Program Nasional untuk Perubahan Iklim dan Kesehatan Manusia (NPCCHH) untuk menyerahkan data kasus sengatan panas dan kematian setiap hari, mulai tanggal 1 Maret, bersama dengan pelaporan di bawah Pengawasan Penyakit dan Kematian Terkait Panas.

Negara-negara bagian telah diminta untuk menyimpan daftar digital kasus sengatan panas dan kematian, baik yang diduga maupun yang dikonfirmasi di tingkat fasilitas kesehatan atau rumah sakit, untuk memastikan penyebarluasan Rencana Aksi Nasional mengenai Penyakit Terkait Panas (HRI) ke semua distrik, dengan fokus pada penguatan kesiapan sistem kesehatan untuk HRI.

Otoritas India menyemprotkan air menggunakan mobil tangki di jalan-jalan protokol di India saat negara itu dilanda gelombang panas ekstrem yang menyebabkan ratusan orang meninggal. (Foto: Ist.)

Kementerian Kesehatan juga menekankan pentingnya mengeluarkan peringatan dini gelombang panas yang dikeluarkan oleh Departemen Meteorologi India (IMD).

IMD juga diminta membagikan prakiraan cuaca untuk empat hari ke depan ke fasilitas kesehatan dan populasi rentan.

Peringatan tersebut juga menyerukan kesiapan fasilitas kesehatan untuk pencegahan dan penanganan HRI parah dengan pengadaan paket oralit, obat-obatan esensial, cairan infus, kompres es, dan peralatan yang diperlukan untuk menangani penderita.

Ketersediaan air minum yang cukup di seluruh fasilitas kesehatan sangat ditekankan, serta penyediaan peralatan pendingin umum di ruang tunggu dan perawatan pasien.

Dugaan kasus sengatan panas harus dinilai dengan cepat dan didinginkan secara aktif menggunakan protokol pengobatan standar.

“Berkoordinasi dengan perusahaan-perusahaan distribusi listrik agar pasokan listrik tidak terputus ke rumah sakit, supaya peralatan pendingin tetap berfungsi. Ambil langkah-langkah untuk mengurangi panas dalam ruangan dan konservasi energi di fasilitas kesehatan, seperti atap sejuk atau atap hijau, peneduh jendela, penampungan air hujan, solarisasi, dan lain-lain. Menyediakan tempat berteduh di luar fasilitas kesehatan di daerah rawan panas,” kata Kementerian Kesehatan.

Pejabat Kementerian Kesehatan telah didesak untuk memastikan semua rumah sakit siap memberikan layanan kesehatan terbaik bagi mereka yang terkena dampak, menyoroti komitmen pemerintah federal untuk mengelola dampak panas yang parah.

Selain itu, persiapan menghadapi suhu tinggi yang berkelanjutan sedang dilakukan dengan penekanan pada peringatan dini dan penyediaan sumber daya yang memadai.

Kondisi panas terik di India bagian Utara dan Timur terus meningkatkan jumlah korban akibat sengatan panas, sehingga memerlukan tindakan nasional yang serius untuk memitigasi risiko dan memberikan respons medis yang tepat waktu kepada individu yang terkena dampak.

Pusat Pengendalian Penyakit dan rumah sakit di tingkat lokal telah disiagakan dengan protokol yang ditetapkan untuk menangani krisis kesehatan yang sedang berlangsung. (rus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *