KABARAIKA.ID, MAKASSAR – Provinsi Sulawesi Selatan berada di posisi lima terbaik dalam pengendalian inflasi di Indonesia, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel yang menunjukkan inflasi pada Juni 2024 ada pada angka 2,03 persen (yoy), dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,84.
Itu menjadi kabar menggembirakan, bagi Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel Prof Zudan Arif Fakhrulloh.
“Tingkat indeks yang membaik tercermin dari inflasi year on year di Bulan Juni di Sulsel turun menjadi 2,03 persen. Ini menjadi sesuatu yang sangat bagus bagi kita,” katanya.
“Kalau dilihat rata-rata nasional dari 38 provinsi, Sulsel masuk nomor lima terbaik di Indonesia, jadi terima kasih banyak untuk semua,” sambung Prof Zudan, di Kantor BPS Sulsel, Jalan Haji Bau, Makassar, Senin (1/7/2024).
Pencapaian ini berkat kerja sama yang baik antara BPS, Bank Indonesia, Dinas Ketahanan Pangan Sulsel, dan seluruh kabupaten/kota di Sulsel.
“BPS luar biasa, datanya sangat akurat sehingga intervensi dari pemerintah provinsi dan kabupaten kota semakin tepat,” puji Prof Zudan.
Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Wajo 2,73 persen dengan IHK sebesar 106,34 dan terendah terjadi di Kota Makassar sebesar 1,77 persen dengan IHK sebesar 106,13.
Inflasi yoy terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu pada kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 4,06 persen.
Lalu pada kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,71 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,4 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,79 persen, kelompok kesehatan 1,71 persen kelompok transportasi 0,9 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 1,43 persen.
Kemudian kelompok pendidikan sebesar 1,78 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 1,27 persen, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 4,28 persen. Hanya saja kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi 0,12 persen.
Sementara itu, Kepala BPS Sulsel, Ariyanto menjelaskan, inflasi dari tahun ke tahun 2,03 persen ini diakibatkan oleh kelompok, makanan, minuman, tembakau, transportasi dan perawatan pribadi yaitu harga emas.
Sedangkan Informasi dan komunikasi mengalami deflasi dari tahun ke tahun. “Tingkat deflasi month to month (m-to-m) pada Juni 2024 sebesar 0,26 persen dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) Provinsi Sulawesi Selatan bulan Juni 2024 sebesar 0,83 persen,” jelas ariyanto. (*)