KABARIKA.ID, MAKASSAR – Ribuan dokter spesialis dermatovenerologi hadir di Kota Makassar, Sulawesi Selatan menghadiri Kongres Nasional (Konas) XVII Persatuan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (Perdoski).
Acara ini mengusung tema ‘Tantangan Profesionalisme Dokter Spesialis Dermatovenereologi secara Holistik di Era 2024’.
Ketua Umum Pengurus Pusat Perdoski, Prof. Yulianto Listiawan, menyatakan bahwa Konas yang diadakan setiap tiga tahun ini tidak hanya bertujuan untuk memilih ketua baru, tetapi juga untuk memperkuat pemahaman para dokter spesialis dan umum tentang tantangan yang mereka hadapi.
Mereka perlu melengkapi diri dengan pengetahuan, keterampilan, dan teknologi terkini guna menghadapi globalisasi dalam bidang dermatologi dan venereologi.
“Kami ingin meningkatkan kemampuan dokter dalam bidang dermatologi dan venereologi sehingga mereka mampu menerapkan pendekatan manajemen pasien yang profesional dan holistik. Ilmu terus berkembang, dan kita harus selalu memperbarui diri,” jelas Yulianto pada Kamis (4/7/2024).
Perdoski juga menyoroti banyaknya klinik kecantikan yang mengklaim sebagai spesialis estetik. Menurut Yulianto, ini menjadi masalah karena banyak yang hanya mengikuti kursus singkat kecantikan dan kemudian mengaku sebagai spesialis.
“Untuk menjadi seorang spesialis atau ahli, diperlukan pendidikan khusus. Membuat sebuah klinik kecantikan tidak hanya harus berorientasi bisnis, tetapi juga harus memberikan pelayanan medis yang sebenarnya, membantu orang untuk menjadi sehat,” tegas Yulianto.
Untuk mengatasi masalah klinik-klinik yang menyesatkan, saat ini sedang digodok pembuatan regulasi dan pembentukan Komite Estetik Indonesia. “Namun, ini butuh waktu,” lanjutnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Konas Perdoski, Prof. Anis Irawan, menambahkan bahwa Konas Perdoski kali ini juga dirangkaikan dengan dua pemecahan rekor Museum Rekor Indonesia (MuRI): pemeriksaan penyakit skabies terbanyak dan perawatan flek wajah secara mandiri.
“Banyak kegiatan lainnya, termasuk donor darah dan pameran kesehatan yang didukung oleh 700 peserta, termasuk dari sektor farmasi,” pungkas Anis. (*)