KABARIKA.ID, MERAUKE–Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (AAS) langsung menggelar rapat di Ruang Tunggu VIP sesaat setelah mendarat di Bandara Mopah, Merauke, Papua Selatan.
Rapat yang sedianya dilaksanakan pukul 10 di Swisbell Hotel Merauke akhirnya dipindahkan ke ruang tunggu VIP Bandara
Gubernur Papua Selatan Dr. Ir. Apolo Safanpo, S.T., M.T., IPM mendampingi mentan.
Rapat taktis ini berlangsung sekira sejam sambil menunggu kedatangan rombongan stakeholder lainnya yang terkait.
Rapat diawali pemaparan Bupati Merauke Drs. Romanus Mbaraka, M.T.
Selanjutnya dilakukan diskusi terkait berapa yang sudah dikerjakan dan berapa lama yang telah dikerjakan.
Diskusi taktis dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana seperti ini akan menggambarkan kinerja yang dicapai di lapangan.
Menteri Pertanian yang juga Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (IKA UNHAS) memang bertindak sangat taktis.
Di manapun dan kapanpun, tak perlu di hotel yang telah diskedulkan, dalam ruang tunggupun rapat bisa dilaksanakan.
“Yang penting hasilnya tercapai, urusan tempat itu hanya asesoris,” kata Mentan dalam nada canda pada beberapa momen yang sama.
Pada rapat ini Mentan Amran merekomendasikan agar Kepala Dinas menandatangani kontrak berdasarkan kesiapan sarana pengusaha.
Misalkan yang punya 50 excavator, diberikan kontrak sesuai lahan yang dapat dikelola.
“Dengan kapasitas 1 Hektar perhari per excavator, maka berikan mereka kontrak 4.500 hektar dalam waktu 90 hari kerja,” kata Mentan AAS.
Dalam pantauan tim Kabarika, peserta yang sebahagian besar berdiri karena keterbatasan kursi tetap serius mendengarkan arahan-arahan Mentan AAS
Agenda di Merauke sendiri adalah memantau progress optimalisasi lahan (oplah) dengan target 40.000 Ha.
Dari 40.000 Ha ini diharapkan menghasilkan 200 ribu ton Gabah Kering Giling (GKG) dengan hasil beras dapat mencapai 116 ribu ton
Untuk mengantisipasi ini Mentan menyarankan kepada Bulog Merauke agar menambah kapasitas gudang sebesar 20 ribu ton lagi.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman sedang merealisasi berbagai program yang dicanangkan untuk mengatasi dampak Elnino dan kekeringan.
Program tersebut antara lain pompanisasi, perluasan areal tanam (PAT), cetak sawah, maksimalisasi alsintan, penambahan kuota pupuk dan perbaikan regulasi.
Program-program tersebut diproyeksikan untuk meraih kembali swasembada yang pernah dicapai (2017, 2019 dan 2020) serta visi menjadi lumbung pangan dunia.