Kali Kedua Pasca Pilpres, Terbuktinya Ucapan….

(Catatan Ringan di Sela Kunjungan Kerja Menteri Pertanian RI)

Berita, Opini1295 Dilihat

Ahmad Musa Said
Pengurus Pusat Ikatan Alumni (IKA) Unhas

Foto: Dok. pribadi

 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

SELEPAS memberikan sambutan pada acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (IKA Unhas), Sabtu, 29 Juni 2024, Andi Amran Sulaiman (AAS) dijadwalkan berangkat ke Jogjakarta pada pukul 11.00 WIB. Namun sebelumnya AAS mampir ke resepsi pernikahan Adityo dengan Aisyah, wanita pilihannya. Adityo sendiri merupakan keponakan Presiden RI Joko Widodo dari adiknya, Idawati.

Di pesta itu AAS menemani Presiden bersantap di meja khusus. Di meja makan Presiden Joko Widodo bertanya kabar, bagaimana pompanisasi. Mentan lalu diajak untuk kunjungan melihat pompanisasi dan dipersilakan memilih, mau Aceh atau daerah mana.

Kunjungan ke Sumba dibatalkan, 4-5 Juli 2024 dipilih sebagai jadwal kunjungan. Agar sinkron dengan jadwal peninjauan persiapan lahan oplah di Merauke pada 8 Juli, Mentan bermohon agar kunjungan diarahkan ke Sulawesi Selatan (Sulsel).

Meski sebelumnya sempat beredar kabar Presiden Jokowi batal ke Sulsel, namun akhirnya deal, Sulsel tetap prioritas kunjungan.

Kunjungan pertama Presiden Joko Widodo ke Sulsel hari Kamis (4/07/2024) itu ke kampung halaman Mentan AAS, Kabupaten Bone, di sana ada lahan pompanisasi. Kemudian lanjut ke Sinjai dan menginap di Bira, Bulukumba.

Esok paginya bergegas ke Bantaeng, tepatnya di Desa Layoa, Kecamatan Gantarankeke. Di sana ada sawah dengan medan yang susah. Kala musim hujan usai, sawahnya yang dipenuhi batu gunung besar akan kerontang. Jarak sungai sekitar 300 meter dari sawah terdekat dengan elevasi sekitar 20 meter. Tak mudah menaikkan air dengan jarak dan elevasi demikian menggunakan pompa 6 inci.

Digunakan penampungan perantara, 50 meter dari sungai. Dari penampungan sementara ini ditarik dengan pompa 4 inci ke penampungan pinggir sawah, kemudian air dialirkan menuju saluran irigasi yang biasanya kering di luar musim penghujan.

Kondisi lahan sawah di Desa Layoa, Kecamatan Gantarankeke, Kabupaten Bantaeng yang dipenuhi batu gunung berukuran besar. (Foto: Uca/kabarika)

Persiapan luar biasa, bahu membahu antara masyarakat, aparat desa, TNI, Polri terlebih pegawai Kementan yang merupakan pemilik hajatan. Taufik Ratule, penanggungjawab kunjungan wilayah Bantaeng kerja keras, berjibaku dengan seluruh tim.

Hujan turun, kerja tetap lanjut, dengan jas hujan dan sepatu bot, semua berjibaku, persiapan harus tuntas apapun kondisi cuacanya. Akhirnya, semua rampung sejam sebelum sirene pengawal presiden terdengar.

Presiden tiba, langsung turun menuju sungai, berjalan melihat jalur pipa. Mentan AAS menjelaskan tentang penampungan sementara, ceruk yang berisi air dari sungai yang dipompa.

Presiden Jokowi menghirup aroma air yang keluar dari pipa untuk memastikan karakter air sesuai dengan kebutuhan padi yang akan ditanam. Lanjut ke tempat pompa utama, Presiden Jokowi tampak berjalan sendiri ke tepi sungai, sepertinya ingin memastikan debit air apakah layak untuk dipompa atau tidak.

Urusan pompanisasi ini memang bukan hanya sekadar urusan pertanian. Badan Sungai ada di ranah Kementerian Pekerjaan Umum, Menteri Basuki tentu juga memberikan pertimbangan ke Presiden agar semua berjalan dengan baik, swasembada pangan tercapai namun biota di sungai tidak habis punah.

Balik dari sungai, berjalan ke arah sawah, dengan jalanan menanjak yang cukup membuat napas tersengal-sengal bagi kami, bagi Jokowi tampak mudah. Tentu suplemen Presiden ketujuh ini sangat mumpuni dengan kawalan dokter kepresidenan.

Masyarakat di tepi jalan menyambut ramai, teriakan “Pak Presiden … Pak Presiden…” tak henti bergema. Memotret, memvideokan, baik cara swafoto maupun dari jarak jauh. Ya masyarakat Bantaeng begitu antusias menyambut kehadiran Presiden Jokowi yang mengawali bisnisnya sebagai pedagang meubel di Solo ini.

Tiba di sawah, berjalan di pematang, Presiden Jokowi didatangi petani yang sementara menanam padi. Disapanya petani, sesekali swafoto langsung dilakukan sendiri oleh Presiden Jokowi dengan menggunakan handphone petani yang memang khusus mereka bawa ke sawah karena kehadiran orang nomor satu di Indonesia ini.

Di pematang tersebut tampak Presiden Jokowi berkali-kali tertawa bersama Mentan AAS, entah apa yang mereka ceritakan, mungkin bercanda bahwa suatu saat negeri ini akan ekspor beras dan negara-negara lain akan tunduk karena khawatir pangan mereka tergantung pada kita.

Tawa lepas tersebut juga kami saksikan dari dokumentasi di Bone. Semoga itu berarti Presiden bahagia menyaksikan progres pompanisasi yang tentunya ikut membuat Mentan AAS juga ikut tertawa. Bahkan sebelum takeoff, Presiden Jokowi kembali mengajak Mentan untuk meninjau pompanisasi di Lampung, 11–12 Juli nanti.

Kunjungan presiden kali ini merupakan kunjungan kedua setelah pesta pemilihan presiden usai, juga merupakan kunjungan kerja kelima yang kami menyaksikan Mentan AAS mendampingi RI 1 setelah liburan idulfitri bulan April lalu.

Besarnya harapan akan keberhasilan pertanian mencapai swasembada pangan menyebabkan Presiden juga bersemangat mengunjungi areal pertanian. Tentunya ini menjadi penyemangat bagi Mentan AAS untuk tancap gas demi tercapainya target swasembada pangan.

Pikiran kami terbang ke saat hajatan Pilpres. Ketika ditanya oleh wartawan terkait keputusannya mengambil izin cuti dan menghadiri kampanye pasangan Prabowo – Gibran di GOR Sudiang, Jumat, 2 Februari 2024 lalu.

Kakak kandung mantan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman ini menyatakan, “Saya ingin pembangunan di Sulawesi Selatan berkesinambungan lima tahun ke depan. Dan caranya adalah memenangkan pemenang di Sulawesi Selatan, insya Allah pemenang akan memperhatikan Sulsel ke depan”.

“Kalau untuk diri saya, Alhamdulillah nikmat yang Allah berikan sudah terlalu banyak, saya sudah sangat bersyukur dengan kondisi saya sekarang. Tidak ada lagi hasrat dan ambisi untuk meraih keuntungan pribadi dari sebuah pilihan politik,” tandas Ketua Umum IKA Unhas ini.

“Pilihan saya hari ini semata-mata untuk masa depan Sulsel, kampung halaman saya, agar lebih diperhatikan pusat lima tahun ke depan,” lanjut owner PT Tiran Group ini.

Sebagai abdi negara, kami tentu harus netral dan tak berpihak dalam urusan politik. Namun melihat kenyataan hari ini, kunjungan Presiden RI ke Sulsel yang kedua kalinya dalam kurun waktu empat bulan setelah putranya terpilih jadi Wapres, ini dapat dimaknai sebagai bentuk perhatiannya pada daerah yang memenangkannya pada 14 Februari lalu. Dan ini juga sekaligus membuktikan ucapan Menteri kelahiran Bone ini, bahwa memenangkan pemenang dapat memajukan pembangunan sebuah wilayah.

Paling tidak dengan kunjungan tersebut, lebih banyak masukan langsung akan didengarkan Presiden dari masyarakat Sulsel yang dapat menjadi bahan pertimbangan untuk kebijakan pembangunan selanjutnya.

Ketajaman insting politik pria yang mengagumi Jusuf Kalla itu, juga terbukti ketika mengantarkan adiknya menjadi Wakil Gubernur Sulsel berpasangan dengan Nurdin Abdullah pada Pilgub yang lalu.

Kembali ke kunjungan Presiden, tak salah kemudian jika simbol kenegaraan ini disambut dengan antusias oleh seluruh masyarakat Sulsel khususnya Bone, Sinjai, Bulukumba, Bantaeng, dan Takalar.

Salah satu alumni Universitas Hasanuddin yang terkenal sangat sering melancarkan serangan ke Jokowi begitu antusias memposting video terbaru situasi penyambutan Presiden di Bulukumba ke Grup Whatsapp Alumni Unhas.

Namanya Musafir, dia begitu antusias menyambut kedatangan pria asal Solo tersebut, bahkan di status Whatsapp-nya dia menulis, “Saya pengkritik Jokowi, bukan pembenci Jokowi”. Salam Damai!!!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *