KABARIKA.ID, JAKARTA — Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Syamsul Anwar buka suara atas kritik terhadap Konsep Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) dimana para kritikus menilai bahwa pemaksaan kalender Hijriah yang seragam secara global bertentangan dengan prinsip ilmiah dan praktik rukyat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Syamsul Anwar menegaskan bahwa KHGT harus memenuhi dua syarat fundamental. Pertama, tidak boleh menunda suatu wilayah memasuki bulan baru jika sudah memenuhi syarat imkanu rukyat (5-8) di mana pun di permukaan bumi.

Kedua, tidak boleh memaksa suatu wilayah memasuki bulan baru jika belum terjadi konjungsi.

“Dengan demikian, kalender harus memastikan bahwa wilayah di ujung barat tidak dipaksa menunda masuk bulan baru hanya untuk menunggu wilayah di ujung timur, sementara hilal sudah terlihat di ufuk mereka.

Sebaliknya, kalender juga tidak boleh memaksa wilayah di ujung timur memasuki bulan baru jika konjungsi belum terjadi,” katanya di Jakarta, Jumat (19/7).

Dua syarat ini menurutnya begitu fundamental, apabila syarat-syaratnya tidak terpenuhi, maka KHGT tidak bisa diterapkan.

Terkait hilal yang masih di bawah ufuk, Syamsul menjelaskan prinsip “transfer imkan rukyat” dalam KHGT. Orang yang berada di sebelah barat, seperti Amerika Serikat, memiliki peluang lebih besar untuk melihat hilal pada hari pertama kemunculannya.

Sebaliknya, orang di wilayah ujung timur, seperti Selandia Baru, kurang beruntung dalam hal ini. Kondisi ini membutuhkan “transfer imkan rukyat”.

Transfer imkan rukyat berarti memindahkan hasil rukyat atau imkan rukyat dari satu tempat ke tempat lain yang belum mengalami rukyat atau imkan rukyat.

Syamsul menjelaskan bahwa transfer imkan rukyat ini sebenarnya sudah lama digunakan di Indonesia. Misalnya, jika hilal sudah terlihat di ujung barat Indonesia, tetapi masih di bawah ufuk di timur Indonesia, maka wilayah timur tetap ikut memasuki bulan baru.

Oleh karena itu, transfer imkan rukyat tidak menimbulkan masalah, justru menjadi solusi yang sudah terbukti efektif dalam menjaga keseragaman penentuan awal bulan Hijriah.

“Muhammadiyah menerima setiap kritik dengan terbuka, namun sebaiknya setiap kritikus menelaah terlebih dahulu konsepsi Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) yang telah disebar luas melalui berbagai media.

Dengan pemahaman yang komprehensif, kritik yang disampaikan akan lebih konstruktif dan berdasar,” jelasnya.