KABARIKA.ID, TAKALAR–Dosen dan mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin (Unhas) yang dipimpin Prof. Dr. Ir. Fachirah Ulfa, MP melaksanakan pengabdian kepada masyarakat bertajuk “Pendampingan Penerapan Teknologi Lipat Ganda (Proliga) Meningkatkan Produktivitas Cabai Petani”.
Kegiatan dalam rangka merealisasikan salah satu komponen Tri Dharma Perguruan Tinggi ini, dilaksanakan di Kelompok Tani Tunas Muda Desa Parangmata, Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar.
Ketua Tim, Prof. Dr. Ir. Fachirah Ulfa, MP kepada media ini Selasa (6/8/2024) malam menyampaikan, kegiatan yang diagendakan berlangsung mulai Juni 2024 dan direncanakan berakhir November 2024, terlaksana atas pendanaan Program Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi, Tahun Anggaran 2024 melalui LPPM Universitas Hasanuddin.
Menurut Prof Fachirah, tim yang dipimpinnya beranggotakan beberapa dosen dari berbagai bidang keahlian, yakni Prof. Dr. Ir. Elkawakib Syam’un, MP (Pertanian Organik), Dr. Ir. Novaty Eny Dungga, MP (Hortikultura/Sayuran) dan Dr. Ir. Asmiaty Sahur, MP (Bioteknologi). Juga dibantu mahasiswa Fakultas Pertanian UNHAS diantaranya Widya Ananda Kasim, Alimun, Wildan Akram, Ahmad Dzaky Mubarak dan Muh. Irfan.
Kegiatan yang telah dilaksanakan, ungkapnya, antara lain pada tanggal 30 Juli 2024 berupa penyuluhan dengan materi “Teknologi Produksi Proliga Maningkatkan Produksi Cabai” dan “Pentingnya Benih Cabai Bermutu Tinggi”.
Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua dan anggota Kelompok Tani Tunas Muda, serta Penyuluh Pertanian Wilayah Binaan Desa Parangmata Kecamatan Galesong Nur Asriani, SP, MP.
Masih di hari itu juga, sambung Prof. Fachirah, timnya menggelar kegiatan demonstrasi pembuatan Rumah Semai, serta pengolahan lahan pertamanan cabai.
Selanjutnya pada 4 Agustus 2024 kembali dilaksanakan kegiatan penyuluhan dengan materi “Teknik Membuat Benih Cabai Lokal Bermutu dan Produktivitas Tinggi”, dan juga praktek menyiapkan benih dari buah cabai lokal, serta pemasangan mulsa plastik hitam perak di bedengan.
Masalah utama sebagai dasar melaksanakan kegiatan tersebut, jelas guru besar yang juga alumni SMA Negeri 1 Makassar ini, kurangnya pengetahuan petani terkait teknik pertanian modern seperti penggunaan pupuk organik, pengendalian hama dan penyakit secara efektif.
Selain itu pula, karena terbatasnya akses petani terhadap teknologi dan informasi pertanian yang inovatif dan terbaru.
Untuk mencari solusi dalam upaya mengatasi permasalahan tersebut, terang Prof. Fachirah, tim yang dipimpinnya melakukan pelatihan dan pendampingan teknis secara intensif kepada petani tentang penggunaan teknologi pertanian modern, dalam hal ini menerapkan teknologi program lipat ganda (Proliga) yang merupakan program yang diluncurkan oleh Kementerian Pertanian RI melalui Badan Litbang Pertanian.
Dijelaskannya lagi, paket teknologi yang diintroduksi yakni, (1) Sistem persemaian sehat, (2) Penggunaan varietas unggul yang adaptif, (3) Peningkatan populasi tanaman sampai 30.000 tanaman/ha, (4) Pelaksanaan pengelolaan hara, tanah dan air, (5) Pengendalian biochar, pupuk organik, zat pengatur tumbuh dan pestisida nabati dari bahan lokal kelompok tani.
“Tujuan kegiatan pengabdian ini secara langsung berfokus untuk memberikan manfaat kepada masyarakat, khususnya anggota Kelompok Tani Tunas Muda di Desa Parangmata, Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar melalui pendampingan teknis,” bebernya.
Selain itu pula, tambah Prof. Fachirah, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat petani. Juga memperkuat hubungan antara perguruan tinggi dengan masyarakat, menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan berkelanjutan dalam pembangunan lokal.
“Metode yang digunalan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan dan pelatihan pembuatan persemaian serta penanaman cabai di pekarangan. Kelompok tani diajarkan cara menyiapkan bibit sehat dengan naungan atap plastil UV. Selain itu pula, diajarkan pembuatan pupuk, zat pengatur tumbuh dan pestisida nabati, serta biochar,” tandasnya. (*)